The Kovenant: Ketika Nostalgia Metal Mengguncang Panggung Lagi
Bayangkan, kamu lagi asik scroll TikTok, tiba-tiba muncul video klip jadul band metal yang bikin kamu langsung inget masa-masa sekolah dulu. Nah, itulah yang terjadi ketika The Kovenant, band industrial metal asal Norwegia, kembali menggebrak panggung. Mereka bukan cuma sekadar reuni, tapi juga bukti kalau musik yang bagus itu gak pernah lekang oleh waktu, meskipun tren TikTok selalu berganti.
Band ini kembali tampil di Eindhoven Metal Meeting pada Desember 2024, lengkap dengan formasi original yang bikin para penggemar nggak bisa tidur. Nagash, Hellhammer, Sverd, Astennu, dan Sarah Jezebel Deva, semuanya kembali menyatu untuk membawakan album legendaris mereka, "Nexus Polaris". Album yang bikin kuping berdengung ini, dulu berhasil meraih penghargaan bergengsi Spellemannsprisen, yang setara dengan Grammy di Norwegia.
Reuni: Lebih Sekadar Nostalgia?
The Kovenant bukan cuma manggung di satu tempat. Mereka juga sudah menjajal panggung di 70000 Tons Of Metal cruise dan siap mengguncang Karmøygeddon Metal Festival di Norwegia. Mereka membawakan lagu-lagu dari "Nexus Polaris" dan "Animatronic", serta lagu-lagu klasik dari album debut mereka, "In Times Before The Light." Kebayang nggak sih gimana serunya konser mereka?
Perlu dicatat, band ini harus menghadapi tantangan karena absennya Psy Coma, salah satu pendiri, karena masalah kesehatan. Untungnya, Knut Magne Valle dari Arcturus, band legendaris lainnya, siap mengisi kekosongan tersebut. Jadi, para penggemar nggak perlu khawatir karena musik The Kovenant akan tetap membara.
Perjalanan Panjang: Dari Black Metal ke Industrial Metal
Awalnya, The Kovenant dibentuk pada tahun 1993 dengan nama Covenant oleh Nagash dan Blackheart. Mereka memulai debutnya dengan "In Times Before The Light" pada tahun 1997. Setahun kemudian, mereka bergabung dengan Nuclear Blast, sebuah perusahaan rekaman asal Jerman, dan merekrut empat anggota lain. Inilah awal mula keajaiban terjadi.
Dengan formasi baru, The Kovenant merilis "Nexus Polaris," yang sukses besar dan dinilai sebagai karya terbaik mereka. Sayangnya, mereka harus mengubah nama menjadi The Kovenant pada tahun 1999 karena perselisihan dengan band elektronik Swedia yang juga bernama Covenant. Perubahan nama ini juga menandai pergeseran musik mereka ke arah industrial metal.
Nexus Polaris: Album yang Melegenda
Album "Nexus Polaris" mereka begitu melegenda. Album tersebut tidak hanya menjual jutaan kopi, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak band metal lainnya. Album tersebut bahkan dirilis ulang pada tahun 2002, dengan bonus trek dari album "Animatronic." Keren, kan?
Awalnya, The Kovenant punya gaya yang mirip dengan Dimmu Borgir. Bahkan, Nagash pernah jadi bagian dari band itu dan bersahabat dengan Shagrath. Di album "Nexus Polaris," mereka mengembangkan suara industrial yang kuat dengan sentuhan symphonic black metal yang khas.
Pertunjukan mereka di Eindhoven Metal Meeting bisa kamu nikmati di YouTube. Cek saja video mereka membawakan "Chariots Of Thunder." Dijamin, kamu akan langsung ikut bernyanyi.
The Kovenant membuktikan bahwa musik metal, se-keras apapun, tetap punya tempat di hati para penggemar. Kehadiran mereka kembali menjadi bukti bahwa musik yang bagus itu abadi, seperti cinta pertama.
Semoga, para penikmat musik metal tetap setia mengikuti perkembangan band-band seperti The Kovenant. Mereka adalah pengingat bahwa musik adalah bahasa universal yang bisa menyatukan kita, bahkan setelah bertahun-tahun berlalu.
