Dark Mode Light Mode
Patrick Wolf Ungkap Single 'Limbo' dan Kembalinya yang "Berorientasi Masa Depan"
Yasuke Melakukan “Kejahatan terhadap Hobi Parkour” di Assassin’s Creed Shadows, Kata Pakar Bahasa Indonesia
Diskon Harian Amazon: Beats Studio Buds Plus Murah Gila!

Yasuke Melakukan “Kejahatan terhadap Hobi Parkour” di Assassin’s Creed Shadows, Kata Pakar Bahasa Indonesia

Mainkan skor, siap-siap: Assassin's Creed Shadows yang baru datang, dan kali ini, sedikit berbeda. Kita bicara tentang hate crime ke parkour? Jangan salah dengar, game ini sedang jadi bahan perbincangan, khususnya karena detail gerakan yang mungkin… kurang realistis. Penasaran? Mari kita bedah lebih lanjut sambil tetap santai.

Sebagai pemanasan, mari kita tarik nafas dan pahami dulu apa itu Assassin's Creed. Bagi yang baru, seri ini sudah seperti comfort food buat para gamer, dengan sejarah panjang menyajikan petualangan penuh aksi, intrik, dan sejarah alternatif. Kita bicara tentang pembunuh bayaran, konspirasi global, dan tentu saja, adegan parkour yang epik.

Nah, Shadows sendiri bakal membawa kita ke Jepang feodal. Di sana, kita akan bermain sebagai dua karakter: Yasuke, seorang samurai Afrika yang perkasa, dan Naoe, seorang ninja yang lincah. Kedua karakter ini menjanjikan pengalaman bermain yang beragam, dengan gaya bertarung dan pendekatan yang berbeda.

Game ini memang sudah ditunggu-tunggu, dan berbagai aspeknya menarik perhatian. Mulai dari setting yang eksotis, gameplay baru, hingga visual yang memanjakan mata. Tapi, ada satu hal yang membuat para penggemar parkour, dan bahkan para pemain, menggelengkan kepala. Apakah itu?

Ternyata, detail gerakan parkour Yasuke mendapat kritik pedas dari para ahli. Menurut mereka, beberapa gerakan yang ditampilkan dalam trailer dan gameplay terasa kurang realistis, bahkan dianggap sebagai hate crime bagi dunia parkour. Kok bisa, sih?

Sumbernya adalah para atlet parkour profesional yang memberikan "pendapat ahli" mereka. Mereka menyoroti beberapa gerakan yang dianggap "salah kaprah" atau bahkan berbahaya jika dilakukan di dunia nyata. Tujuannya adalah untuk menjaga keaslian gerakan parkour dan menghindari miskonsepsi tentang olahraga ini.

Mari kita gali lebih dalam tentang permasalahan hate crime parkour yang menjadi sorotan utama. Benj dan Toby, dua atlet parkour profesional dari Storror, yang mengupas tuntas kontroversi dalam game Assassin's Creed Shadows. Mereka mengomentari gerakan Yasuke yang menggunakan lutut saat memanjat.

Parkour di Assassin's Creed: Antara Realitas dan Fantasi

Salah satu sorotan utama adalah penggunaan lutut Yasuke saat memanjat. Menurut para ahli parkour, gerakan ini tidak hanya tidak efisien, tapi juga berpotensi merusak sendi. Mereka menekankan bahwa parkour yang baik harus mengutamakan teknik yang benar dan aman. Bayangkan saja, lutut dijadikan tumpuan utama!

Kemudian, ada juga gerakan yang menggunakan siku untuk memanjat. Mirip dengan penggunaan lutut, penggunaan siku juga dianggap buruk untuk kesehatan sendi. Mereka menekankan bahwa gerakan semacam ini tidak lazim dalam parkour yang sesungguhnya dan hanya ada di film-film laga. Kita harus akui, memang banyak adegan yang dibuat-buat demi estetika.

Lalu, bagaimana dengan leap of faith yang ikonik? Ternyata, tidak sepenuhnya fiktif! Para ahli setuju bahwa lompatan dari ketinggian tertentu, misalnya dari atap tujuh lantai, masih mungkin dilakukan. Tapi, tentu saja dengan persiapan dan keamanan yang ketat, termasuk tumpukan jerami di bawah.

Namun, lompatan dari puluhan lantai, seperti yang sering ditampilkan dalam game, adalah hal yang hampir mustahil. Ya, rasanya seperti melompat ke dalam kubangan masalah. Meski begitu, leap of faith tetap menjadi ikon yang sangat menarik. Di dunia nyata, kita harus tetap lebih berhati-hati.

Fitur Menarik dan Tanggal Rilis yang Dinanti

Terlepas dari kontroversi parkour, Assassin's Creed Shadows punya banyak hal menarik. Game ini akan dirilis pada 20 Maret di PC, PS5, dan Xbox Series X|S. Menariknya lagi, pelanggan Game Pass Ultimate akan bisa melakukan streaming game ini jika mereka membelinya.

Selain itu, Ubisoft juga mengonfirmasi bahwa Shadows akan mendukung Steam Deck, jadi gamer bisa bermain di mana saja. PS5 Pro juga akan mendapatkan ray tracing mode ekstra mewah, menjanjikan visual yang lebih memukau. Kabar baik buat kamu yang sudah nabung buat beli konsol baru!

Campaign utama diklaim akan memakan waktu 30-40 jam untuk diselesaikan. Tapi, jika ditambahkan side quest dan aktivitas lain, waktu bermain bisa berlipat ganda. Siapkan stok camilan dan semangat, ya! Perlu diingat bahwa detail ini bisa berubah seiring waktu.

Tips & Trik: Memaksimalkan Pengalaman Bermain

Sebagai penutup, meski ada kekurangan di sektor gerakan parkour (yang sepertinya diperbaiki, ya?), Shadows tetap menjadi game yang patut dinanti. Mari kita tunggu saja rilisnya dan rasakan langsung petualangan di Jepang feodal.

Jadi, apa yang bisa kita pelajari? Jangan terlalu terpaku pada detail teknis, nikmati saja alur cerita dan eksplorasi dunia yang disajikan. Kita semua tahu, game itu ada untuk dinikmati, bukan untuk dihakimi secara ketat. Pada akhirnya, keseimbangan antara realisme dan fantasi adalah kunci untuk menikmati pengalaman bermain yang seru dan tak terlupakan!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Patrick Wolf Ungkap Single 'Limbo' dan Kembalinya yang "Berorientasi Masa Depan"

Next Post

Diskon Harian Amazon: Beats Studio Buds Plus Murah Gila!