Thom Yorke: Antara Eksperimen dan Ketidakpedulian (yang Memesona)
Siapa yang menyangka kalau seorang frontman band yang musiknya sering dianggap terlalu "berat" bisa jadi se-santai ini? Thom Yorke, sang ikon Radiohead, baru-baru ini merilis versi live dari kolaborasinya dengan Mark Pritchard, "Back In The Game," yang direkam di Sydney. Tapi bukan cuma lagunya yang menarik perhatian, melainkan juga sikapnya yang… ah, sudahlah.
Radiohead: Bubar Jalan atau Cuma Lagi Sibuk?
Beberapa waktu lalu, Yorke sempat membuat geger dunia maya dengan pernyataan yang cukup… blak-blakan. Ketika ditanya tentang kemungkinan Radiohead kembali manggung, jawabannya singkat, padat, dan jelas: "I don't really give a flying fuck." Wow. Tentu saja, pernyataan ini langsung memicu berbagai reaksi, mulai dari penggemar yang patah hati hingga mereka yang justru merasa lega.
"Back In The Game" sendiri, yang dirilis di bawah label WARP Records, sebenarnya sudah diperdengarkan Yorke dalam tur solonya di Asia, Australia, dan Selandia Baru pada akhir 2024. Ini bukan kolaborasi pertama Yorke dengan produser elektronik Pritchard, sebelumnya mereka pernah bekerja sama dalam lagu "Beautiful People" di tahun 2016.
Penampilan live di Sydney Opera House, yang kini bisa kamu saksikan di YouTube, menampilkan Pritchard yang ikut mengiringi Yorke dengan synthesizer. Efek visual lampu yang memukau seolah menegaskan bahwa kedua musisi ini memang sedang berada di level yang berbeda.
The Smile: Ketika Eksperimen Lebih Penting dari Nostalgia
Bagi kamu yang kangen dengan suara Yorke tapi mungkin sudah bosan menunggu Radiohead, ada The Smile. Band yang ia bentuk bersama Jonny Greenwood dan Tom Skinner ini baru saja merilis album "Cutouts," yang mendapat sambutan cukup baik dari para kritikus. NME bahkan memberikan nilai empat bintang untuk album ini.
The Smile tampaknya lebih fokus pada eksperimen musik tanpa terbebani oleh back catalogue Radiohead yang menggunung. Bisa dibilang, mereka sedang asyik-asyikannya bermain dengan berbagai sound dan menciptakan sesuatu yang baru. Ada kesan seolah mereka ingin membuktikan bahwa mereka bisa lebih bebas tanpa harus terikat pada ekspektasi para penggemar.
Thom Yorke: Udah Kaya, Mau Ngapain Juga Terserah
Kembali ke pernyataan Yorke tentang Radiohead yang "tidak peduli". Mungkin kamu berpikir, "Enak ya, udah kaya, mau ngapain juga terserah." Well, mungkin itu memang sebagian alasannya. Setelah bertahun-tahun berkarya dan menghasilkan karya-karya legendaris, Yorke dan kawan-kawan (mungkin) merasa sudah saatnya mereka melakukan apa yang mereka inginkan, tanpa harus merasa bersalah atau terbebani.
"No offence to anyone and err, thanks for caring," lanjut Yorke. "But I think we’ve earned the right to do what makes sense to us without having to explain ourselves or be answerable to anyone else’s historical idea of what we should be doing." Kurang lebih, seperti itulah sudut pandang Yorke.
Masa Depan Radiohead: Masih Misteri
Lalu, bagaimana dengan masa depan Radiohead? Jangan terlalu berharap banyak, guys. Meski Colin Greenwood sempat menyebut ada reunion rehearsal di musim panas lalu, Jonny Greenwood mengatakan tak ada rencana apa pun terkait Radiohead di tahun 2025. Mereka, sepertinya, sedang fokus pada proyek-proyek pribadi masing-masing.
Jadi, sambil menunggu kabar baik (atau tidak sama sekali) dari Radiohead, nikmatilah karya-karya terbaru Thom Yorke, baik itu kolaborasinya dengan Mark Pritchard, ataupun album-album The Smile. Atau, ya, silakan terus berharap. Tapi, jangan terlalu berharap, ya, biar nggak sakit hati kalau akhirnya… yah, sudahlah.