Dark Mode Light Mode

Tak Cukup Pil, Lupin Rambah Masa Depan dengan Terapi Digital

Era digital merombak banyak hal, termasuk cara kita menjaga kesehatan jantung. Dulu mungkin kita hanya kenal obat dan rumah sakit, tapi kini, teknologi menawarkan pendekatan baru yang lebih personal dan proaktif. Bayangkan punya ‘asisten' kesehatan digital yang memantau kondisi jantungmu 24/7, langsung dari smartphone. Kedengarannya seperti film fiksi ilmiah? Ternyata tidak, ini adalah realita yang sedang dibangun oleh perusahaan farmasi besar seperti Lupin melalui divisi digital health mereka.

Lupin, nama yang mungkin sudah akrab di telinga sebagai raksasa farmasi, kini tak hanya fokus pada produksi obat-obatan konvensional. Mereka secara agresif merambah dunia digital therapeutics atau terapi digital, sebuah langkah strategis menjawab kebutuhan zaman. Fokus utama mereka saat ini adalah pada cardiac care atau perawatan jantung, area yang krusial mengingat tingginya prevalensi penyakit jantung di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia tentunya.

Inisiatif ini diwujudkan melalui Lupin Digital Health, yang diluncurkan pada tahun fiskal 2023. Platform andalan mereka, Lyfe, dirancang bukan hanya sebagai aplikasi biasa, melainkan sebagai ekosistem kesehatan digital yang komprehensif. Platform ini menjadi jawaban atas tantangan perawatan pasien jantung pasca-operasi dan juga sebagai langkah preventif bagi mereka yang berisiko tinggi.

Secara teknis, Lyfe terdiri dari beberapa komponen kunci. Ada aplikasi yang didedikasikan untuk memantau tanda-tanda vital pasien secara real-time, melacak aktivitas fisik, dan memantau pencapaian target klinis mereka. Selain itu, ada juga aplikasi lain yang berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara pasien, dokter, dan perawat atau pendamping kesehatan, memastikan semua pihak terhubung dan up-to-date.

Penting untuk dicatat bahwa platform ini bukanlah produk bebas yang bisa diunduh dan digunakan sembarangan oleh siapa saja. Sidharth Srinivasan, CEO Lupin Digital Health, menegaskan bahwa Lyfe adalah produk berbasis resep. Artinya, penggunaannya harus melalui rekomendasi atau resep dari dokter atau rumah sakit. Pasien kemudian memiliki pilihan untuk menerima atau menolak program yang ditawarkan ini.

Pendekatan ini memastikan bahwa intervensi digital yang diberikan tetap berada dalam koridor medis yang aman dan terarah. Tujuannya jelas, yaitu memberikan perawatan one-to-one yang terpersonalisasi bagi pasien dengan penyakit kardio-metabolik. Jadi, ini bukan sekadar aplikasi kebugaran biasa, melainkan alat bantu medis digital yang serius.

Awalnya, fokus utama Lyfe adalah pada program rehabilitasi jantung pasca-operasi, membantu pasien pulih dan mencegah kemungkinan rawat inap kembali. Namun, seiring perkembangannya, Lupin Digital Health memperluas jangkauannya. Kini mereka juga menawarkan program pencegahan yang ditujukan bagi individu yang memiliki risiko tinggi terkena penyakit jantung, sebuah langkah proaktif yang sangat dibutuhkan.

Pertumbuhan Eksponensial Platform Kesehatan Jantung Lyfe

Saat ini, platform Lupin Digital Health, termasuk program unggulan Lyfe dan program pencegahan lainnya, telah melayani sekitar 10.000 pasien. Angka ini mungkin terdengar belum terlalu masif, namun pertumbuhan basis penggunanya sangatlah signifikan. Dalam kuartal terakhir saja, mereka mencatat pertumbuhan month-on-month (bulanan) setidaknya 30-40%, sebuah indikasi kuat bahwa solusi ini diterima baik oleh pasar.

Ambisi Lupin Digital Health pun tidak main-main. Pada akhir tahun ini, mereka menargetkan setidaknya 50.000 pasien khusus untuk program Lyfe saja. Secara keseluruhan, di bawah payung Lupin Digital Health, mereka berharap dapat menjangkau antara 200.000 hingga 300.000 pasien. Ini menunjukkan keyakinan besar pada potensi digital therapeutics dalam mengubah lanskap perawatan kesehatan jantung.

Ketika Farmasi Bertemu Medtech: Tren Baru Industri Kesehatan

Langkah Lupin memasuki ranah medtech atau teknologi medis melalui platform kesehatan digital ini bukanlah sebuah anomali. Platform Lyfe sendiri merupakan produk medtech yang telah disetujui oleh regulator. Ini menyoroti pergeseran paradigma dalam perawatan pasien di India (dan berpotensi di negara lain), di mana solusi kesehatan tidak lagi terbatas pada obat dan kunjungan rumah sakit.

Terapi digital, yang semakin banyak memanfaatkan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) dan dikurasi secara personal untuk pasien, kini menjadi tren yang berkembang pesat. Laporan dari EY mendukung fenomena ini, memproyeksikan bahwa industri medtech akan tumbuh lebih cepat (CAGR 20.1% periode 2020-2030) dibandingkan industri farmasi (CAGR 12.3% pada periode yang sama). Tak heran jika perusahaan farmasi terkemuka mulai melirik diversifikasi ke medtech, menangkap peluang di persimpangan antara farmasi dan teknologi medis. Lupin bukanlah satu-satunya pemain; Cipla pada 2019 bermitra dengan Wellthy Therapeutics untuk solusi digital therapeutics di bidang diabetologi dan kardiologi, sementara Dr. Reddy's juga mengembangkan portofolio serupa dengan produk wearable untuk migrain dan aplikasi untuk irritable bowel syndrome.

Kolaborasi Strategis: Merangkul Rumah Sakit dan Asuransi

Untuk memperluas jangkauannya, Lupin Digital Health menjalin kemitraan strategis dengan berbagai pihak. Mereka secara aktif menggandeng rumah sakit-rumah sakit besar dan jaringan rumah sakit ternama. Saat ini, mereka telah bermitra dengan sekitar 40-50 rumah sakit di seluruh negeri dan berencana menambah 40-50 kemitraan lagi dalam beberapa bulan ke depan. Kemitraan dengan rumah sakit yang lebih besar ini diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan, baik dari sisi cakupan maupun skala.

Selain rumah sakit, pihak asuransi juga menunjukkan minat yang besar terhadap platform Lyfe, baik untuk program rehabilitasi maupun pencegahan. Logikanya sederhana: kepentingan perusahaan asuransi selaras dengan kesehatan jangka panjang pemegang polis. Jika pasien lebih sehat dan terhindar dari rawat inap berulang atau komplikasi penyakit jantung, klaim asuransi pun bisa ditekan. Ini adalah situasi win-win yang menarik. Beberapa perusahaan asuransi bahkan sedang mengembangkan paket perawatan jantung khusus yang dapat mengintegrasikan platform Lyfe. Lupin telah berhasil menggandeng lima perusahaan asuransi teratas di India.

Inovasi Berbasis AI dan Model Bisnis Masa Depan

Menatap ke depan, Lupin Digital Health tidak berhenti berinovasi. Mereka berencana meluncurkan produk pencegahan risiko jantung yang sepenuhnya berbasis AI. Produk ini dirancang khusus untuk segmen individu berisiko tinggi yang mungkin tidak punya banyak waktu untuk berinteraksi intensif dengan coach atau tenaga kesehatan, seperti para profesional kantoran yang sibuk. Harapannya, ini bisa menjadi solusi berbasis aplikasi murni, di mana semua intervensi didorong oleh teknologi, dapat diakses kapan saja dan di mana saja.

Ada juga rencana untuk meluncurkan produk pencegahan berbasis AI ini sebagai penawaran Direct-to-Consumer (D2C) dalam waktu dekat, yang berpotensi memperluas aksesibilitasnya. Menariknya, pertumbuhan pendapatan anak perusahaan ini dilaporkan lebih cepat daripada pertumbuhan basis pasiennya. Hal ini disebabkan oleh pergeseran perilaku konsumen yang cenderung memilih paket berlangganan jangka panjang (misalnya, tahunan) dibandingkan paket awal (bulanan atau tiga bulanan), sehingga average selling price (ASP) meningkat. Program rehabilitasi unggulannya sendiri dibanderol antara ₹12,500 hingga ₹18,000 (sekitar Rp 2,3 juta – Rp 3,3 juta) untuk sesi intensif tiga bulan dan tindak lanjut sembilan bulan, tergantung pada perangkat atau layanan yang dipilih.

Pada akhirnya, langkah berani Lupin dan pemain lainnya di ranah digital therapeutics menandakan babak baru dalam dunia kesehatan. Integrasi antara keahlian farmasi, teknologi medtech, dan kekuatan data real-time membuka jalan bagi perawatan yang lebih personal, prediktif, dan preventif. Bagi kita sebagai pasien atau calon pasien, ini berarti harapan akan solusi kesehatan yang lebih cerdas, mudah diakses, dan mungkin, lebih efektif dalam menjaga aset terpenting kita: kesehatan jantung. Masa depan healthcare tampaknya ada di genggaman smartphone kita.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Tier List Street Fighter 6 Ala Blaz (15) Pasca Nyaris Juarai Capcom Cup XI

Next Post

Autopsi Sebut Infeksi Paru Sebab Kematian Jurnalis Palu, Keluarga Ungkap Kejanggalan