Kamu pasti pernah denger dong, kalau orang bilang, “Jangan dekat-dekat Aries, bahaya!” Hmm, apakah bener segitu menakutkannya? Di satu sisi, Aries memang dikenal sebagai zodiak yang penuh semangat, ambisius, dan berani mati. Tapi di sisi lain, banyak yang justru memberikan label “red flag” ke mereka. Katanya, mereka itu emosional, impulsif, dan—ini nih yang sering dikeluhkan—keras kepala banget! Jadi, sebenernya Aries ini pelaku drama atau justru korban dari reputasi mereka sendiri?
Salah satu hal yang paling mencolok dari Aries adalah kemampuan mereka buat langsung nyamber masalah tanpa ragu. Ibaratnya, kalau ada situasi genting, Aries tuh tipe yang langsung maju ke garis depan, nggak pake basa-basi. Masalahnya, mereka suka lupa bawa tameng. Alhasil, masalah kecil yang seharusnya bisa diselesaikan dengan segelas kopi susu, malah jadi seperti adegan pertempuran dalam film kolosal. Jadi, mungkin ini yang bikin orang bilang Aries adalah “red flag”. Padahal, aslinya mereka cuma pengen suaranya didengar, bukan bikin chaos.
Coba deh, pikirin. Aries itu kayak mesin jet—cepet panas, cepet maju, tapi kadang-kadang nggak sempet mikir dulu. Mereka reaktif, nggak suka nunda, tapi justru di situ letak masalahnya. Alih-alih ngobrol santai buat menyelesaikan konflik, mereka malah langsung angkat senjata dan pasang sikap defensif. Hasilnya? Situasi yang seharusnya bisa diselesaikan dengan “oke, ayo kita bicara baik-baik,” malah jadi ajang duel ala gladiator. Apakah ini yang bikin mereka disebut red flag? Ya, mungkin. Tapi apakah mereka melakukannya dengan niat buruk? Oh, jelas nggak!
Sebenernya, Aries itu juga punya sisi rapuh yang nggak semua orang tau. Meski terlihat kuat dan berapi-api, di dalam hati mereka sering banget ngerasa insecure. Aries pengen dipahami, pengen diakui, tapi sayangnya, cara mereka ngomong yang terlalu blak-blakan kadang bikin orang salah paham. Jadilah, Aries sering dicap sebagai troublemaker, padahal mereka juga bisa jadi korban. Kalau sudah begini, yang kena dampaknya ya mereka sendiri, merasa nggak didengerin dan ujung-ujungnya makin defensif. Jadi nggak heran, Aries suka merasa jadi “penjahat” dalam setiap konflik, meski sebenarnya mereka cuma lagi overwhelmed.
Kalau bicara tentang keras kepala, Aries sih jagonya. Mereka tuh kalau udah punya pendapat, beuh, susah banget buat digoyahkan. Ini bisa jadi kekuatan kalau dipakai buat menghadapi tantangan besar. Tapi kalau diterapkan dalam situasi yang butuh kompromi? Well, good luck! Aries cenderung ngotot dengan pandangannya, bahkan ketika tahu mereka salah. Jadi kalau kamu berhadapan dengan Aries dalam debat, siap-siap aja, mereka nggak bakal mundur meski hanya untuk menghindari konflik yang lebih besar.
Tapi, jangan salah paham dulu. Aries nggak selalu jadi “si pelaku” dalam setiap drama. Banyak juga kasus di mana mereka adalah korban dari emosinya sendiri. Sering kali setelah mereka meluapkan amarahnya, Aries akan merasa bersalah atau menyesal. Mereka tahu kalau cara mereka bereaksi kadang too much, tapi gimana lagi, Aries emang punya masalah dengan tombol pause. Dalam situasi kayak gini, mereka bukan penjahat, cuma orang yang belum bisa mengendalikan emosinya dengan baik.
Linda Goodman, seorang astrolog terkenal, dalam bukunya Sun Signs pernah bilang kalau Aries itu dikendalikan oleh elemen api. Itu sebabnya mereka cenderung cepat bereaksi, kadang sebelum sempat berpikir panjang. Goodman menekankan, bukan berarti Aries itu jahat atau berbahaya. Mereka cuma harus belajar mengelola emosi mereka biar nggak selalu jatuh ke dalam drama yang nggak perlu. Jadi, kalau kamu punya teman Aries, jangan buru-buru nge-judge mereka sebagai “toxic person.” Bantu mereka belajar, beri ruang untuk berpikir, dan mereka akan jadi teman yang loyal dan penuh perhatian.
Jadi, balik lagi ke pertanyaan awal: Aries ini pelaku atau korban? Jawabannya, both. Mereka memang emosional dan impulsif, tapi itu bukan berarti mereka selalu jadi sumber masalah. Aries sering kali jadi korban dari sistem emosinya sendiri, yang belum sempurna terkalibrasi. Yang mereka butuhkan adalah waktu dan ruang untuk belajar bagaimana mengekspresikan diri tanpa harus membawa drama ke dalam setiap konflik. Jadi, sebelum kamu buru-buru nge-labelin mereka, coba kasih mereka kesempatan buat cool down, ya!