Dark Mode Light Mode

Squid Game: Serial Korea Menjadi Juara Dunia Pemasaran Organik

Squid Game adalah bukti kekuatan pemasaran organik. Dengan konten sederhana namun emosional, serial ini menguasai dunia tanpa iklan mahal.

Squid Game adalah bukti nyata bahwa kadang strategi terbaik adalah tanpa strategi konvensional sama sekali. Di tahun 2021, serial ini berhasil mengguncang dunia tanpa billboard mencolok, tanpa iklan prime-time, dan tanpa influencer mahal. Tapi siapa sangka, hasilnya justru lebih gila daripada kampanye marketing miliaran dolar. Pertanyaannya: bagaimana sebuah serial Korea Selatan dengan anggaran produksi $21,4 juta bisa mencetak sejarah?

Viral Tanpa Iklan: Strategi Pemasaran Anti-Mainstream

Sejak debutnya, Squid Game seperti bom waktu yang meledak di mana-mana. Dalam waktu 91 hari, serial ini mencatat 265,2 juta penayangan di Netflix, menjadikannya serial paling banyak ditonton sepanjang masa. Bahkan, di TikTok saja, hashtag #SquidGame mencetak 11,1 miliar views.

Netflix tahu mereka punya “harta karun,” tapi alih-alih menggempur dunia dengan iklan, mereka membiarkan audiens yang bekerja. Melalui konten buatan pengguna (UGC), teori penggemar, dan meme lucu, Squid Game menyebar seperti virus. Mau enggak mau, orang jadi penasaran, ‘Apa sih Squid Game ini?’

Psikologi Simpel, Dampak Maksimal

Apa yang bikin Squid Game begitu menggigit? Konsep sederhananya bikin orang susah move on. Permainan seperti “Red Light, Green Light” dan “Tarik Tambang” adalah nostalgia masa kecil, tapi dengan twist brutal yang bikin jantung copot.

Kontras ini adalah golden formula. Penonton terpancing secara emosional dan merasa harus membicarakannya. Ditambah lagi, Squid Game dengan cerdas memanfaatkan dinamika fear of missing out (FOMO). Semua orang bahas ini, dan kalau kamu belum nonton, well, kamu bakal merasa ketinggalan kereta hype.

Partisipasi Penggemar: Mesin Pemasaran Tak Terbatas

Salah satu kekuatan Squid Game adalah penggemar yang jadi agen pemasaran sukarela. Orang-orang bikin konten TikTok, teori konspirasi di YouTube, sampai cosplay karakter. Bahkan, YouTuber besar seperti MrBeast menghabiskan $3,5 juta untuk mereplikasi Squid Game ke dunia nyata. Videonya meledak dengan 166 juta views dalam waktu singkat.

Konten seperti ini menciptakan efek bola salju. Semakin banyak orang membicarakan dan membuat konten tentang Squid Game, semakin besar dampaknya. Yang menarik, semua ini terjadi tanpa intervensi langsung dari Netflix.

Lebih dari Sekadar Hiburan

Squid Game bukan cuma fenomena streaming. Serial ini memengaruhi perilaku konsumen hingga budaya populer. Contohnya, penjualan sepatu slip-on putih Vans—yang dipakai pemain dalam serial—melonjak 7.800%. Gila, kan?

Belum lagi, minat belajar bahasa Korea meningkat drastis. Di Inggris, kenaikannya mencapai 76%, sementara di Amerika Serikat 40%. Squid Game telah membuktikan bahwa serial televisi bisa menjadi penggerak budaya global.

Pelajaran untuk Dunia Bisnis

Ada banyak hal yang bisa dipelajari dari Squid Game, terutama bagi pemasar atau pengusaha: autentisitas adalah kunci. Audiens modern lebih percaya pada cerita tulus dan konten organik dibandingkan kampanye korporasi yang terlalu dipoles.

Pendiri usaha dan pemasar bisa belajar bahwa koneksi emosional adalah aset terbesar. Alih-alih membuang anggaran untuk iklan mahal, fokuslah membangun hubungan nyata dengan audiens. Seperti Squid Game, biarkan cerita kamu menyebar secara alami.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Mark Zuckerberg Curhat di Podcast Joe Rogan: Apple Kehilangan Arah

Next Post

Harga Kredit Lebih Murah dari Cash?