Dark Mode Light Mode

Spanner Google Cloud Hadirkan Tier HDD, Pangkas Biaya Penyimpanan Dingin Hingga 80%

Mungkin kamu pernah bertanya-tanya, kenapa sih data lama di dunia digital kok harus disimpan terus? Nah, sekarang, Google Spanner punya solusi cerdas yang bikin dompet kita tetap aman dan performa data tetap ngebut, tanpa harus pusing mikirin migrasi data ala kadarnya. Bayangin, data yang dulu aktif banget, sekarang udah jadi kenangan manis, tapi tetap perlu disimpan buat laporan atau sekadar arsip.

Mari kita mulai dengan pondasi: Apa itu Google Spanner? Sebagai database SQL terdistribusi di Google Cloud, Spanner dirancang untuk menangani data berskala besar dengan konsistensi tinggi. Ini menjadi tulang punggung bagi banyak aplikasi yang butuh keandalan dan performa maksimal. Dulu, pilihan penyimpanan cuma satu, yaitu SSD (Solid State Drive), yang ibarat mobil balap, ngebut banget tapi juga lumayan mahal.

Nah, kenapa sih harga penyimpanan data bisa menjadi masalah? Seiring waktu, data kita makin banyak, kan? Dan sebagian besar dari data itu, meski penting, frekuensi aksesnya menurun. Data transaksi hari ini tentu lebih sering diakses daripada data transaksi setahun lalu. Penggunaan SSD untuk semua data lama itu ibarat punya mobil balap buat pergi ke warung; boros bensin, kan?

Permasalahan lainnya adalah kompleksitas migrasi data. Memindahkan data dari satu jenis penyimpanan ke penyimpanan lain itu bukan perkara gampang. Butuh pipeline data yang rumit, berpotensi menggangu performa sistem, dan bahkan bisa menyebabkan inkonsistensi data. Bayangkan kalau kamu mau ngecek laporan keuangan tahun lalu, tapi data yang kamu butuhkan tersebar di beberapa tempat, duh ribetnya!

Tiered Storage: Solusi Cerdas Google untuk Data yang "Bisa" Dingin

Google, dengan kepintarannya, memperkenalkan tiered storage untuk Spanner. Konsepnya sederhana: menyediakan dua pilihan penyimpanan, yaitu SSD (tetap untuk data yang sering diakses) dan HDD (Hard Disk Drive) yang 80% lebih murah untuk data yang jarang diakses. Jadi, data yang butuh performa tinggi disimpan di SSD, sementara data lama dan jarang diakses bisa dipindah ke HDD.

Fungsi utama dari tiered storage adalah efisiensi biaya. Dengan memilah data berdasarkan frekuensi akses, kamu bisa menghemat pengeluaran untuk penyimpanan data. Data lama seperti riwayat transaksi, log, atau data historis lainnya, bisa disimpan di HDD tanpa mengorbankan performa sistem secara keseluruhan. Keren, kan? Tinggal atur kebijakan, data dipindah secara otomatis tanpa perlu repot.

Sistemnya juga pintar karena data tetap bisa diakses tanpa peduli di mana dia disimpan. Kueri SQL bisa mengakses data di SSD dan HDD secara bersamaan. Backup juga tetap konsisten untuk semua data. Jadi, kamu tidak perlu khawatir dengan kesulitan akses atau manajemen data yang ribet. Semua udah diurus sama sistem Google.

Kenapa HDD adalah Pilihan Tepat untuk Data Lama?

HDD, meski tidak secepat SSD, tetap menjadi pilihan yang sangat ekonomis untuk menyimpan data yang jarang diakses. Anggap saja HDD sebagai opsi yang lebih hemat energi dan biaya. Dengan harga yang lebih terjangkau, HDD memungkinkan kamu menyimpan data dalam jumlah besar tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.

Perlu diingat, efisiensi biaya adalah kunci utama dalam bisnis. Dengan tiered storage, kamu bisa mengalokasikan anggaran IT secara lebih bijak. Uang yang tadinya dipakai buat penyimpanan data bisa dialihkan untuk pengembangan produk, pemasaran, atau hal lain yang lebih strategis. Smart move!

Manfaat Utama dari Tiered Storage Spanner

  • Penghematan Biaya: Biaya penyimpanan data bisa turun signifikan, terutama untuk data yang cold. Lebih hemat, lebih untung!
  • Performa Optimal: Data yang sering diakses tetap berada di SSD, memastikan performa aplikasi tetap ngebut.
  • Kemudahan Pengelolaan: Tidak ada lagi pusing mikirin migrasi data manual. Semua otomatis dan terstruktur.
  • Konsistensi Data: Backup dan kueri tetap konsisten di semua tingkatan penyimpanan. Data tetap aman dan mudah diakses kapan saja.
  • Fleksibilitas: Kebijakan penyimpanan data bisa diatur di berbagai tingkatan, mulai dari database, tabel, kolom, hingga indeks sekunder.

Cara Kerja Tiered Storage: Tinggal Atur dan Nikmati!

Prosesnya sebenarnya cukup simpel. Pertama, kamu perlu membuat locality group yang mendefinisikan pilihan penyimpanan (SSD atau HDD). Kemudian, kamu bisa menentukan ssd_to_hdd_spill_timespan, yaitu rentang waktu data harus disimpan di SSD sebelum dipindahkan ke HDD. Istilahnya, dikasih waktu buat "say good bye" sebelum data pindah ke tempat yang lebih "dingin".

Contohnya, kamu bisa membuat aturan yang memindahkan data setelah 15 hari. Setelah pengaturan, sistem akan otomatis memindahkan data berdasarkan kebijakan yang sudah kamu tentukan. Kamu juga bisa memantau penggunaan HDD dari System Insights.

Perbandingan Tiered Storage Spanner dengan Kompetitor:

Meski tidak sepenuhnya unik, pendekatan tiered storage dari Spanner menawarkan keunggulan tersendiri. Contohnya, Amazon DynamoDB juga menawarkan konsep serupa, tapi menyembunyikan teknologi penyimpanan yang digunakan. Nah, Spanner memberikan kontrol yang lebih detail dan transparan.

Spanner juga mendukung baik GoogleSQL maupun PostgreSQL-dialects, yang membuatnya kompatibel dengan berbagai aplikasi yang sudah ada. Ini adalah keuntungan besar bagi developer yang sudah terbiasa dengan salah satu bahasa SQL tersebut. Google Spanner juga hadir di semua region Google Cloud yang menyediakan Spanner.

Lalu, bagaimana jika kamu sering mengakses data lama? Tenang, kamu tetap bisa mengakses data di HDD tanpa masalah. Sistem akan mengambil data dari HDD dan menyajikannya untukmu. Tentunya, dengan sedikit latency lebih lama dibandingkan jika data disimpan di SSD, namun tetap sebanding dengan penghematan yang kamu dapatkan.

Kesimpulan:

Dengan tiered storage, Google Spanner membuktikan diri sebagai database yang tidak hanya powerful tapi juga cost-effective. Kamu tidak perlu lagi khawatir dengan tingginya biaya penyimpanan data lama. Sistem ini adalah solusi cerdas yang menggabungkan performa tinggi, efisiensi biaya, dan kemudahan pengelolaan. Jadi, siap untuk mengoptimalkan penyimpanan datamu, dengan mudah dan hemat?

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Wreckfest 2 Early Access Debut: Indonesian Errors & Physics Shenanigans

Next Post

Peringkat Reputasi Merek March Singer Ungkapkan Dampak di Indonesia