Sertifikasi Profesi dan Tanpa Skripsi: Wisuda UPGRIS Buktikan Lulusan Siap Kerja!

UPGRIS menggelar wisuda ke-78 dengan 1.145 wisudawan. Lebih dari 550 sudah bersertifikat profesi, dan 45 lulus tanpa skripsi!

Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) baru saja menggelar upacara wisuda ke-78 yang dihadiri oleh 1.145 wisudawan dari berbagai program Sarjana dan Magister. Bukan hanya sekadar acara seremonial, tapi kali ini terasa lebih spesial! Kenapa? Karena lebih dari 550 wisudawan sudah punya sertifikat profesi, dan siap meluncur ke dunia kerja. Bayangkan, bukan hanya sekadar lulus, tapi juga berbekal kompetensi yang diakui!

Rektor UPGRIS, Dr. Sri Suciati MHum, menjelaskan bahwa keberadaan sertifikat ini membuktikan bahwa para wisudawan telah siap berkompetisi. “Dari 1.145 wisudawan, 550 di antaranya sudah mendapatkan sertifikat profesi yang diakui oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Ini menunjukkan mereka benar-benar berkompeten di bidangnya,” tegasnya saat acara wisuda di Balairung UPGRIS pada Kamis (26/9/2024).

Tak hanya itu, ada kabar menarik lainnya! Ternyata, 45 mahasiswa berhasil menyelesaikan studi S1 mereka tanpa harus bikin skripsi. Gimana caranya? Alih-alih skripsi, mereka membuat artikel atau karya ilmiah yang dipublikasikan di jurnal bereputasi. “Mereka tetap memiliki soft skill dan kompetensi yang dibutuhkan,” tambah Rektor.

Dari catatan Rektor, tren mahasiswa lulus tanpa skripsi ini diyakini akan semakin banyak peminatnya di tahun-tahun mendatang. “Tahun lalu ada 40 mahasiswa yang lulus tanpa skripsi, sekarang ada 45 orang. Meski penambahannya kecil, tetapi di masa depan, jumlah ini akan terus meningkat,” ungkapnya penuh optimisme.

Sebagai persiapan menuju dunia kerja, setiap mahasiswa juga telah dilengkapi dengan workshop dari pusat karir UPGRIS. Ini sebagai bekal untuk menghadapi tantangan di dunia profesional. “Kami ingin memastikan mereka benar-benar siap memasuki dunia kerja di bidang apapun,” kata Sri Suciati.

Untuk mengakomodasi jumlah wisudawan yang banyak, upacara ini diadakan dalam dua sesi, pagi dan siang. “Kalau diadakan sekali saja, Balairung tidak akan cukup menampung semua wisudawan,” pungkasnya.

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *