Siapa bilang batik cuma tentang motif-motif indah? Di Kampung Batik Malon, batik ternyata juga bisa jadi alat buat menyelamatkan lingkungan. Nggak percaya? Mbak Ita, Wali Kota Semarang, dengan bangga memperkenalkan batik pewarna alami dari Malon dalam ajang Integrated Sustainability Indonesia Movement (I-SIM) buat mendukung Sustainable Development Goals (SDGs). Program ini bahkan berhasil masuk 10 besar se-Indonesia. Wah, nggak cuma cantik, tapi juga ramah lingkungan!
Sejak 2016, Kampung Batik Malon nggak berhenti berkembang. Awalnya cuma ada dua pengrajin, tapi sekarang udah ada enam pengrajin dan 55 tenaga kerja yang terlibat. Nggak nyangka ya, dari kecil bisa jadi sebesar ini!
Menurut Mbak Ita, pengembangan Kampung Batik Malon ini selaras dengan visi RPJMD dan mendukung 17 tujuan SDGs, terutama dalam memberdayakan ekonomi lokal dan menciptakan kampung tematik produktif. Jadi, batik ini nggak cuma soal seni, tapi juga soal perubahan sosial dan lingkungan.
Yang bikin bangga, pewarna alami yang digunakan nggak sembarangan. Mereka pakai bahan-bahan lokal seperti daun, sisa kayu, sampai budidaya tanaman indigo. Ada juga pengembangan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) batik portable buat menjaga lingkungan tetap bersih. Jadi, prosesnya ramah lingkungan dari awal sampai akhir!
Nggak cuma buat kebutuhan lokal, Mbak Ita bahkan bilang kalau batik Malon ini udah mulai dipasarkan ke luar negeri, lho! Negara-negara yang doyan sama produk ramah lingkungan udah mulai melirik batik pewarna alami ini. Coba bayangin, tas batik dari Semarang dipakai orang luar negeri!
Selain bikin batik, Kampung Batik Malon juga memperkuat sektor pariwisata. Wisatawan yang datang meningkat karena produk batiknya bervariasi. Nggak cuma kain, ada juga tas, sepatu, dan dompet. Bahkan, pada 2023, Semarang meresmikan sentra batik di Gunungpati yang sudah meraih beberapa penghargaan.
Dengan prestasi ini, nggak heran kalau Kota Semarang semakin dikenal sebagai kota yang serius dalam pembangunan berkelanjutan. Nggak cuma bicara soal industri kreatif, tapi juga soal lingkungan. Semoga batik Malon bisa terus mengharumkan nama Semarang, ya!