Macron Datang ke Indonesia: Cuma Jabat Tangan Atau Ada "Sesuatu" yang Lebih Panas?
Oke, jadi Presiden Prancis, Emmanuel Macron, konon katanya mau mampir ke Indonesia bulan Mei nanti buat ketemu Prabowo Subianto. Kabar ini diumumkan langsung oleh pemerintah, dan basically seluruh dunia yang peduli (atau pura-pura peduli) langsung heboh. Kira-kira apa ya yang mau diobrolin dua pemimpin negara ini? Jangan-jangan ada agenda rahasia yang lebih seru dari sekadar tukar cendera mata?
Pertemuan ini bukan kali pertama Macron injak kaki di Tanah Air. Dulu banget, tahun 2022, dia datang ke Bali buat KTT G20. Waktu itu, Indonesia lagi jadi host buat negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Selain itu, hubungan Prancis dan Indonesia udah lumayan akrab sejak 2011, dengan adanya "kemitraan strategis" yang katanya bakal terus dikembangkan. Dengar kata "strategis" aja udah bikin penasaran, kan?
Bahkan, Macron sendiri bilang ke Menteri Komunikasi Indonesia, Meutya Hafid, kalau dia excited banget mau datang. Katanya, "I will. I will. I love your country." Well, cinta sih cinta, tapi jangan sampai investasi doang, ya, Bapak Presiden. Kita tunggu aja statement resmi dari kedua belah pihak, apa beneran cinta atau ada udang di balik batu?
Janji Manis atau Sinyal Bahaya?
Meutya Hafid bilang, kunjungan Macron ini bakal bikin kerja sama di berbagai bidang makin kuat. Mulai dari ekonomi digital, artificial intelligence (AI), pertahanan, sampai energi hijau. Kata dia, we’re all in, tapi we don't know what it means. Kita sih berharapnya ada banyak deal konkret yang dihasilkan. Jangan cuma janji-janji manis, ujung-ujungnya cuma basa-basi politik yang bikin perut mules.
Indonesia juga berharap ada kesepakatan konkret yang digapai selama pertemuan. Tapi, apa aja nih kesepakatannya? Apakah ada proyek-proyek raksasa yang bakal mengubah wajah Indonesia? Atau cuma sekadar perpanjangan tangan perjanjian lama dengan bumbu-bumbu update biar tetap relevan? Kita tunggu aja perkembangan selanjutnya. Jangan sampai ini cuma drama politik yang bikin kita semua bete.
Pertemuan Prabowo dan Macron sebelumnya udah pernah terjadi. Mereka sempat ketemu di Rio de Janeiro pas lagi KTT G20 beberapa bulan lalu. Waktu itu, Prabowo baru sebulan menjabat, dan as expected, obrolan mereka enggak jauh-jauh dari soal kerja sama pertahanan. Apalagi Indonesia kan lagi ngeborong jet tempur Rafale buatan Prancis. Belum lagi ada deal transfer teknologi dari Naval Group buat bikin kapal selam Scorpène. Kayaknya relationship mereka lumayan intens, ya?
Indonesia: Primadona Investasi?
Indonesia, sebagai negara kaya sumber daya alam yang lagi berusaha keras membangun industri dalam negeri, memang jadi daya tarik buat pebisnis Prancis. Data pemerintah nunjukkin, investasi langsung dari Prancis di Indonesia tahun 2024 aja udah mencapai $328,1 juta. Menteri Investasi, Rosan Roeslani, juga pernah ngomong kalau raksasa tambang Prancis, Eramet, berencana buka area tambang baru di Sulawesi Selatan dan Papua. Eramet sendiri udah punya bisnis di Maluku lewat joint venture Weda Bay Nickel.
Hmm, menarik, kan? Jangan sampai sumber daya alam kita cuma jadi ladang buat mengeruk keuntungan bagi negara lain. Kita berharap ada banyak hal positif yang bisa kita ambil dari pertemuan ini. Apa pun itu, semoga hasilnya bisa bikin Indonesia makin maju dan sejahtera, bukan malah jadi babysitter kepentingan asing.
Urusan Ranjang: Macron Menang Banyak?
Pertemuan ini, mau seformal apapun kelihatannya, tetap saja punya nuansa politik yang kental. Di satu sisi, Indonesia butuh dukungan dan investasi. Di sisi lain, Prancis juga punya kepentingan strategis di Asia Tenggara. Persaingan geopolitik makin panas, dan Indonesia sebagai negara besar jelas jadi rebutan.
Apakah Macron akan datang dengan tangan kosong? Ataukah, akan ada "hadiah" istimewa yang disiapkan untuk Prabowo? Kita tunggu saja kejutan-kejutan yang mungkin muncul.
Jangan Lupa: Rakyat Lebih Penting!
Sebagai rakyat jelata, kita cuma bisa berharap para pemimpin kita punya visi yang jelas. Kepentingan negara harus jadi prioritas utama, bukan cuma cari muka demi citra di mata dunia. Jangan sampai terlalu fokus sama urusan geopolitik dan investasi, sampai lupa sama nasib rakyat kecil yang masih berjuang keras buat hidup layak.
Semoga, kunjungan Macron kali ini beneran membawa dampak positif buat Indonesia. Kesejahteraan rakyat harus jadi yang utama, bukan cuma jadi pajangan di laporan akhir tahun.