Dark Mode Light Mode
Reuni Led Zeppelin di Live Aid: Kilas Balik Phil Collins tentang Kekacauan Panggung, Jimmy Dribbling, dan Robert yang Gagal

Reuni Led Zeppelin di Live Aid: Kilas Balik Phil Collins tentang Kekacauan Panggung, Jimmy Dribbling, dan Robert yang Gagal

Led Zeppelin di Live Aid: Kisah Tragis yang Tak Terlupakan

Para penggemar musik rock mungkin sudah tidak asing dengan film dokumenter Becoming Led Zeppelin. Film ini, dengan fokus pada masa-masa awal band legendaris tersebut, menampilkan penampilan terakhir mereka di Royal Albert Hall, London pada tahun 1970. Dokumenter ini sangat sukses mengabadikan Led Zeppelin sebagai salah satu band live terbaik sepanjang sejarah, sebelum akhirnya "berakhir" dengan penampilan mereka di konser amal Live Aid pada tahun 1985 yang… ya, mari kita katakan, cukup berantakan.

Namun, penting untuk diingat bahwa Led Zeppelin secara efektif "berakhir" dengan kematian drummer mereka, John Bonham, pada tahun 1980. Tanpa Bonham, jantung dari band ini, Robert Plant, Jimmy Page, dan John Paul Jones mengakui bahwa tidak ada lagi yang bisa disebut penampilan live Led Zeppelin yang otentik. Kehadiran mereka di atas panggung Live Aid, tanpa Bonham, adalah sebuah tragedi yang tak terhindarkan.

Sebagai teman dan rekan kerja Robert Plant, sosok Phil Collins seharusnya sudah menyadarinya. Namun, undangan untuk menjadi bagian dari "reuni" Led Zeppelin di Live Aid tetap diterima. Mungkin dia tidak menyangka betapa besar dan pedasnya kritik yang akan diterima setelah penampilan mereka selama 22 menit di Stadion John F. Kennedy, Philadelphia, 13 Juli 1985. Mungkin juga dia memang butuh uang.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui. Konser Live Aid 1985 sendiri merupakan acara amal raksasa yang bertujuan menggalang dana untuk korban kelaparan di Ethiopia, tempat yang jauh dari gemerlapnya dunia rock and roll. Acara ini menampilkan berbagai musisi top dunia dalam satu panggung. Queen misalnya, mendapatkan tempat istimewa di hati penonton. Akan tetapi, di sisi lain, penampilan Led Zeppelin tidak memberikan kesan yang begitu baik.

Mengungkap Penyebab Kegagalan: Karma Buruk?

Bahkan, anggota Led Zeppelin sendiri pun menyadari hal ini. Mereka bahkan memblokir rekaman penampilan mereka dari rilis resmi DVD yang mendokumentasikan "The Day The Music Changed The World". Tentu, tidak mudah untuk menghapus semua upload di YouTube, jadi kita bisa melihat sendiri betapa… nah, tonton saja video live Led Zeppelin di Live Aid.

Secara garis besar, apa yang terjadi di atas panggung itu bukanlah penampilan terbaik dari para dewa rock. Musik mereka terdengar serampangan, vokal Robert Plant terdengar kurang prima dan penonton cenderung bingung dengan apa yang disajikan. Bahkan, dari beberapa sudut pandang, penampilan tersebut akan menjadi noda bagi warisan musik Led Zeppelin. Ini seperti saat mantan pacar datang tidak diundang ke pernikahanmu – awkward!

Phil Collins, yang juga dikenal sebagai drummer dan vokalis Genesis, jelas menjadi sorotan. Namun, ia bersikeras untuk tidak disalahkan atas "kegagalan" tersebut. Ia merasa menjadi kambing hitam dalam situasi yang memang sudah sulit. Collins tentu memiliki reputasi yang baik dalam dunia musik. Namun, beberapa orang menganggap kehadirannya sebagai sebuah kesalahan.

Polemik: Siapa yang Salah?

Dalam otobiografinya tahun 2016, Not Dead Yet, Collins bahkan mencatat, "…saya bisa mendengar Robert (Plant) dengan jelas dari tempat saya duduk, tapi saya bisa mendengar cukup untuk tahu bahwa dia tidak sedang dalam performa terbaik. Jimmy juga." Collins mengakui bahwa dia merasa "sangat tidak nyaman" selama penampilan itu, bahkan berharap bisa meninggalkan panggung di tengah-tengah lagu "Stairway to Heaven". "Itu bakal jadi berita paling heboh, sih."

Jimmy Page, dalam sebuah wawancara tahun 2021, menyatakan, "Kami hanya punya dua jam latihan, bahkan kurang, dan drummer sama sekali tidak bisa membuka (lagu) Rock and Roll." Ia kemudian menambahkan, "Kami benar-benar dalam masalah, jadi itu sama sekali tidak cerdas." Dalam wawancara lain, Page menyebut Collins "memukul-mukul tanpa arah dan menyeringai" saat memainkan Whole Lotta Love.

Collins, bagaimanapun, menolak mentah-mentah anggapan tersebut. Dia bahkan memberikan pernyataan yang cukup blak-blakan, "Kalau kalian menonton videonya, kalian bisa melihat Jimmy terlihat ngiler di panggung, Robert tidak mencapai nada-nadanya, dan kalian bisa melihat saya miming, memainkan udara, hanya untuk menghindar… Ketika Zeppelin bersatu, sesuatu terjadi. Karma buruk."

Sebuah Kesimpulan: Jangan Mudah Menghakimi

Kesimpulannya? Penampilan Led Zeppelin di Live Aid adalah kombinasi dari banyak faktor buruk. Kurangnya latihan, ketegangan antar personel, dan tentu saja, hilangnya John Bonham, membuat penampilan ini menjadi mimpi buruk bagi para penggemar. Hal ini tidak lantas membuat kita harus menghakimi secara berlebihan.

Menariknya, sebelum "penampilan" Zeppelin tampil, Collins memperkenalkan Plant, Page, dan Jones sebagai "teman-teman saya." Kita mungkin berasumsi bahwa dia tidak akan menggunakan kata "teman" untuk menggambarkan setidaknya satu dari tiga orang tersebut hari ini.

Intinya, setiap musisi punya legacy-nya masing-masing. Dan terkadang, penampilan yang buruk justru menjadi bahan pembelajaran sekaligus cerita menarik yang bisa kita nikmati (dan julidkan, tentunya). Jadi, mari kita nikmati musik mereka, dan biarkan Live Aid menjadi kenangan pahit sekaligus pengingat bahwa bahkan legenda pun bisa membuat kesalahan. Santai, guys!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Microsoft Hentikan Remote Desktop App, Gantikan dengan Windows App: Cara Unduh Penting untuk Pengguna

Next Post

Prabowo dan Pandawara Siap Aksi Massal Atasi Sampah di Indonesia