Siapa di sini yang suka tantangan musik ekstrem? Atau mungkin, cuma suka musik yang beda dari biasanya? Nah, siap-siap, karena kita bakal ngomongin band yang bener-bener out of the box: Contemplation. Mereka ini bukan cuma sekadar band metal biasa, tapi juga punya bumbu dub yang unik dan bikin mikir, "Ini beneran bisa nyambung?"
Sebelum mulai, mari kita kilas balik sebentar. Metal itu, kan, udah kayak wadah buat berbagai macam genre. Ada yang kawin sama folk, kayak Anareta, atau nge-blend sama hip-hop ala nu-metal. Ada juga yang main reggae, contohnya Skindred. Bahkan, ada juga yang nyoba-nyoba dengan slam poetry yang nggak biasa, kayak Dronte. Tapi, Contemplation ini beda. Mereka nekat menggabungkan doom-death metal dengan dub, genre yang lahir dari reggae dan psychedelic di tahun 70-an.
Awalnya, banyak yang mikir ini ide gila. Tapi, setelah dengerin album mereka, Au Bord du Précipice, ternyata Contemplation mampu bikin "gong" dari perpaduan ini. Hasilnya? Sebuah karya yang bikin penasaran sekaligus kagum. Mungkin ini pertanyaan yang tepat: akankah musik ini berhasil bertahan dari kritik atau malah ditinggalkan?
Doom-Death Bertemu Dub: Perkawinan Unik
Nah, kita mulai bedah lebih dalam. Di balik Contemplation, ada Matthieu Ducheine, one-man army yang nulis, main semua instrumen, nyanyi, nge-mix, produksi, pokoknya semua deh! Ini bukan cuma proyek musik, tapi juga pembuktian kalau Ducheine suka banget tantangan. Dan hasilnya, Au Bord du Précipice itu bukti nyata. Perpaduan antara doom-death metal dan dub itu ternyata cocok banget, lho. Ritme yang lambat dan nuansa kontemplatif yang dimiliki keduanya, pas banget.
Ducheine menunjukkan keahliannya dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan menghadirkan instrumen yang paling tak terduga: biola. Suara biola yang indah dan ethereal ini berfungsi sebagai perekat yang bikin semuanya menyatu. Mulai dari trill yang seru sampai nada-nada panjang yang rapuh, semuanya dimainkan dengan sangat apik. Ini bukan cuma pelengkap, tapi juga elemen penting yang bikin musik mereka semakin kaya.
Permainan Instrumen dan Keseluruhan
Kalau cuma fokus ke perpaduan genrenya, mungkin Au Bord du Précipice bakal jadi gimmick doang. Untungnya, Ducheine juga memperhatikan kualitas musik secara keseluruhan. Tanpa menghilangkan atmosfir dan sentuhan dub, album ini tetap solid sebagai album doom-death metal. Misalnya, lagu "Endless Mental Slavery" punya riff yang kuat banget, yang dipercantik dengan berbagai elemen musik.
Lagu "Réminiscence Ancestrale" dibuka dengan intro biola yang memukau, lalu berubah jadi riff yang mengingatkan kita pada Usurpress. Ditambah lagi dengan solo yang energik. Vokal Ducheine mungkin gak terlalu variatif, tapi kualitas growl-nya yang dalam, nambah kesan berat dan garang. Ada beberapa bagian yang terasa agak panjang, dan beberapa eksperimen gak selalu berhasil. Tapi, secara keseluruhan, Contemplation berhasil bikin kita tetap tertarik dan penasaran.
Dub, Atmosfir, dan Produksi yang Mumpuni
Bagian dub di album ini juga gak kalah menarik. Cara Ducheine menggunakan echoing chords dan beats ala dub, kayak lagi jalan-jalan di galeri inspirasi musik. Semua dibuat dengan sangat hati-hati. Bahkan, ketika ada suara yang menggelegar, efek reverb yang luas tetap terasa, menjembatani perbedaan dan bikin semuanya lebih menyatu.
Ducheine juga bertanggung jawab penuh atas produksi album ini. Dia bangga banget dengan hasil karyanya, dan itu bisa dimengerti. Mix-nya seimbang, detailnya sangat diperhatikan, dan mastering-nya juga bagus banget. Ini yang bikin pengalaman mendengarkan Au Bord du Précipice jadi semakin menyenangkan.
Analisis Mendalam
- (Kualitas Instrumental): Ducheine menunjukkan kemampuan multi-instrumentalnya yang luar biasa, khususnya dalam penggunaan biola.
- (Komposisi Lagu): Lagu-lagu seperti "Endless Mental Slavery" dan "Réminiscence Ancestrale" menunjukkan kemampuan Ducheine dalam menggabungkan berbagai elemen musik dengan baik. Contohnya, kombinasi antara riff doom-death metal dan nuansa dub.
- (Produksi): Kualitas produksi keseluruhan sangat baik, dengan penekanan pada detail dan keseimbangan.
- (Eksperimen): Beberapa eksperimen seperti vokal yang menggunakan vocoding mungkin kurang berhasil, tapi secara umum, Contemplation berhasil dalam menggabungkan elemen yang berbeda.
Kemampuan Ducheine dan Harapan Kedepan
Terus terang, Ducheine itu orang yang sangat berbakat. Dia punya ketertarikan yang beragam, dan keyakinan yang luar biasa untuk mewujudkan proyek kayak gini. Kalau sudah dengerin metal selama dua dekade, tapi belum pernah denger yang kayak Au Bord du Précipice. Sentuhan dub-nya bikin suasana metal yang "berat" jadi lebih santai.
Ini genre death metal yang bisa dinikmati sambil bersantai. Dan, ditambah lagi ada suara biola yang indah. Musik eksperimental kayak gini memang gak selalu berhasil. Tapi, keberhasilan Contemplation menunjukkan kalau Ducheine itu punya pikiran yang kreatif. Dan, kita berharap dia akan terus mengembangkan proyek yang luar biasa ini.
Kesimpulan: Lebih Dari Sekadar Gimmick
Pada akhirnya, Au Bord du Précipice itu lebih dari sekadar gimmick. Contemplation berhasil menggabungkan doom-death metal dan dub dengan cara yang unik dan menarik. Kualitas instrumental, komposisi lagu, dan produksi yang sangat baik membuat album ini wajib didengarkan. Meskipun ada beberapa bagian yang mungkin kurang sempurna, karya Ducheine ini tetap patut diacungi jempol. Jadi, tunggu apa lagi? Segera dengarkan album ini, dan rasakan pengalaman musik yang berbeda!