Pernikahan dalam Dunia Metal: Lebih Rumit dari yang Kamu Kira
Di dunia musik, ada banyak hal yang tampak glamor dan menggairahkan. Panggung megah, sorak sorai penggemar, dan tentu saja, kehidupan bintang rock yang penuh dengan kebebasan. Tapi, apa jadinya kalau kita mengintip lebih dalam ke balik gemerlap itu? Lebih tepatnya, apa yang terjadi di dalam sebuah band?
Seorang vokalis band metal kenamaan, Randy Blythe dari Lamb of God, baru-baru ini memberikan sedikit pencerahan tentang hal ini. Dalam sebuah podcast, ia berbagi pandangannya tentang bagaimana rasanya berada dalam sebuah band yang sukses, dan ternyata ada banyak hal yang bisa disandingkan dengan pernikahan. Tapi tunggu dulu, pernikahan seperti apa?
Pertengkaran, Alkohol, dan Kilt: Kisah Nyata di Balik Panggung
Randy dengan lugas menyebutkan bahwa berada di sebuah band bisa jadi merupakan hubungan yang sangat intens. Bayangkan, kamu menghabiskan waktu bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, bersama orang-orang dengan karakter yang berbeda-beda. Setiap orang punya ego, visi, dan tentu saja, kebiasaan yang kadang bikin jengkel.
Blythe juga bercerita tentang pengalaman pribadinya. Ia bahkan pernah terlibat perkelahian fisik dengan gitarisnya karena mabuk. Mereka juga cukup bodoh untuk merekamnya dan malah merilisnya. Tapi, jangan salah paham, meskipun ada pertengkaran, hubungan mereka tetap kuat. Itu adalah bukti nyata bahwa persahabatan dan kekompakan bisa tumbuh bahkan di tengah badai.
Menariknya, Randy menyebut bahwa ikatan yang terjalin di antara anggota band bisa jadi sangat kuat. Mereka bisa saling mengerti, saling mendukung, dan bahkan bisa membaca pikiran satu sama lain. Tentu saja, setelah melewati begitu banyak pengalaman bersama, baik yang menyenangkan maupun yang menegangkan.
Keluarga Sintetis: Sebuah Realita yang Tak Terhindarkan
Pandangan tentang sebuah band sebagai "keluarga sintetis" memang sangat relevan. Kamu menghabiskan waktu bersama, berbagi suka dan duka, bahkan sampai hal-hal sepele seperti kebiasaan memakai sepatu. Ada kalanya kamu merasa jengkel dengan tingkah laku teman band-mu, tapi di sisi lain, mereka adalah orang-orang yang paling kamu percayai.
Randy juga menyoroti satu hal yang menarik. Orang-orang di luar band seringkali memiliki ekspektasi yang tidak realistis tentang kehidupan seorang musisi. Pernah suatu ketika, ia sedang berbelanja di supermarket dekat rumahnya, dan ada orang yang bertanya, "Kenapa kamu di sini? Bukannya lagi tur?"
Tentu saja pertanyaan itu terdengar lucu. Seolah-olah, seorang musisi tidak boleh memiliki kehidupan normal. Bahwa mereka harus selalu berada di atas panggung, dikelilingi oleh gemerlap dunia hiburan, padahal mereka juga manusia biasa.
Kekompakan yang Teruji Waktu: Rahasia Umur Panjang Sebuah Band
Banyak band yang bubar karena perbedaan pendapat atau konflik internal. Tapi, Lamb of God tampaknya punya resep rahasia untuk mempertahankan keutuhan mereka. Randy mengatakan bahwa mereka belajar untuk berfungsi lebih baik seiring berjalannya waktu.
Dulu, mereka mungkin sering beradu argumen dan saling menyalahkan. Tapi, seiring pengalaman, mereka belajar untuk berkompromi dan saling menghargai. Mereka tidak mau menjadi orang yang menyebabkan band bubar. Mereka tahu bahwa persahabatan adalah kunci utama.
Buku kedua Randy, "Just Beyond The Light," adalah tentang bagaimana ia berusaha menjaga perspektif yang benar dalam hidup, bahkan di saat-saat sulit. Pengalaman pribadinya, termasuk saat ia menghadapi tuduhan pembunuhan di Republik Ceko, telah membentuk dirinya menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana. Bukan hanya pengalaman suka cita dari panggung, tapi juga pengalaman ketika ia harus masuk penjara.
Bahkan, pengalaman penjara itu menginspirasi dua lagu dalam album Lamb of God, membuktikan bahwa setiap pengalaman hidup, bahkan yang paling buruk sekalipun, bisa menjadi sumber inspirasi dan kekuatan.
Pandangan Randy Blythe tentang kehidupan di dalam sebuah band adalah pengingat bahwa di balik gemerlap dunia musik, ada perjuangan, pengorbanan, dan persahabatan yang terjalin erat. Ini adalah gambaran realistis tentang bagaimana band metal, atau band musik lain, bisa bertahan dan terus berkarya. Semuanya membutuhkan komitmen, kesabaran, dan tentu saja, cinta terhadap musik dan teman-teman seperjuangan.
Intinya, menjadi musisi itu tidak selalu tentang glamour.