Bayangin, di tahun 2050 nanti, populasi dunia diperkirakan bakal meledak sampai 9,1 miliar orang! Nah, tantangan baru buat negara-negara kayak Indonesia adalah gimana caranya ngasih makan segitu banyak orang. Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia punya peluang besar jadi suplier utama buah dan sayuran di pasar global. Tapi, gimana caranya?
Di sinilah teknologi masuk, sob! Tim Pengabdian Masyarakat dari Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) baru aja ngadain sosialisasi keren buat para petani di Desa Gumawang, Kabupaten Batang. Mereka ngenalin teknologi Internet of Things (IOT) buat pertanian cerdas. Wah, bayangin deh, petani kita udah kayak pakai gadget masa depan buat ngurus tanaman!
Ketua tim, Dr. Sumarno, bilang kalau Indonesia butuh meningkatkan produksi pangan sampai 70% pada tahun 2050. Ini penting banget, karena produksi buah dan sayur kita mayoritas datang dari desa-desa yang jumlahnya mencapai 83 ribu. Nah, kebayang kan, kalau tiap desa pake teknologi IOT? Boom, kita bisa jadi raja pangan dunia!
Selama sosialisasi, para petani nggak cuma diajak belajar cara tanam yang lebih modern, tapi juga gimana caranya mengontrol agroklimat atau variabel pertumbuhan tanaman kayak pH tanah, kelembapan udara, dan kadar air. Semua itu bisa dikontrol langsung dari aplikasi di handphone! Gokil, kan? Tanaman dipantau lewat layar sentuh.
Bambang Agus, ahli IT, juga ngejelasin gimana aplikasi IOT ini bisa bantu petani ngecek cuaca secara real-time. Jadi, nggak perlu bingung lagi kalau tiba-tiba hujan atau kering, semua bisa diprediksi. Teknologi ini bikin kerja petani jadi lebih efisien dan nggak makan waktu lama.
Selain itu, Muhtarom juga nambahin bahwa permintaan pasar buat produk sayur dan tanaman terus naik setiap hari. Dengan teknologi ini, kelompok Tani Maju Makmur yang mayoritas petani milenial bisa siap menghadapi tantangan market. Yang penting, produksi siap, dan teknologi udah di tangan!
Jadi, tugas petani sekarang nggak cuma nanam, tapi juga ngerti teknologi. Dengan bantuan IOT, petani milenial siap jadi pemain utama di pasar pangan masa depan. Siap-siap panen masa depan, sob!