Dark Mode Light Mode
Jennie's Indonesian Debut Signals Global K-Pop Expansion
Perlawanan Pemuda Thailand dan Indonesia terhadap Peningkatan Pengaruh Militer dalam Masyarakat
LocalThunk Ungkap Tekanan Tinggi Pengembangan Balatro

Perlawanan Pemuda Thailand dan Indonesia terhadap Peningkatan Pengaruh Militer dalam Masyarakat

Siap-siap! Artikel ini akan membuka mata kalian tentang pandangan anak muda terhadap militer.

Anak Muda & Militer: Alarm untuk Stabilitas Negara?

Mungkin kalian sering dengar berita tentang militer, entah itu soal latihan, operasi, atau bahkan isu politik. Tapi, pernahkah kalian penasaran bagaimana pandangan generasi muda tentang institusi besar ini? Nah, artikel ini hadir untuk menjawab rasa penasaran tersebut. Kita akan menyelami lebih dalam tentang isu yang lagi hangat di kalangan mahasiswa Indonesia dan Thailand.

Kita mulai dari fakta. Survei terbaru dari ISEAS – Yusof Ishak Institute yang dilaksanakan dari Agustus hingga Oktober 2024, mengungkap sebuah tren menarik. Ternyata, mahasiswa di Indonesia dan Thailand paling khawatir terhadap potensi pengaruh militer dalam politik dan kehidupan mereka. Survei ini melibatkan ribuan mahasiswa dari berbagai negara di Asia Tenggara. Angka-angkanya cukup bikin mikir, loh!

Kekhawatiran ini lahir dari beberapa sebab. Salah satunya adalah wacana seputar wajib militer yang pernah ramai meskipun pada akhirnya tidak terbukti benar. Selain itu, kebijakan pemerintah yang berencana memperluas Komcad (Komponen Cadangan) juga memicu perdebatan. Ingat, Komcad itu adalah pasukan cadangan sipil yang dipersiapkan untuk membantu TNI!

Ada juga kekhawatiran tentang peningkatan jumlah Komando Daerah Militer (Kodam). Hal ini mengarah pada munculnya spekulasi tentang kemungkinan kembalinya "dwifungsi" militer seperti di era Soeharto. Dwifungsi, secara sederhana, adalah saat perwira aktif menjabat posisi di bidang pertahanan dan politik. Tentu saja, ini menimbulkan pertanyaan besar.

Sejarah kelam Thailand menjadi pembelajaran berharga. Thailand memiliki sejarah panjang dengan wajib militer yang sudah berlangsung sejak tahun 1954. Ini memberikan militer kekuatan dan pengaruh besar pada generasi muda di sana. Meskipun sekarang pemerintahan sipil berkuasa, militer masih memegang peran yang signifikan dalam politik.

Di Indonesia, sejarah militer juga punya andil besar. Pengalaman periode Orde Baru di mana militer memiliki peran sentral dalam politik, meninggalkan kesan yang mendalam. Banyak dari kita yang lahir setelah era tersebut, tapi dampaknya masih terasa! Kita bisa lihat bagaimana militer punya pengaruh besar di pemerintahan.

Lalu, apa yang sebenarnya dikhawatirkan oleh anak muda? Kekhawatiran terbesar adalah meluasnya pengaruh militer dalam pemerintahan. Mahasiswa cenderung menentang gagasan wajib militer karena dianggap bisa memperbesar pengaruh militer, serta penambahan anggaran militer. Masalahnya, uang pajak kita dipakai untuk apa saja, nih?

Wajib Militer dan Anggaran: Apa Kata Anak Muda?

Mari kita bedah lebih lanjut hasil survei ISEAS. Survei ini menggunakan skala penilaian 1-5, di mana 1 berarti sangat tidak setuju dan 5 berarti sangat setuju. Saat ditanya apakah wajib militer harus diberlakukan, mahasiswa Thailand menunjukkan tingkat ketidaksetujuan tertinggi (59.68%). Mahasiswa Indonesia juga tak kalah tinggi (36.67%). Artinya, banyak anak muda yang nggak setuju kalau harus ikut wajib militer!

Kemudian, tentang kenaikan anggaran militer. Hasilnya mirip. Mahasiswa Thailand lagi-lagi menjadi yang paling vokal dengan 38.52% yang sangat tidak setuju. Di Indonesia, angkanya mencapai 23.44%. Jelas terlihat ya, anak muda nggak mau uangnya dipakai buat nambah anggaran militer!

Kontras Pengalaman: Indonesia vs Thailand

Perbedaan pandangan antara mahasiswa Indonesia dan Thailand juga menarik untuk dibahas. Anak muda Thailand punya alasan kuat karena mereka merasakan langsung dampak dari intervensi militer dalam politik. Kita tahu, Thailand sudah mengalami coup d'état berkali-kali. Ini yang akhirnya membuat mereka lebih waspada terhadap pengaruh militer.

Sementara itu, generasi muda Indonesia yang lahir setelah era Soeharto mungkin tidak mengalami langsung dominasi militer tersebut. Namun, mereka tetap menunjukkan kehati-hatian. Ini menunjukkan bahwa anak muda sekarang punya kesadaran yang lebih tinggi akan pentingnya demokrasi dan peran sipil dalam pemerintahan.

Perlu diingat, walaupun angkanya berbeda, trennya tetap sama: baik mahasiswa Indonesia maupun Thailand, ada keinginan untuk membatasi pengaruh militer. Mereka sepakat bahwa tentara harus fokus pada tugas-tugas militer dan tidak ikut campur dalam urusan politik. Simpelnya, militer di barak, pemerintah yang jalanin negara.

Pelajaran Penting untuk Masa Depan

Pertanyaannya, kenapa hal ini penting untuk kita semua? Karena opini anak muda, khususnya mahasiswa, adalah cerminan dari cita-cita masyarakat. Apa yang mereka perjuangkan, itulah yang akan membentuk masa depan negara. Kita tidak bisa mengabaikan aspirasi dan harapan generasi penerus bangsa.

Situasi di Thailand jadi contoh konkret. Meski pemerintah sipil sudah terbentuk, pengaruh militer masih sangat kuat. Kita bisa melihatnya dari kebijakan pemerintah yang cenderung mengakomodasi kepentingan militer. Apakah ini yang kita inginkan di Indonesia?

Di Indonesia, meski belum separah Thailand, kita juga harus waspada. Jangan sampai sejarah kelam terulang kembali. Kita harus memastikan bahwa suara anak muda didengar dan bahwa militer tetap berada pada koridor yang sesuai dengan nilai-nilai demokrasi dan kedaulatan sipil.

Jadi, pesan moralnya sederhana: mari kita awasi bersama agar militer tetap menjadi garda terdepan pertahanan negara, bukan pemain kunci dalam panggung politik. Jangan biarkan sejarah berulang.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Jennie's Indonesian Debut Signals Global K-Pop Expansion

Next Post

LocalThunk Ungkap Tekanan Tinggi Pengembangan Balatro