H2 format should be used, no italics and external links should be included.
Oke, mari kita mulai! Judulnya: Warner Bros. Discovery (WBD) dan Kegagalan Game: Ketika Justice League Gagal Memuaskan Harapan.
Tahun 2024 jelas bukan tahun yang seru untuk divisi gaming Warner Bros. Discovery (WBD). Mungkin sebagian dari kita berpikir, "Ah, toh, mereka punya Batman." Tapi, ternyata, bahkan pahlawan kegelapan pun tak bisa menyelamatkan WBD dari kerugian besar. Kita akan menelusuri laporan keuangan mereka dan melihat apa yang sebenarnya terjadi di balik layar industri game yang penuh gejolak ini. Bersiaplah, karena kita akan membahas angka-angka, strategi, dan sedikit drama.
Dalam laporan keuangan terbaru, WBD mengumumkan adanya kerugian mencapai ratusan juta dolar. Kita bicara tentang angka yang seharusnya bisa digunakan untuk membuat game baru yang lebih keren, tapi malah lenyap begitu saja. Kerugian ini, sebagian besar, diakibatkan oleh Suicide Squad: Kill the Justice League, sebuah game yang sepertinya gagal memenuhi ekspektasi.
Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita pahami dulu istilah "impairment charge". Secara sederhana, ini adalah penghapusan aset oleh perusahaan karena berbagai alasan, termasuk penurunan nilai, atau bahkan karena akuisisi studio yang ternyata tidak sesuai harapan. WBD mencatat adanya impairment charges sebesar $50 juta untuk kuartal terakhir dan $384 juta untuk sepanjang tahun 2024.
Suicide Squad: Kill the Justice League menjadi biang keladi utama. Pengembang game memang memiliki ekspektasi tinggi pada game ini, yang berpotensi melejitkan pendapatan. Namun, kenyataannya berkata lain. Game ini tak mampu memenuhi harapan, sehingga memberikan dampak negatif hingga $200 juta pada neraca keuangan WBD.
Selain Suicide Squad, WBD juga harus menelan pil pahit dengan penutupan beberapa studio game, termasuk Player First Games, yang sebelumnya diakuisisi untuk mengembangkan game MultiVersus. Selain penutupan Player First Games, WBD pun menutup Monolith dan WB San Diego. Keputusan ini tentu saja menyakitkan, tapi juga menunjukkan betapa kerasnya persaigan di industri game.
Di tengah badai kerugian, WBD juga melaporkan adanya penurunan games content expense sebesar 20%. Penurunan ini, antara lain, dipicu oleh pendapatan yang lebih rendah secara keseluruhan. Tapi, hal yang sedikit menghibur adalah adanya impairment charges yang mengurangi dampak negatif tersebut. Jadi, ini adalah kombinasi dari pendapatan yang lesu dan keputusan-keputusan finansial yang berusaha meredam dampaknya.
Hogwarts Legacy: Sebuah Momen yang Menyelamatkan
Untungnya, tahun 2023 memberikan secercah harapan berkat Hogwarts Legacy. Game ini menjadi best-selling title tahun itu, bahkan mengalahkan Call of Duty di pasar penjualan. Kesuksesan Hogwarts Legacy menjadi bukti bahwa WBD masih punya potensi besar di industri game, asalkan bisa mengambil keputusan yang tepat. Baca lebih lanjut tentang kesuksesan Hogwarts Legacy.
Namun, di tahun 2024, keberuntungan seperti menjauh. Kill the Justice League bahkan tidak bisa memecahkan rekor. Sedangkan Harry Potter: Quidditch Champions pun tidak berhasil meraih hasil yang signifikan. MultiVersus pun nasibnya sama, gagal menarik pemain secara berkelanjutan dan akhirnya ditutup pada bulan Mei. Ini adalah bukti bahwa tidak semua game franchise memiliki daya tarik yang sama.
Batman: Arkham Shadow untuk Meta Quest 3, dirilis pada Oktober 2024. Namun, pasar virtual reality (VR) memang belum menjadi mesin uang utama di industri game. Meskipun game VR berkembang, pendapatan dari segmen ini masih belum bisa menutupi kerugian dari judul-judul lain.
WBD mengakui bahwa 2024 adalah tahun yang "mengecewakan" untuk bisnis game mereka dalam laporan keuangannya. Perusahaan ini juga mengungkapkan bahwa restrukturisasi yang baru diumumkan – yang meliputi penutupan tiga studio, pemecatan karyawan, dan pembatalan game Wonder Woman – diharapkan dapat membantu perusahaan kembali ke pertumbuhan positif.
Strategi Baru dan Fokus pada Franchise Unggulan
Dalam earnings call, manajemen WBD menyebut 2024 sebagai tahun yang "benar-benar outlier" dalam hal kinerja negatif, setelah tahun 2023 yang "positive outlier" berkat kesuksesan Hogwarts Legacy. Ke depannya, WBD akan fokus pada empat franchise utama: Harry Potter, Game of Thrones, Mortal Kombat, dan DC. Meskipun Wonder Woman juga bagian dari DC, WBD akan fokus "khususnya" pada karakter Batman.
Rocksteady, pengembang Batman: Arkham Knight, dikabarkan sedang mengerjakan game Batman baru. WB Games Montreal juga sedang mengembangkan game Game of Thrones yang baru. Avalanche Software diperkirakan akan mengembangkan edisi baru Hogwarts Legacy dengan konten tambahan, selain sequel penuh. Sementara itu, seri Mortal Kombat akan terus berlanjut dari pengembang NetherRealm.
Tentu saja, pembaca juga tidak perlu berkecil hati karena James Gunn, selaku boss studio DC, menyebutkan akan ada beberapa proyek "sangat menarik" yang akan datang. Tetapi, itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Untuk penggemar Game of Thrones yang tidak sabar, Game of Thrones: Kingsroad — game mobile dan PC yang menampilkan karakter dari acara tersebut — akan datang tahun ini, dengan demo gratis yang sudah tersedia di Steam. Klik di sini untuk melihat demo Game of Thrones: Kingsroad.
Harapan untuk Masa Depan
Manajemen WBD percaya bahwa kesuksesan Hogwarts Legacy memberi mereka keyakinan bahwa mereka dapat "kembali memproduksi game berkualitas tinggi yang dibuat untuk keterlibatan konsumen jangka panjang." Perusahaan mengatakan bahwa mereka berharap divisi video game-nya akan kembali menguntungkan pada tahun 2025 sambil berusaha menjadi "kontributor yang lebih signifikan terhadap pertumbuhan di tahun-tahun mendatang."
David Haddad, bos game WBD yang telah lama menjabat, mengumumkan pada Januari bahwa ia akan meninggalkan perusahaan. Namun, ia akan tetap tinggal untuk sementara waktu guna membantu proses transisi.
Singkatnya, 2024 memang "zonk" bagi WBD di dunia game. Namun, dengan fokus pada franchise unggulan, restrukturisasi, dan harapan untuk Hogwarts Legacy 2, WBD berjanji untuk bangkit. Kita nantikan saja apakah Batman dan kawan-kawannya mampu mengembalikan kejayaan.
Kesimpulannya, meskipun WBD mengalami tahun yang sulit, potensi masih ada. Dengan strategi baru, fokus pada franchise utama, dan tentunya keberanian untuk mengambil risiko, WBD punya peluang untuk kembali berjaya di industri game. Kita, sebagai gamer, hanya bisa berharap yang terbaik dan menantikan game baru yang lebih ciamik.