Siapa yang sangka, dunia speedrunning bisa se-drama serial TV? Kita bicara soal Diablo, game klasik yang bikin nostalgia meluap, dan sebuah rekor yang… ternyata palsu. Mari kita bedah skandal ini, sambil ngopi dan nyemil, ya, biar makin seru!
Kita mulai dari tahun 2009. Seorang gamer bernama Maciej “Groobo” Maselewski mengklaim berhasil menyelesaikan Diablo dengan Sorcerer dalam waktu 3 menit 12 detik. Sebuah pencapaian luar biasa yang menggunakan teknik segmented run, terdiri dari 27 bagian. Catatan itu, yang sepertinya mustahil dikalahkan, langsung diunggah ke Speed Demos Archive dan bahkan mendapatkan dua rekor dunia Guinness. Siapa sih yang nggak terpesona dengan kecepatan dan kelihaian Groobo saat itu?
Tentu saja, seperti dalam setiap cerita epik, ada juga keraguan. Seiring berjalannya waktu, benih-benih skeptisisme mulai tumbuh subur di kalangan komunitas speedrunning. Pada tahun 2024, datanglah Funkmastermp, seorang speedrunner yang nggak terima begitu saja. Ia kemudian mendekati Allan “dwangoAC” Cecil, sosok yang dikenal di kalangan Games Done Quick (GDQ) sebagai pemimpin tim TASBot, untuk membongkar misteri rekor Groobo.
Tim TAS, dengan dwangoAC sebagai ujung tombak, memulai investigasi mereka. Mereka mencoba mereplikasi rekor Groobo, tetapi menemukan banyak kejanggalan. Bagaikan detektif handal, mereka menjelajahi setiap sudut, mencari celah, dan menemukan fakta-fakta yang mengejutkan. Penyelidikan mereka pun dipublikasikan secara detail, dan kamu bisa membacanya langsung jika penasaran.
Rahasia Dibalik Algoritma Game: Mencari Benang Merah
Karena Diablo menggunakan seed untuk menghasilkan peta, seharusnya mungkin untuk mereplikasi run Groobo. Untuk menemukan seed yang digunakan Groobo, tim TAS membuat alat peta khusus yang bisa merekayasa balik seed game tersebut. Dengan alat ini, mereka bisa menentukan peta, item, dan kemungkinan quest yang ada. Lalu, mereka membuat alat pemindaian untuk menyaring seed dan mencari dungeon yang cocok untuk speedrunning.
Tim mencari sekitar 2,2 miliar seed RNG dalam upaya merekonstruksi run Groobo, tetapi tidak ada satu pun yang dapat meniru generasi yang tampak sempurna. Hal ini mengindikasikan bahwa run tersebut bukan terdiri dari segmen dari satu file atau run, melainkan dari run-run yang berbeda. Mereka menggali lebih dalam, dan semakin banyak keanehan muncul. Seperti mengungkap lapisan demi lapisan misteri, mereka menemukan bukti yang semakin memberatkan.
Tim menemukan penanda versi yang aneh di menu utama, inventaris, quest, dan banyak lagi yang tidak konsisten. Penemuan ini mengarah pada kesimpulan bahwa Groobo menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk mencapai hasil yang ditunjukkan dalam run tersebut, termasuk menggabungkan gameplay dari run yang berbeda, memodifikasi memori, dan menggunakan potongan video yang menghilangkan gameplay.
Pengakuan dan Dampak: Ketika Kebenaran Terungkap
Kesimpulan akhir tim? Semuanya terangkum dalam pernyataan tegas: run tersebut tidak mungkin dilakukan seperti yang dijelaskan Groobo tanpa modifikasi yang mendiskualifikasi. Run tersebut, oleh karenanya, harus segera ditarik dari semua papan peringkat. Groobo sendiri memberikan respons yang terkesan santai: “Run saya adalah run segmented/spliced. Selalu begitu dan tidak pernah diakui sebagai hal lain, juga bukan bagian dari kompetisi atau papan peringkat.” Hmmm, terdengar seperti pembelaan diri klasik.
Tim investigasi menyajikan analisis mereka ke Speed Demos Archive (SDA), yang kemudian berdiskusi secara independen dengan Groobo. Pada 10 September 2024, SDA mengumumkan penarikan semua run Diablo oleh Groobo. Goodbye, legenda palsu! Sementara itu, komunitas speedrunning Diablo kembali bergairah, dan perlahan mulai membuat rekor-rekor baru.
Dalam sebuah presentasi, dwangoAC menjelaskan bahwa ia melakukan investigasi karena “hal itu merugikan.” “Kecurangan Groobo pada tahun 2009 benar-benar menghentikan minat pada speedrunning kategori ini,” kata Cecil. “Tidak ada yang mencoba, tidak ada yang bisa.” Dampak dari kebohongan ini ternyata sangat besar, menghambat perkembangan komunitas.
Kebangkitan Komunitas: Rekor Baru Menanti
Kejujuran memang penting, guys. Kejadian ini tentu menjadi pelajaran berharga bagi komunitas speedrunning. Selain itu memberi semangat dan motivasi bagi para pemain untuk berlomba-lomba meningkatkan kemampuan, juga membangun ekosistem persaingan yang sehat dan transparan.
Saat ini, komunitas speedrunning Diablo kembali aktif. Para gamer berlomba-lomba mengejar rekor baru. Siapa tahu, kita akan melihat rekor-rekor baru yang lebih gila dari sebelumnya! Kita berharap kasus ini jadi pengingat untuk tetap up to date dengan perkembangan game favorit.
Berikut beberapa poin penting yang bisa kamu ambil:
- Selalu waspada terhadap klaim rekor yang mencurigakan.
- Dukung komunitas speedrunning yang jujur dan transparan.
- Ingat, cheat itu nggak keren, bro.
- Selalu update berita seputar game favoritmu.
Epilog: Pesan Moral dan Masa Depan Speedrunning
Skandal ini, di satu sisi, memang memalukan. Namun di sisi lain, skandal ini justru menumbuhkan kesadaran kolektif. Ini adalah pengingat bahwa dalam dunia gaming, persaingan dan kehormatan harus berjalan beriringan. Lagipula, apa gunanya rekor jika diraih dengan cara curang?
Masa depan speedrunning terlihat cerah. Dengan semangat fair play, transparansi, dan teknologi yang terus berkembang, kita akan menyaksikan lebih banyak lagi momen-momen epik dalam dunia game. Siapapun bisa berpartisipasi. Jadilah bagian dari komunitas yang selalu bersemangat dan terus mendorong batasan. Mari kita nantikan rekor-rekor baru yang akan lahir, dan mari kita jaga semangat kompetisi yang sehat! #diablo #speedrun #gaming #skandal #TAS #groobo #dwangoAC #cheating