Dark Mode Light Mode

Perang Hip Hop Sang Legenda Battle Rap Terus Berkobar di Indonesia

Kendrick Lamar vs. Drake: Pertarungan Hip-Hop yang Bikin Penonton Auto Mikir

"Tryna strike a chord and it's probably A-minor." Kalimat itu, guys, menggema di seluruh dunia. Kendrick Lamar, dengan senyum nakal khasnya, melemparkan punchline maut ini ke arah Drake di Super Bowl. Sebuah momen yang epic, bukan?

Kita semua tahu, ya, perseteruan antara dua raksasa hip-hop ini sudah kayak sinetron Korea. Publik, personal, sampai urusan dapur pun diumbar. Tapi, menurut beberapa orang, Kendrick sebenarnya lagi menggencarkan perang yang lebih besar. Bukan cuma sama Drake, tapi juga sama apa yang Drake wakili.

Drake: Pop Star atau Rapper?

Drake, sang King of Streaming di era 2010-an, dengan 143 juta followers di Instagram, memang sukses besar. Gayanya yang melodis, mudah dicerna, dan bahkan nyanyi membuatnya jadi idola banyak orang. Tapi, apakah itu berarti dia lebih mirip bintang pop daripada rapper tulen?

Banyak yang bilang Drake bertanggung jawab atas "pengecilan" kualitas hip-hop. Musiknya enak buat joget dan have fun, tapi kurang "isi". Sementara itu, ada kubu lain yang masih memegang teguh akar budaya hip-hop yang dalam.

Kendrick Lamar: Membela "Grit" Hip-Hop

Kendrick, di sisi lain, berjuang keras buat mempertahankan esensi hip-hop sebagai sebuah bentuk seni. Baginya, rap itu bukan cuma sekadar nge-rap. Ia melihat rap sebagai sebuah seni. Gimana menurutmu, guys?

Kendrick merasa rap sekarang sudah terlalu fokus sama lagu atau verse yang catchy, tanpa memperhatikan "grit" dan "bite" yang dulu jadi ciri khasnya. Perseteruannya dengan Drake, katanya, justru lahir dari keprihatinannya terhadap kemunduran budaya rap.

Battle Rap: Akar Sejati Hip-Hop?

Kendrick, si Raja Rap, juga mengagumi battle rap. Inilah akar dari perseteruannya dengan Drake, cara mereka beradu argumen dengan dis dan punchline. Seru, kan, kalau nonton?

Di mata Kendrick, battle rap itu hip-hop dalam bentuk paling murni, mengedepankan substansi dan kemampuan lirik. Ia merasa inilah yang hilang dari dunia hip-hop sekarang. Tapi, apakah cara pandang ini masih relevan di era sekarang?

Di sisi lain, muncul nama Layyah, seorang rapper wanita yang memenangkan The Rap Game UK, juga mengungkapkan pendapatnya. Ia menyebutkan bahwa banyak sekali cara untuk sukses di industri musik selain battle rap.

Panggung media sosial juga mulai banyak dijadikan arena untuk melontarkan diss namun lebih mengedepankan popularitas dan humor. Sedangkan battle rap yang membanggakan lirik dan skill.


Kendrick dan Drake, perang mereka ibarat representasi dari dua sisi koin hip-hop. Satu sisi menginginkan musik yang bisa dinikmati semua orang, sisi lain berpegang teguh pada nilai-nilai klasik dan substansi.

Akankah kita melihat akhir dari perseteruan ini? Drake sepertinya sudah ingin berdamai, tapi ada juga kasus hukum yang masih berjalan. Intinya, pertarungan ini masih jauh dari kata selesai.

Siapa yang akan menang? Atau, mungkinkah hip-hop bisa merangkul keduanya?

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Setengah Pengguna Steam Masih Pakai Windows 10, Abaikan Akhir Dukungan

Next Post

Ethiopia Tingkatkan Infrastruktur untuk Perbaiki Tampilan Perkotaan, Dampak Positif Terasa