Dark Mode Light Mode

Penerbit Tutup Studio Anti-Kapitalis Jelang Rilis Game Indonesia: Nasib Pemain dan Pesan Terancam

Penutupan studio game lebih cepat daripada kecepatan Wi-Fi di rumahmu? Inilah yang perlu kamu tahu!

Berita mengejutkan datang dari dunia game. Studio Fizbin, pengembang game-game keren seperti Say No! More dan roguelike anti-kemapanan Reignbreaker, harus menutup studio mereka. Kejadian ini hanya berselang dua minggu sebelum perilisan game aksi terbaru mereka, yang seharusnya menjadi puncak dari kerja keras mereka. Sungguh ironis, bukan?

Studio Fizbin terkena dampak dari pemotongan yang sedang berlangsung di perusahaan induk mereka, Thunderful. Mereka telah mencoba mengajukan proyek-proyek lanjutan setelah Reignbreaker dirilis, tetapi sayangnya, tidak ada satupun yang disetujui. Keputusan sulit ini akhirnya memaksa studio tersebut untuk menutup pintunya.

Pemilik Studio Fizbin, Alexander Pieper, dalam pernyataan resminya menjelaskan bahwa Thunderful memutuskan untuk mengurangi pengembangan internal secara ekstrem pada November 2024. Keputusan ini, seperti yang diumumkan CEO Thunderful, berdampak langsung pada Studio Fizbin. Penutupan ini akan terjadi di saat para developer seharusnya merayakan kesuksesan.

Thunderful, sebagai publisher, baru-baru ini melakukan pemangkasan hingga 80-100 pekerjaan di berbagai studionya. Mereka berencana untuk fokus pada penerbitan game dari studio eksternal daripada mengembangkan game mereka sendiri. Tampaknya dampak dari keputusan ini semakin terasa.

Reignbreaker: Game Terakhir Mereka yang Wajib Kamu Coba

Mari kita bahas tentang game terakhir yang akan menjadi warisan Studio Fizbin, yaitu Reignbreaker. Game ini adalah roguelike aksi yang penuh warna ungu dan hitam, di mana kamu harus menjatuhkan seorang ratu tiran. Dijamin aksinya seru, dengan banyak lemparan tombak dan pilihan peningkatan kemampuan yang menarik.

James, seorang pengulas game, menggambarkan pertempuran dalam Reignbreaker sebagai pertempuran isometrik yang flashy. Dia juga menyoroti adanya karakter sampingan yang karismatik dan seringkali menggoda untuk diajak bicara. Jangan kaget kalau kamu akan merasa deja vu dengan game lain karena style khasnya.

Tema dalam Reignbreaker dirancang sebagai respons terhadap "peningkatan otoritarianisme sayap kanan di seluruh dunia, kesenjangan kelas yang semakin besar, dan eksploitasi". Ini jelas bukan hanya sekadar game, tetapi juga pernyataan. Jangan lewatkan kesempatan untuk memainkan demo game ini di Steam sebelum peluncuran resminya pada 18 Maret.

Sejarah Singkat Studio Fizbin dan Karya-Karya Mereka

Sebelum Reignbreaker, Studio Fizbin telah menghasilkan sejumlah game yang disukai kritikus. Beberapa di antaranya adalah The Inner World, game petualangan point-and-click, serta Minute Of Islands, sebuah platformer puzzle yang digambar tangan. Mereka juga membuat Say No! More, sebuah game komedi anti-kapitalis.

Alice B (RIP) pernah menyebut Say No! More sebagai game yang "singkat namun sangat memuaskan". Game ini menyajikan kepatuhan universal sebagai masalah global dan sistemik, tetapi tetap realistis dan menetapkan batasan sebagai jalan menuju kesehatan dan kebahagiaan. Dan hebatnya, disampaikan dengan cara yang absurd.

Saat ini, Fizbin akan menghabiskan waktu mereka untuk memastikan Reignbreaker diluncurkan dengan baik. Mereka juga berkomitmen untuk memberikan dukungan pasca-peluncuran dan membantu para pekerja menemukan pekerjaan baru. Sebuah gerakan yang patut diacungi jempol di tengah situasi yang sulit ini.

Dampak Penutupan Studio pada Industri Game

Penutupan Studio Fizbin adalah pengingat pahit bahwa industri game juga rentan terhadap perubahan ekonomi dan keputusan strategis dari perusahaan induk. Hal ini dapat berdampak pada hilangnya bakat-bakat kreatif dan terhambatnya pengembangan game-game inovatif.

Bagi penggemar game, penutupan studio tentu saja adalah kabar yang menyedihkan karena kita kehilangan potensi game-game berkualitas di masa depan. Para developer, seniman, dan penulis cerita di belakang game-game tersebut kehilangan kesempatan untuk berkarya. Ini berarti bahwa visi kreatif mungkin juga hilang.

Peristiwa ini memaksa kita untuk merefleksikan pentingnya keberlanjutan dalam industri game. Bagaimana perusahaan dapat menjaga stabilitas keuangan sekaligus mendukung kreativitas tim pengembangan? Pertanyaan ini menjadi semakin penting di tengah perubahan dan tantangan ekonomi global.

Bagaimana Nasib Reignbreaker Setelah Penutupan Studio?

Meskipun Studio Fizbin akan ditutup setelah Reignbreaker dirilis, game ini akan tetap tersedia dan dapat dimainkan. Tim akan memastikan game ini diluncurkan dengan baik, serta memberikan dukungan teknis dan pembaruan jika diperlukan (update, bug fixes).

Ini adalah bukti dedikasi dan komitmen tim terhadap proyek terakhir mereka. Bahkan dalam situasi yang sulit, mereka tetap berusaha memberikan pengalaman bermain terbaik bagi para pemain. Ini adalah semangat yang patut dicontoh.

Kita sebagai pemain bisa ikut mendukung dengan membeli Reignbreaker dan memainkannya. Dukungan kita akan memberikan apresiasi yang pantas atas kerja keras tim Studio Fizbin. Mari kita jadikan game ini sebagai perayaan atas karya terakhir mereka.

Kesimpulan: Selamat Tinggal, Studio Fizbin!

Penutupan Studio Fizbin adalah kabar yang menyedihkan bagi dunia game. Namun, kita tetap bisa menghargai warisan mereka melalui game-game yang telah mereka ciptakan, terutama Reignbreaker. Ingatlah, setiap game adalah hasil kerja keras, kreativitas, dan semangat yang menginspirasi.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Drake Memperkuat Tuduhan Payola UMG dengan Permohonan Penemuan Baru dalam Bahasa Indonesia

Next Post

Acclaim, Penerbit Game Legendaris Bangkit Kembali dengan Penasihat Pegulat Jeff Jarrett