Oke, kita semua tahu sekolah penting. Dari sana kita belajar hal-hal kayak logika, disiplin, dan teori-teori yang—jujur aja—kadang membosankan. Tapi, dunia kerja itu nggak sesederhana mata pelajaran di sekolah. Ketika kamu lulus, kamu bakalan sadar bahwa pengalaman lebih penting dari sekedar teori. Istilah fresh graduate itu bukan tanpa alasan; itu momen di mana kamu baru mulai menapaki dunia kerja, masih belajar ini-itu, sambil berharap cepat-cepat dapat gaji gede.
Menurut riset, orang baru benar-benar menunjukkan skill yang stabil di usia sekitar 28 tahun. Di usia ini, rata-rata seseorang sudah cukup lama berkecimpung di satu bidang dan mulai ahli. Ini alasannya kenapa posisi manajerial di perusahaan menengah biasanya dipegang orang-orang di rentang umur 28 hingga 35 tahun. Kenapa begitu? Karena di usia ini, selain skill, orang juga udah paham soal emotional intelligence—kemampuan memahami perasaan sendiri dan orang lain, yang ternyata krusial buat jadi pemimpin.
Buat kamu yang baru mulai karir, coba tahan ambisi ngejar gaji besar dulu. Fokus ke skill yang kamu bangun. Gaji memang penting, tapi skill itu jauh lebih berharga. Kalau kamu sudah punya skill yang solid, pindah ke manapun, mau dilempar ke proyek apapun, kamu nggak bakal struggling. Skill adalah senjata andalan kamu buat bertahan hidup dan berkembang di dunia kerja yang makin keras. Sabar sedikit, nikmati prosesnya.
Sebenarnya, karir itu kayak maraton, bukan sprint. Cepat-cepat di awal belum tentu bakal bikin kamu menang di akhir. Konsistensi jauh lebih penting daripada kecepatan. Dan, jangan takut kalau merasa langkah kamu lambat. Justru, tiap langkah kecil yang kamu ambil sekarang bakal jadi fondasi kuat buat masa depan. Fokus ke pengembangan diri aja dulu. Gaji besar? Itu bonus.
Kalau gaji kamu sekarang masih cuman sekedar lewat, nggak usah galau. Yang penting kamu terus belajar dan ngembangin skill. Ketika waktunya tiba, usaha kamu bakal terbayar. Percaya deh, karir itu perjalanan panjang. Jangan buru-buru.