Dark Mode Light Mode

Pembuat Katamari Tinggalkan Bandai Namco untuk Berkembang dengan Tim Internasional

Jangan kaget kalau kreator Katamari Damacy sekarang lagi sibuk bikin game baru dengan developer lintas negara. Siapa sih yang nggak kenal sama game yang bikin kita "ngulet" benda-benda jadi gumpalan raksasa? Nah, kali ini, Keita Takahashi, sang otak di balik itu semua, berbagi cerita seru tentang perjalanannya setelah hengkang dari studio lamanya.

Keita Takahashi, sosok yang memuka dunia game dengan desain unik dan konsep absurdnya, mulai berkarya di Namco (sebelum jadi Bandai Namco) sejak tahun 1999. Di studio itu, ia berhasil menyutradarai Katamari Damacy, We Love Katamari, hingga Noby Noby Boy. Namun, di tahun 2010, ia memutuskan untuk berpisah jalan. Alasannya sepele tapi cukup mendalam, ia merasa nggak lagi "sreg" di tempat itu.

Sempat bikin penasaran, akhirnya terkuak alasan sebenarnya. Ternyata, Keita Takahashi ingin melebarkan sayap dan mencoba bekerja dengan developer dari berbagai negara. Dalam sebuah wawancara dengan GameSpark, ia mengungkapkan keinginan untuk keluar dari zona nyaman dan melihat dunia game dari perspektif yang berbeda.

Alasan utamanya sederhana: ia pengin banget mencoba hal baru. Keita mengaku penasaran, kenapa selama ini hanya membuat game dengan orang Jepang saja. Ia berpikir, kalau bisa kerja sama dengan orang dari berbagai negara, pasti ada banyak ide menarik yang muncul. Ini bukan cuma soal diversifikasi, tapi juga cara untuk merangsang kreativitas.

Keputusan untuk keluar dari studio raksasa tentu bukan hal yang mudah. Namun, keinginan untuk berkembang dan menemukan tantangan baru lebih besar daripada rasa nyaman. Keita Takahashi sepertinya punya prinsip, "Kalau cuma gitu-gitu aja, kapan majunya?".

Sekarang, Keita Takahashi sedang sibuk mengembangkan game baru dengan studionya, Uvula. Game tersebut berjudul To a T, sebuah adventure narrative 3D yang dipublikasikan oleh Annapurna Interactive. Sudah bisa dibayangkan kan, seperti apa uniknya game dari Keita Takahashi?

Keita Takahashi: Dari Katamari ke Dunia Baru

Game terbaru Keita Takahashi, To a T, siap dirilis pada tanggal 28 Mei di beberapa platform, mulai dari PlayStation 5 (PS5), Xbox Series X|S, dan PC. Kabar baiknya, game ini juga akan tersedia di Xbox Game Pass. Penasaran dengan gameplay-nya?

Game ini berkisah tentang Teen, seorang remaja yang selalu berada dalam pose T. Bukan sekadar gaya-gayaan, tapi ada cerita menarik di baliknya. Walaupun bergenre komedi, To a T juga ingin menyoroti kesulitan yang dialami penyandang disabilitas fisik. Ide yang sangat "relate" dengan kondisi sosial saat ini, kan?

Keita Takahashi nggak sendiri dalam menggarap game ini. Ia bekerja sama dengan AbleGamers, sebuah organisasi yang fokus pada aksesibilitas game. Mereka memberikan masukan tentang desain game, sehingga pengalaman bermainnya lebih inklusif dan bisa dinikmati oleh semua orang. Mantap!

Unsur Jepang dalam Sentuhan Global

Meskipun sekarang tinggal di Amerika, Keita Takahashi tetap membawa unsur-unsur Jepang dalam game-nya. Ketika karakter Teen bersekolah, ia menggunakan elemen-elemen khas Jepang. Soalnya, Keita mengaku, dia nggak tahu seperti apa budaya sekolah di Amerika, jadi, ya, dipilihlah elemen Jepang sebagai inspirasinya.

Yang menarik, ketika ditanya tentang target audiens game-nya, Keita Takahashi menjawab, “Saya”. Hmm, menarik. Ia mengaku membuat game yang membuatnya puas, dan berharap orang lain juga suka.

Target Audiens: Diri Sendiri?

Sikapnya yang santai dan tidak terlalu memikirkan target pasar ini justru jadi daya tarik tersendiri. Tapi, jangan salah sangka, bukan berarti Keita nggak peduli dengan pemainnya.

Ia menambahkan, mungkin ia harus mulai memikirkan target audiens di masa depan, tapi "urusan itu (menentukan target audiens) disimpan dulu untuk kehidupan selanjutnya" (alias game-nya berikutnya). Keren, kan?

Filosofi Keita ini mengajarkan kita, bahwa passion dan keinginan untuk berkarya dari hati, seringkali menghasilkan karya yang orisinal dan menarik. Ini bukan cuma tentang jualan, tapi soal mengungkapkan diri melalui seni.

Kesimpulan: Petualangan Baru, Kreativitas Tanpa Batas

Kisah Keita Takahashi ini bukan cuma sekadar berita tentang game baru. Ini adalah inspirasi untuk kita semua. Jangan takut keluar dari zona nyaman. Teruslah bereksplorasi, mencoba hal baru, dan berkarya dengan sepenuh hati.

Keita Takahashi membuktikan, batasan itu cuma ada di pikiran. Dengan keberanian dan kreativitas, kita bisa menciptakan sesuatu yang unik dan bermakna. Tunggu tanggal rilis To a T, dan rasakan sendiri magis dari dunia game ala Keita Takahashi. Selamat menanti gamenya, semoga pengalaman bermainmu nanti seasyik game-gamenya yang dulu!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Menteri Ungkap Prabowo Meletakkan Fondasi Indonesia Emas 2045

Next Post

iPhone 17 Air: Kabar Ungkap Model Ultratipis Bikin Penasaran