Musik Grindcore: Teriakan Chaos dalam 20 Menit?
Musik adalah bahasa universal, katanya. Tapi, apa jadinya kalau bahasanya berupa teriakan, distorsi, dan gebukan drum yang seolah mengajak dunia untuk ikut rusuh? Itulah esensi dari grindcore, genre musik yang nggak semua orang sanggup mencerna, tapi punya basis penggemar fanatik. Sebuah band bernama Drugs of Faith baru saja merilis album berjudul "Asymmetrical," dan mari kita bedah, apakah album ini berhasil membangkitkan semangat chaos yang sesungguhnya?
Album ini datang dari Drugs of Faith, sebuah band yang, kalau boleh jujur, mungkin bukan yang paling populer di jagat musik metal. Tapi, mereka punya "pedigree" grindcore yang cukup mumpuni, dengan personel yang terlibat dalam proyek-proyek musik ekstrem lainnya. Kata kuncinya adalah "noise," karena album ini menjanjikan sesuatu yang nggak biasa dan penuh energi. Tapi, apakah janji itu ditepati?
Kegilaan yang Terukur
Saat kamu mulai mendengarkan "Asymmetrical," kesan pertama yang muncul mungkin adalah "berisik." Catatan menyebutkan kata "chaos" muncul berkali-kali, dan memang begitulah adanya. Album ini dipenuhi intensitas dan energi yang "nggak waras." Ada beberapa momen yang menonjol, seperti bagian awal lagu "Drones" dengan melodi kromatiknya yang dibalut distorsi gitar. Suara vokal yang kasar dan nge-punk semakin menambah daya gedor musik ini.
Gaya lo-fi dan kasar dalam musik ini memang cukup menarik, memberikan kesan mentah dan jujur. Drugs of Faith berhasil menyajikan 21 menit musik grindcore yang dirancang untuk "menampar" kamu dari rutinitas sehari-hari, namun apakah ini cukup untuk membuat album ini berkesan? Pertanyaan ini akan kita jawab sebentar lagi.
Ketika Bass Mencuri Perhatian
Yang membedakan Drugs of Faith dari band grindcore lain adalah, penempatan drum dan bass yang lebih menonjol daripada gitar. Suara bass yang menggelegar menjadi kekuatan utama, mengarahkan laju lagu dengan ritme yang memuaskan. Meskipun begitu, posisi gitar yang agak "di belakang" sedikit mengurangi dampak riff-riff yang seharusnya menjadi daya tarik utama. Seolah-olah ada sesuatu yang terasa kurang.
Posisi gitar yang "tenggelam" dalam campuran suara sering kali membuat musik ini terasa kurang berkesan, meski berkontribusi pada kekacauan yang menjadi ciri khasnya. Perbandingan menarik muncul ketika gitar muncul lebih jelas, seperti pada lagu "Gas Mask." Di sana, kamu bisa mendengar kegaharan gitar yang lebih terasa.
Apakah "Asymmetrical" Memuaskan?
Karena mix yang kurang optimal, "Asymmetrical" mulai terasa sedikit membosankan. Sisi B album ini mencoba menghidupkan kembali suasana, tapi hasilnya kurang memuaskan. Ada beberapa momen yang menggugah, seperti solo gitar di lagu "The Void", yang sekali lagi, mampu memberikan warna pada album. Akan tetapi, secara keseluruhan, album ini terasa sedikit monoton.
Band seperti Beaten to Death selalu berhasil menyajikan grindcore yang unik dan inovatif dengan menggabungkan elemen dari genre musik lain. Album ini memang singkat, tapi juga lebih homogen, sehingga dampaknya terasa berkurang. Drugs of Faith memang tidak akan mengubah hidup kamu dengan inovasi musik yang revolusioner. Hanya saja, apakah ini cukup menghibur?
Grindcore untuk Kalangan Tertentu
Secara keseluruhan, album ini mungkin hanya akan cukup menghibur bagi para penggemar grindcore yang sudah mapan, yang sedang mencari 20 menit untuk melepaskan penat. Produksi yang menarik dan kekacauan yang terencana memberikan "Asymmetrical" nilai plus. Namun, album ini mungkin kurang cocok untuk pendengar yang baru mengenal genre ini karena riff-riff gitarnya terasa kurang bertenaga.
Album ini tidak menghadirkan variasi musik yang terlalu banyak. Kekurangannya adalah kurangnya riff-riff yang kuat dan berkesan. Meskipun demikian, album ini mampu memberikan sensasi seperti terjun bebas ke dalam dunia musik yang bising dan penuh energi. Tapi, jangan berharap menemukan melodi yang indah atau harmoni yang kompleks di sini.
Kesimpulan: "Asymmetrical" dan Masa Depan Grindcore
"Asymmetrical" adalah album yang "cukup." Bukan yang terbaik, bukan pula yang terburuk. Ini adalah pilihan aman bagi mereka yang sudah akrab dengan dunia grindcore. Untuk pendengar awam? Bersiaplah untuk pengalaman yang mungkin terasa melelahkan. Namun, bagi para penggemar setia, album ini adalah pengingat bahwa musik grindcore masih punya tempat di dunia.
Kita tidak bisa memprediksi masa depan genre musik ini. Tapi, selama ada band-band seperti Drugs of Faith yang terus berkarya dengan semangat membara, grindcore akan tetap menjadi suara dari mereka yang ingin "berteriak" tentang dunia.