Dunia gaming kembali dikejutkan dengan kabar kurang menyenangkan, kali ini datang dari salah satu studio yang cukup punya nama. Ya, Eidos-Montréal, studio di balik game keren seperti Marvel's Guardians of the Galaxy dan seri Deus Ex yang legendaris, baru saja mengumumkan keputusan sulit. Rasanya baru kemarin kita mendengar kabar akuisisi besar-besaran, kini gelombang restrukturisasi seolah tak ada habisnya menghantam industri ini. Mari kita bedah bersama apa yang sebenarnya terjadi di balik layar studio asal Kanada ini.
Eidos-Montréal bukanlah nama baru di industri game. Mereka telah membangun reputasi solid melalui franchise yang dicintai banyak gamer, terutama Deus Ex yang ikonik dengan cyberpunk setting-nya. Studio ini dikenal dengan kemampuannya meracik narasi yang kuat dan gameplay yang mendalam. Perjalanan mereka pun cukup dinamis, dari bagian keluarga besar Square Enix hingga akhirnya diakuisisi oleh Embracer Group pada tahun 2022. Sebuah langkah yang kala itu diharapkan membawa angin segar dan proyek-proyek ambisius baru.
Akuisisi oleh Embracer Group memang menjadi babak baru bagi Eidos-Montréal. Embracer, sebuah konglomerat game asal Swedia, dikenal dengan strategi akuisisi agresifnya, "mengoleksi" banyak studio dan IP ternama. Harapannya tentu saja sinergi dan dukungan finansial lebih besar untuk melahirkan game-game berkualitas. Namun, seperti plot twist dalam game, kondisi pasar dan strategi perusahaan bisa berubah secepat kilat, membawa dampak yang tidak terduga bagi studio-studio di bawah naungannya.
Sayangnya, bulan madu pasca-akuisisi tampaknya tidak berlangsung lama. Embracer Group sendiri belakangan ini sedang gencar melakukan program "restrukturisasi" besar-besaran. Istilah korporat yang seringkali menjadi eufemisme untuk pemotongan biaya dan, ya, pemutusan hubungan kerja (PHK). Ribuan pekerja di berbagai studio milik Embracer telah terdampak, menciptakan atmosfer ketidakpastian di seluruh grup perusahaan raksasa ini. Eidos-Montréal pun tak luput dari gelombang ini.
Ini bukan kali pertama Eidos-Montréal menghadapi badai PHK di bawah Embracer. Tahun lalu, studio ini sudah lebih dulu melakukan perampingan dengan melepas 97 karyawan. Kejadian tersebut sudah cukup mengguncang, terutama setelah adanya laporan mengenai pembatalan proyek game Deus Ex baru yang kabarnya sudah dikembangkan selama dua tahun. Pembatalan ini menjadi pukulan telak bagi fans dan juga tim pengembang yang telah mencurahkan waktu dan kreativitasnya.
Kini, kabar terbaru mengonfirmasi adanya gelombang PHK lanjutan. Melalui pernyataan resmi di media sosial, Eidos-Montréal mengumumkan akan melepas hingga 75 anggota staf mereka. Alasan yang dikemukakan adalah karena salah satu mandat proyek mereka akan segera berakhir. Studio menyatakan bahwa keputusan ini bukan cerminan dari dedikasi atau kemampuan para karyawan yang terdampak, tapi lebih karena keterbatasan kapasitas untuk merelokasi mereka semua ke proyek lain yang sedang berjalan.
Studio juga menambahkan bahwa para talenta ini, yang disebut sebagai para ahli yang sangat berbakat dan sangat berpengalaman, kini akan kembali memasuki pasar kerja. Eidos-Montréal berkomitmen untuk mendukung mereka melalui masa transisi ini. Di sisi lain, studio juga menegaskan komitmennya untuk tetap menyelesaikan proyek-proyek lain yang saat ini masih dalam pengembangan, mencoba memberikan sedikit kepastian di tengah berita buruk ini.
Badai PHK Kembali Menerpa Eidos-Montréal
Pengumuman PHK "hingga 75 staf" ini tentu menimbulkan banyak pertanyaan. Alasan "mandat proyek berakhir" terdengar cukup standar, namun sulit untuk tidak mengaitkannya dengan kondisi induk perusahaan, Embracer Group, yang sedang berjuang keras memangkas biaya. Apakah ini murni karena siklus proyek, ataukah bagian dari strategi efisiensi yang lebih besar dari Embracer? Well, mungkin hanya meeting internal level atas yang tahu jawaban pastinya.
Pembatalan game Deus Ex baru tahun lalu juga masih menyisakan luka. Sebuah franchise yang begitu dicintai fans harus kembali masuk ke dalam lemari es, padahal kabarnya pengembangannya sudah berjalan. Keputusan ini, yang juga bagian dari restrukturisasi Embracer, menunjukkan betapa rentannya nasib sebuah proyek game, bahkan yang berasal dari IP besar sekalipun. Kini, dengan PHK tambahan, nasib IP Deus Ex di tangan Eidos-Montréal terasa semakin abu-abu.
Lalu, apa saja proyek yang masih dikerjakan Eidos-Montréal? Satu yang sudah terkonfirmasi adalah peran mereka dalam mendukung Playground Games (studio milik Xbox) untuk reboot Fable. Game ini sudah lama ditunggu-tunggu dan kabarnya pengembangannya cukup menantang. Keterlibatan Eidos-Montréal diharapkan bisa membantu mempercepat prosesnya. Namun, pernyataan studio menyiratkan adanya "proyek lain", yang detailnya masih menjadi misteri. Semoga bukan sekadar proyek bersih-bersih gudang digital, ya.
Keterlibatan dalam Fable menunjukkan bahwa Eidos-Montréal masih memiliki peran strategis, setidaknya sebagai studio pendukung untuk proyek besar Microsoft. Ini bisa menjadi nafas sementara bagi studio, namun ketergantungan pada proyek eksternal juga memiliki risikonya sendiri. Bagaimana nasib Eidos jika proyek Fable selesai atau jika ada perubahan strategi dari pihak Microsoft? Ini menjadi pertanyaan penting untuk keberlanjutan studio ke depan.
Efek Domino Restrukturisasi Embracer Group
PHK di Eidos-Montréal bukanlah kasus isolasi. Ini adalah bagian dari efek domino restrukturisasi besar-besaran di Embracer Group yang telah menyebabkan lebih dari 4.500 karyawan kehilangan pekerjaan di berbagai anak perusahaannya sejak program ini dimulai. Studio-studio lain seperti Volition (Saints Row), Free Radical Design (TimeSplitters), dan banyak lagi telah ditutup atau mengalami perampingan signifikan. Sebuah pengingat pahit tentang sisi bisnis industri game yang terkadang kejam.
Mengapa Embracer melakukan restrukturisasi se-brutal ini? Setelah periode akuisisi yang sangat agresif, perusahaan tampaknya menghadapi tekanan finansial. Beberapa laporan menyebutkan adanya kesepakatan besar senilai $2 miliar yang gagal tercapai, memaksa perusahaan untuk mengubah arah strateginya secara drastis. Ditambah lagi dengan kondisi ekonomi global dan pasar game yang berubah, Embracer terpaksa "mengencangkan ikat pinggang", sayangnya dengan konsekuensi PHK massal. Mirip cerita habis belanja gila-gilaan pas diskon, eh tagihan datang bikin pusing tujuh keliling.
Industri Game: Roller Coaster yang Tak Kunjung Usai?
Apa yang terjadi di Eidos-Montréal dan Embracer Group adalah cerminan dari tren yang lebih luas di industri game global. Sejak awal tahun 2023, tercatat lebih dari 25.000 pekerja industri game telah kehilangan pekerjaan mereka. Angka ini terus bertambah di tahun 2025, dengan sekitar 1.200 PHK tercatat sejauh ini, mempengaruhi perusahaan raksasa seperti Unity, PlayStation, Ubisoft, Warner Bros. Games, hingga studio-studio yang lebih kecil.
Data dari survei GDC (Game Developers Conference) State of the Games Industry yang dibagikan awal tahun ini juga melukiskan gambaran suram. Survei tersebut mengungkapkan bahwa satu dari sepuluh pengembang yang disurvei (dari 3.000 responden) terdampak PHK pada tahun 2024. Ini menunjukkan betapa luasnya dampak gelombang PHK ini, menyentuh berbagai level dan peran dalam pengembangan game. Stabilitas kerja di industri kreatif ini tampaknya menjadi barang mewah.
Masa Depan Eidos-Montréal dan Industri Secara Umum
Dengan perampingan terbaru ini, bagaimana nasib Eidos-Montréal ke depan? Fokus mereka tampaknya akan terbagi antara mendukung pengembangan Fable dan mengerjakan "proyek lain" yang masih misterius itu. Semoga saja proyek misterius ini adalah sesuatu yang original dan ambisius, yang bisa mengembalikan Eidos-Montréal ke peta developer papan atas dengan game buatan mereka sendiri. Namun, tantangan untuk bangkit kembali di tengah iklim industri saat ini jelas tidak mudah.
Pada akhirnya, berita PHK dari Eidos-Montréal adalah pengingat getir tentang volatilitas industri game. Di balik gemerlap launching game baru dan angka penjualan fantastis, ada ribuan talenta yang nasibnya bisa berubah dalam sekejap mata karena keputusan bisnis. Semoga para developer yang terdampak segera menemukan tempat berlabuh yang baru dan dapat terus berkarya. Karena pada intinya, game hebat lahir dari tangan-tangan kreatif para pembuatnya, bukan hanya dari neraca keuangan perusahaan.