Kabur Aja Dulu: Ketika Realita Lebih Kejam dari Ekspektasi
Beberapa waktu lalu, jagat maya diramaikan oleh tagar #KaburAjaDulu. Sebuah tren yang mengundang gelak tawa, sekaligus menyimpan pilu bagi sebagian anak muda. Sebuah ajakan untuk hengkang dari negeri sendiri, mencari peruntungan di tempat yang dianggap lebih menjanjikan. Tentu saja, tren ini bukan muncul begitu saja. Ada banyak faktor yang melatarbelakanginya, dan semuanya bermuara pada satu hal: kecewa.
Latar belakangnya cukup kompleks. Dimulai dari kebijakan penghematan anggaran yang masif, hingga sulitnya mencari pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi. Belum lagi ditambah dengan situasi politik dan ekonomi yang terasa gonjang-ganjing, membuat banyak orang merasa ‘tidak aman' dan ‘tidak punya harapan'. Alhasil, solusi yang dianggap paling jitu adalah dengan mencari ‘surga' baru di luar negeri.
Mengapa ‘Kabur Aja Dulu' Terdengar Menarik?
Daya tarik ‘Kabur Aja Dulu' terletak pada janji-janji manis yang ditawarkan. Kamu bisa membayangkan hidup yang lebih baik, gaji yang lebih tinggi, lingkungan yang lebih kondusif, dan kesempatan untuk berkembang yang lebih luas. Siapa yang tidak tergiur dengan semua itu? Apalagi ketika realita di Tanah Air terasa begitu pahit dan penuh tantangan.
Kamu mungkin berpikir bahwa ini adalah bentuk pemberontakan generasi milenial dan Gen Z terhadap sistem yang dianggap gagal. Tapi mari kita jujur, ini bukan sekadar pemberontakan, melainkan sebuah gerakan survival. Sebuah upaya untuk menyelamatkan diri dari situasi yang dirasa semakin sulit dan tak menentu.
Tapi, Apakah ‘Kabur Aja Dulu' Solusi yang Tepat?
Tentu saja, pemerintah tidak bisa melarang siapa pun untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Namun, ada satu hal yang perlu diingat: migrasi bukan jalan pintas. Prosesnya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak hal yang harus dipersiapkan, mulai dari dokumen, visa, hingga kemampuan beradaptasi dengan budaya baru.
Jangan sampai impian indahmu menjadi bumerang. Pikirkan juga risiko-risiko yang mungkin timbul, seperti kesulitan mencari pekerjaan, diskriminasi, atau bahkan eksploitasi. Jangan sampai keinginan untuk ‘kabur' malah menjebakmu dalam masalah baru yang lebih rumit.
Ketika Realita Tak Seindah Ekspektasi
Seringkali, ekspektasi tidak sesuai dengan realita. Kamu mungkin membayangkan kehidupan di luar negeri seperti dalam drama Korea yang penuh kemewahan dan kebahagiaan. Tapi, kenyataannya bisa sangat berbeda. Kamu harus menghadapi tantangan baru, berjuang lebih keras, dan beradaptasi dengan lingkungan yang sama sekali asing.
Selain itu, jangan lupa bahwa kamu akan meninggalkan keluarga, teman, dan kampung halaman. Kamu harus siap menghadapi rasa rindu, kesepian, dan bahkan cultural shock. Pertimbangkan juga apakah kamu benar-benar siap untuk mengorbankan semua itu demi mencari ‘surga' yang belum tentu ada.
Pemerintah juga turut merespons tren ini. Beberapa pejabat mengingatkan warga agar tetap mematuhi prosedur hukum jika ingin bekerja di luar negeri. Tapi, apakah sekadar mematuhi aturan hukum cukup? Apakah pemerintah sudah melakukan yang terbaik untuk menjaga warganya agar tetap merasa nyaman dan aman di negaranya sendiri?
Antara Harapan dan Kenyataan: Membangun Mimpi di Negeri Sendiri?
Mungkin ada baiknya kita bertanya pada diri sendiri, kenapa sih harus ‘kabur'? Apakah karena kita sudah menyerah pada keadaan? Atau karena kita tidak punya harapan lagi di negeri sendiri? Ingat, setiap negara punya masalahnya masing-masing. Tidak ada tempat yang sempurna.
Mungkin, alih-alih ‘kabur', kita bisa mencoba untuk memperbaiki keadaan di negeri sendiri. Berpartisipasi aktif dalam pembangunan, menyuarakan aspirasi, dan berjuang untuk perubahan yang lebih baik. Tentu saja, hal ini tidak mudah. Tapi, setidaknya kita sudah berusaha.
Jika kamu memang memutuskan untuk ‘kabur', pastikan kamu sudah benar-benar siap secara mental, finansial, dan administratif. Jangan terburu-buru. Rencanakan semuanya dengan matang. Dan yang terpenting, jangan lupa untuk selalu menjaga identitas dan jati diri sebagai warga negara Indonesia.
Keputusan untuk ‘kabur' atau tidak, sepenuhnya ada di tangan kamu. Tapi, ingatlah bahwa di mana pun kamu berada, kamu tetap punya tanggung jawab. Tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, dan juga bangsa. Pilihlah jalan yang menurutmu terbaik. Jalan yang akan membawamu menuju kebahagiaan dan kesuksesan.