Tentu saja, langsung saja kita mulai… Apa jadinya kalau amnesia itu ternyata skill yang bisa di-level up? Rasanya kayak lagi main game RPG, tapi plot twist-nya lebih rumit dari teka-teki Rubik's Cube.
Surface Season 2: Lebih Dalam ke Labirin Memori
Serial Surface musim kedua, yang tayang mulai 21 Februari di Apple TV+, sudah menjadi pembicaraan hangat. Mengingat plot utama adalah tentang amnesia, ironisnya, mungkin kita perlu refresh ingatan lagi soal peristiwa di season pertama. Untungnya, peralihan latar dari San Francisco ke London bisa dianggap sebagai soft reboot; jadi, kalian yang ketinggalan kereta gak perlu khawatir.
Musim pertama, meskipun menarik, terasa agak bertele-tele seperti episode perkenalan yang panjang. Namun, di musim kedua ceritanya lebih kuat, berfokus pada pencarian kebenaran. Sophie, diperankan memukau oleh Gugu Mbatha-Raw, masih mencoba merangkai masa lalunya yang hilang akibat kecelakaan. Misteri ini ternyata berakar dari kematian sang ibu dan keterkaitannya dengan seorang pewaris cantik.
Di London, dengan nama samaran Tess, Sophie tetap bergaul dengan kalangan atas. Perbedaannya, kali ini yang menjadi targetnya adalah keluarga Huntley, yang jauh lebih kaya, dan tentunya… lebih banyak secret tersembunyi. Uang mereka memang banyak, tapi lemari mereka juga penuh dengan kerangka. Ketika penyelidikan Sophie bersinggungan dengan investigasi wartawan tentang penyalahgunaan keluarga Huntley, teka-teki di Surface terasa semakin berat.
Sophie, yang mencuri jutaan dolar dari suaminya, James (Oliver Jackson-Cohen), tetap mewah. Hotel mewah, pakaian desainer, klub eksklusif, dan minuman mahal masih jadi bagian dari gaya hidupnya. Kemampuannya beradaptasi dengan Eliza (Millie Brady), anak bungsu Huntley, mengingatkan betapa hebatnya Sophie dalam berpura-pura. Mbatha-Raw sangat ahli dalam menggambarkan karakter yang harus terus menyembunyikan dirinya.
Eliza, yang diperankan dengan sangat baik, terlihat seperti urat saraf yang tegang. Sementara itu, Phil Dunster dari Ted Lasso memerankan Quinn, pewaris keluarga Huntley yang bermasalah, dengan aura yang lebih suram. Ia meninggalkan kesan konyol yang disukai banyak orang, dan menunjukan rentang aktingnya yang luar biasa.
Misteri Keluarga Huntley dan Gelapnya Masa Lalu
Keluarga Huntley sedang mempersiapkan pernikahan mewah Quinn. Hubungannya dengan tunangannya, Grace (Freida Pinto), juga mengalami beberapa perubahan mengejutkan di sepanjang delapan episode. Ketidakpastian Grace tentang menjadi bagian permanen dari keluarga menimbulkan konflik. Namun, peran Pinto terasa kurang maksimal, karena beberapa detail kompleksitasnya hanya tampil sesaat.
Tidak hanya Pinto, karakter yang diperankan oleh Joely Richardson dan Tara Fitzgerald juga kurang mendapat porsi cerita. Untungnya, para aktor mampu memaksimalkan peran mereka. Dunster mendapat porsi peran yang lebih besar, memadukan masalah Quinn sendiri dengan masalah ayah dan kakeknya. Penonton akan diajak menebak-nebak terus dalam keluarga ini.
Munculnya Callum Walsh (Gavin Drea), seorang jurnalis, sebagai sekutu sekaligus rival Sophie, membawa kita lebih dekat dengan kebenaran tentang kematian ibunya. Karena Sophie amnesia, kita belajar bersama, dan informasi penting sengaja ditahan sampai akhir musim. Tapi untungnya, endingnya tidak terduga, ada beberapa kejutan.
Di musim pertama, Sophie punya terapis untuk berbagi rahasianya. Kali ini, orang-orang yang menyimpan rahasianya lebih fleksibel. Eliza yang sudah lama tidak bertemu Sophie, tentu saja, tidak terlalu senang melihatnya. Hubungan mereka yang tarik ulur akan diungkap lebih dalam, tapi sayangnya agak tenggelam oleh drama lain. Jackson-Cohen berperan sebagai tokoh utama di musim ini, dan penampilannya muncul singkat di trailer.
James Kembali dan Twist Tak Terduga
Ketika James kembali, ceritanya semakin seru. James adalah orang yang tak bisa ditebak, apakah dia akan menjadi teman atau musuh bagi Sophie. Aktor ini punya keahlian memerankan suami yang mengancam, dengan berbagai lapisan karakter. Ia berhasil memainkan berbagai nada antara arogansi dan kerentanan. Surface di Season 2 memberikan jawaban yang lebih jelas, tanpa banyak tipuan yang berlebihan.
Musim kedua ini jauh lebih baik dari musim pertama. Sebuah cliffhanger menggoda menjanjikan bahwa cerita ini belum berakhir. Ada lebih banyak hal yang bisa dinikmati dari Surface daripada hanya penampilannya yang menarik. Mbatha-Raw berhasil menggali sisi kesedihan dan kemarahan Sophie dengan sangat memuaskan.
Jadi, tunggu apa lagi? Siapkan diri kalian untuk kembali ke dunia Surface dan selami misteri yang lebih kompleks. Jangan lupa, permainan memori ini akan membuat kalian terus menebak!