Dark Mode Light Mode

MARTY FRIEDMAN Tentang Pembuatan ‘Rust In Peace’ MEGADETH: ‘Kami Tahu Hasilnya Akan Keren’

Mimpi di Balik Gitar: Marty Friedman dan Kisah-kisah yang Menginspirasi

Siapa yang tidak kenal Marty Friedman? Gitaris legendaris dengan gaya yang unik dan penuh warna. Baru-baru ini, ia berbagi cerita tentang pengalaman awal di MEGADETH dalam sebuah wawancara, sekaligus promosi buku otobiografinya yang baru saja dirilis, "Dreaming Japanese". Sebuah pengakuan yang menggugah, bukan? Apalagi kalau bukan tentang bagaimana seorang musisi mencapai puncak karirnya dan tetap relevan hingga kini.

Kabar baiknya, bagi kamu yang penasaran dengan proses kreatif di balik album ikonik "Rust In Peace", buku Marty adalah jawabannya. Dalam buku itu, ia mengupas semua detail yang terlibat dalam pembuatan album tersebut, nyaris seperti catatan harian. Ternyata, sebagian besar lagu di album itu ditulis bersama-sama oleh keempat anggota band. Sebuah proses yang menarik, bukan?

Rust in Peace: Sebuah Awal yang Mengejutkan

Sebelum bergabung dengan MEGADETH, hanya ada beberapa lagu yang sudah dibuat garis besarnya. Sisanya? Belum ada sama sekali! Marty menggambarkan bagaimana mereka bekerja bersama, berbagi waktu dan energi. Ia mengklaim bahwa mereka semua tahu apa yang mereka lakukan akan sangat keren. Bahkan, ketika mulai merekam, mereka menyadari sedang mengerjakan sesuatu yang sangat istimewa.

Yang menarik, Marty dan Dave Mustaine memiliki gaya permainan gitar yang sangat berbeda, tetapi justru perbedaan itulah yang membuat musik mereka menjadi sangat khas. Ibarat perpaduan yang pas, seperti pegas dalam arloji. Mereka saling melengkapi tanpa harus mengulang satu sama lain. Ketika mereka membawanya ke atas panggung, penonton terkejut. Bukan MEGADETH yang mereka kenal sebelumnya.

"Countdown to Extinction" vs "Youthanasia": Semuanya Terbaik!

Saat ditanya mana yang terbaik dari semua karyanya, Marty dengan tegas menjawab: "Semuanya adalah yang terbaik!" Pernyataan yang sederhana namun sarat makna. Ia menjelaskan, saat kita mengerjakan sesuatu, terutama untuk dinikmati orang lain, kita pasti akan memberikan yang terbaik. Tidak akan pernah dirilis sampai seribu persen puas.

Memang, tidak ada karya yang sempurna, tetapi pada saat itu, mereka yakin telah memberikan yang terbaik. Ia bahkan merasa, jika ada kesempatan untuk mengulanginya, ia akan melakukan hal yang sama, bahkan bisa lebih baik lagi. Dengan kata lain, semangat dan dedikasi adalah kunci utama dalam menghasilkan karya yang berkualitas.

Drama: Sebuah Album yang Penuh Warna

Album solo terbaru Marty, "Drama," yang dirilis pada Mei lalu, adalah bukti bahwa ia tidak pernah berhenti berkreasi. Album ini direkam di Italia, dan menampilkan sentuhan unik Marty, yang menggunakan gitar vintage dan modern. Bagi para pencinta musik, ini adalah pengalaman yang tak terlupakan.

Mulai dari single pertama yang memukau, "Illumination," hingga "Mirage" dan 10 mini-simfoni lainnya, Marty menciptakan elemen atmosfer dengan gaya modern dan eksotis. Kita seolah diajak berkelana dalam dunia musik yang penuh warna, sebuah pengalaman yang sangat personal yang dihadirkan melalui nada-nada gitarnya.

Marty Friedman: Sang Gitaris, Tokoh TV, dan Penulis Buku

Marty bukan hanya seorang gitaris hebat, tetapi juga sosok yang serba bisa. Ia memulai karirnya dengan CACOPHONY bersama Jason Becker. Kemudian, ia menghabiskan 10 tahun sebagai gitaris MEGADETH, sebelum pindah ke Tokyo karena kecintaannya pada musik, bahasa, dan budaya Jepang. Keputusan yang mengubah jalannya.

Di Jepang, ia menjadi bintang dalam komedi TV "Hebimeta-san" ("Mr. Heavy Metal") dan "Rock Fujiyama", yang membuatnya dikenal publik secara luas. Ia bahkan muncul di lebih dari 800 acara TV, film, dan iklan, termasuk kampanye dua tahun dengan Coca-Cola untuk Fanta. Tak hanya itu, ia juga menulis dua novel best-selling dan menjadi orang asing pertama yang ditunjuk sebagai duta warisan Jepang. Keren, kan?

Musik Tanpa Batas: Sebuah Perjalanan yang Tak Berujung

Di samping semua kesibukannya, Marty tetap aktif dalam bermusik. Ia telah merilis beberapa album solo dan bekerja dengan musisi-musisi papan atas Jepang. Ia mencatatkan banyak chart hits, termasuk nomor 1 dengan SMAP, dua lagu nomor 2 dengan MOMOIRO CLOVER, dan nomor 2 dengan SOUND HORIZON. Konsistensi dan kreativitas adalah kunci suksesnya.

Kisah Marty Friedman adalah bukti bahwa mimpi bisa menjadi kenyataan, asalkan kita terus berusaha dan tidak pernah menyerah. Buku "Dreaming Japanese" adalah inspirasi bagi kita semua, bahwa keberanian untuk bermimpi dan mengejar passion adalah hal yang paling berharga dalam hidup. Sebuah perjalanan yang tak berujung, yang selalu diiringi dengan nada-nada indah dari gitarnya.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Dapatkan Lisensi Microsoft Project Professional Super Murah Cuma Rp225 Ribu: Jangan Lewatkan!

Next Post

IAEA Scholarships Boost Indonesian Language Skills for 11 UI Students