Dark Mode Light Mode

Manic Street Preachers: ‘Critical Thinking’ Soal Morrissey dan Richey Edwards

Album Baru Manic Street Preachers: Kritik Diri Sendiri, Morrissey, dan Refleksi Usia Senja

Album ke-15 dari Manic Street Preachers, "Critical Thinking," akhirnya dirilis, dan langsung bikin penasaran. Band rock legendaris asal Wales ini kembali dengan karya yang konon lahir dari “ketidakpastian, keraguan, dan hasrat abadi.” Wah, berat nih kayaknya, tapi kok judulnya "Critical Thinking" ya? Penasaran ‘kan? Mari kita bedah lebih dalam.

Nicky Wire, sang bassist dan penulis lirik, bilang kalau album ini terasa beda dari karya-karya Manics sebelumnya. Dia bahkan seolah-olah sedang mengkritik dirinya sendiri. Katanya, album ini adalah refleksi dari kondisi pikirannya saat ini. Hmmm, apakah ini tanda-tanda krisis paruh baya ala musisi rock?

Morrissey dan Surat Cinta untuk Diri Sendiri

Salah satu lagu yang paling menarik perhatian adalah "Dear Stephen," yang terinspirasi dari sosok Morrissey. Banyak yang mengira lagu ini adalah seruan untuk kembalinya Morrissey di era kejayaannya. Namun, Wire membantahnya, dia malah bilang kalau lagu ini lebih ke refleksi dirinya sendiri, tentang bagaimana ia terikat dengan masa lalunya.

Wire menjelaskan bahwa lagu itu tentang betapa ia terobsesi dengan masa lalu, terutama saat ia masih remaja. Ia mengenang bagaimana musik, sastra, dan film di masa itu sangat membentuk dirinya. Bahkan, sebuah kartu pos dari Morrissey yang bertuliskan, “Get well soon,” yang ia simpan, diberinya makna yang mendalam. Jadi, lagu ini sebetulnya adalah surat cinta untuk dirinya sendiri di masa lalu.

Pikiran Kritis dan Latihan Otak

Album "Critical Thinking" seolah-olah mengajak kita untuk terus berpikir kritis. Wire menekankan pentingnya melatih otak, sama seperti kita pergi ke gym untuk melatih otot tubuh. Baginya, latihan otak itu adalah dengan menulis, mencoba melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang. Kayak lagi nge-gym, tapi versi otak!

Judul album ini sendiri, menurut Wire, mengandung "kejahatan lirik" yang mengingatkan kita untuk waspada terhadap diri sendiri. Ia mengingatkan bahwa otak adalah otot yang perlu dilatih. Jangan sampai otak kita jadi loyo karena kebanyakan scroll media sosial, ya!

Bebas dari Batasan, Tapi Tetap Mikir

James Dean Bradfield, sang frontman, mengatakan bahwa "Critical Thinking" lahir dari kebebasan. Tidak ada mission statement atau konsep yang terlalu kaku. Ini memungkinkan mereka untuk lebih leluasa dalam berkarya. Mereka mencoba berpikir dengan cara yang lebih longgar, melihat apa yang muncul dari proses kreatif mereka.

Bradfield berpendapat bahwa ketika berbagai ideologi dan konsep yang kita yakini mulai runtuh seiring bertambahnya usia, kita harus belajar untuk berpikir lebih fleksibel. Wah, kayaknya ini nasihat buat kita semua, nih!

Akhir Kata: Tetap Berkarya!

Manic Street Preachers, di usia yang tak lagi muda, tetap menunjukkan energi dan semangat berkarya yang luar biasa. Mereka mengingatkan kita bahwa waktu itu berharga. Mereka mengajak kita untuk terus berpikir kritis, mengevaluasi diri sendiri, dan jangan pernah berhenti berkarya. Mereka berpesan, jika kita punya inspirasi, segera wujudkan.

"Critical Thinking" bukan hanya sekadar album, tapi juga cerminan dari perjalanan hidup mereka. Mereka mengingatkan kita bahwa di tengah semua ketidakpastian, keraguan, dan tuntutan zaman, kita harus tetap menjadi diri sendiri dan terus berjuang. So, siap untuk berpikir kritis dan menikmati musik mereka?

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Amazon Segera Hentikan Unduhan Buku Kindle ke PC Anda, Siap-Siap

Next Post

Panglima TNI Bantah Dwi Fungsi TNI di Pemerintahan Prabowo