Dark Mode Light Mode

Lirik Lagu Baru Linkin Park ‘Up From the Bottom’: Sebuah Kebangkitan

Bukan cuma nostalgia masa-masa remaja penuh pemberontakan, tapi juga kabar baru yang siap bikin kita teriak-teriak sambil megang kaos band yang udah mulai pudar. Mereka baru aja ngerilis single terbaru berjudul “Up From the Bottom” dan dunia kayaknya langsung heboh lagi.

Linkin Park selalu jadi simbol pemberontakan dan kebebasan jiwa anak muda zaman 2000-an. Dari “Hybrid Theory” sampai “Meteora”, mereka sukses jadi soundtrack buat kita yang lagi berusaha ngebebasin diri dari tekanan hidup, ujian sekolah, sampai patah hati pertama. Sekarang, setelah bertahun-tahun, mereka balik lagi dan jelas ini bukan sekadar nostalgia. Ini lebih kayak babak baru buat band yang nggak pernah benar-benar hilang dari hati penggemarnya.

Babak Baru: “Up From the Bottom” dan Eksplorasi Musikal

Bayangin ini: sebuah lagu dengan lirik penuh perjuangan, ritme yang tetap keras tapi melodi yang lebih emosional. Itulah kesan pertama dari “Up From the Bottom”. Single ini bukan sekadar iseng nostalgia, tapi beneran terasa sebagai babak baru Linkin Park.

Dengan hadirnya Emily Armstrong dan Colin Brittain, band ini nggak segan-segan ngajak kolaborasi buat dapetin energi baru. Dan dari teaser sampai lagu penuh yang akhirnya rilis, respons para penggemar pun luar biasa positif. Semuanya penasaran dengan remastered deluxe edition dari album From Zero yang bakal segera hadir.

Joe Hahn, sang turntablist, bahkan bilang ini mungkin “lagu terbaik yang pernah mereka rilis”. Wah, pernyataan sekelas itu sih udah kayak garansi kualitas. Nggak ketinggalan, Mike Shinoda juga ikut nyebar hype dengan bilang kalau video klipnya bakal “mind-bending”. Kalau Joe Hahn udah turun tangan ngurus visual, kita tahu hasilnya pasti keren banget dan nggak bakal asal-asalan.

“Up From the Bottom”: Ketika Linkin Park Menggali Lubang Gelap dan Mencoba Keluar

Siap-siap merinding, guys. Setelah sekian lama, Linkin Park muncul lagi dengan single baru “Up From the Bottom”, yang langsung bikin kuping panas dan hati ciut. Kali ini, mereka nggak main-main. Liriknya tajam, penuh rasa sakit, dan tetap dengan vibe khas yang bikin kita serasa dilempar balik ke masa-masa angsty remaja dulu. Tapi ada yang beda. Mereka menghadirkan Emily Armstrong sebagai guest vocalist dan hasilnya? Kombinasi energi vokal Armstrong dan Mike Shinoda kayak ledakan emosi yang nggak bisa dihentikan.


Lirik “Up From the Bottom” dan Maknanya

[Verse 1: Emily Armstrong]

Inside it feels like I've been barely breathin'
Feels like air is runnin' out
Inside I'm stuck here starin' at a ceilin' (Ceilin')
You put up to keep me down, down, down, down, down

Interpretasi:
Bait pertama langsung menggambarkan perasaan terjebak dan sesak napas secara emosional. Seperti berada dalam ruang sempit tanpa jalan keluar. Ini bukan sekadar tentang depresi, tapi lebih ke arah perasaan terperangkap dalam keterbatasan diri. Siapa pun yang pernah merasa hidupnya kayak “mentok” pasti bisa relate.

[Pre-Chorus: Mike Shinoda]

Wakin' up without a name
Open up my eyes, knowing nothin' is the same (Same)
Circlin' around a drain
As I realize that there's no one else to blame

Interpretasi:
Bagian ini menggambarkan kekosongan identitas dan krisis eksistensial. Bangun tidur dengan perasaan asing pada diri sendiri, kayak nggak punya arah atau tujuan. Kalimat “nothing is the same” memperkuat rasa kehilangan dan perubahan besar yang menghantam keras. Terus terang, ini kayak narasi orang yang kehilangan dirinya sendiri, mencoba menyalahkan siapa saja sebelum akhirnya sadar bahwa dirinya sendiri adalah penyebab masalahnya.

[Chorus: Emily Armstrong & Mike Shinoda]

You keep me waiting, down here, so far below
Starin' up from the bottom, up from the bottom
I try escaping, but there's nowhere to go
Starin' up from the bottom, up from the bottom

Interpretasi:
Di sinilah inti konflik batin muncul. Lirik ini menyiratkan seseorang yang terjebak di titik terendah hidupnya. Perasaan tidak berdaya dan frustrasi karena sudah mencoba melarikan diri dari masalah, tapi selalu kembali ke “dasar” yang sama. Kalimat “You keep me waiting” bisa dimaknai sebagai godaan atau tekanan dari orang atau situasi yang selalu menghalangi usaha untuk bangkit.

[Verse 2: Emily Armstrong & Mike Shinoda, Emily Armstrong]

Each time I hold my fist inside my pocket
Hold my breath until I'm blue (Oh)
Feels like a knife pushed deep inside a socket (Socket)
Bristlin', listenin' to you, you, you, you, you

Interpretasi:
Bait ini menggambarkan tekanan mental yang intens. Menahan amarah, menahan frustrasi, hingga akhirnya “meledak” secara emosional. Ada rasa tertusuk dan tersakiti yang begitu dalam, seakan perasaan negatif itu nggak bisa lagi dibendung. Ini juga bisa dimaknai sebagai keputusasaan yang begitu menyesakkan dada.

[Bridge: Mike Shinoda]

Everybody out, that devil is coming
Poison on his lips, and his words mean nothing
Cold like a mountaintop, father never loved him
Mama said he's bad enough times that it sunk in
Everybody out, that devil is coming
Promise you the world, but he's always bluffing
Before you even know, it's a trap you're stuck in
He's gone like a ghost, already off running

Interpretasi:
Bagian bridge ini adalah puncak konflik emosi. Sosok “devil” di sini bukan berarti iblis literal, tapi lebih sebagai metafora dari rasa takut atau trauma yang menghantui. Seperti inner demon yang selalu datang dengan janji manis tapi berakhir dengan kebohongan dan kehancuran. Menariknya, ada cerita tersembunyi tentang hubungan dengan orang tua yang dingin dan penuh trauma.

[Chorus: Emily Armstrong & Mike Shinoda, Emily Armstrong]

You keep me waiting, down here, so far below
Starin' up from the bottom, up from the bottom
I try escaping, but there's nowhere to go
Starin' up from the bottom, gotta get out of here
Up from the bottom, gotta get out of here

Interpretasi:
Di akhir lagu, ada secercah tekad untuk melawan dan bangkit. Jika sebelumnya perasaan putus asa mendominasi, kali ini ada keinginan kuat untuk melepaskan diri dari belenggu. Poin pentingnya adalah kesadaran untuk keluar dari “dasar” dan menatap ke atas.


Eksplorasi Tema: Melawan “Iblis” Dalam Diri

Salah satu hal yang bikin lagu ini spesial adalah tema gelap dan penuh makna yang mereka angkat. Liriknya ngebahas soal perjuangan keluar dari lubang kegelapan yang kita gali sendiri. Tema “iblis” di sini bukan soal setan secara harfiah, tapi lebih ke perjuangan batin dan tekanan internal. Iblis dalam lagu ini adalah representasi dari rasa takut, kecemasan, dan ketidakberdayaan yang sering mengunci kita dari dalam.

Bukan Linkin Park namanya kalau nggak mainin kontras emosional. Di satu sisi, ada verse dengan nada gelap dan sendu, tapi begitu masuk ke chorus, langsung meledak kayak gunung berapi. Ini persis kayak rollercoaster emosional yang selalu jadi ciri khas mereka. Kualitas musiknya juga nggak sembarangan: kombinasi rock dan elemen elektronik yang tetap terasa segar tapi nggak kehilangan ruh klasik mereka.

Tur Dunia 2025: Bukan Sekadar Comeback

Nggak cukup cuma rilis lagu baru, Linkin Park juga langsung ngumumin tur dunia bertajuk “From Zero”. Mulai dari 26 April sampai 24 September 2025, mereka bakal mengguncang panggung dari Amerika sampai Eropa. Ini kayak bukti bahwa Linkin Park bukan cuma reuni, tapi siap ngasih gebrakan baru.

Tur ini bukan sekadar nostalgia buat para penggemar lama, tapi juga cara mereka ngenalin musik mereka ke generasi baru. Di tengah tren musik yang semakin beragam, kehadiran Linkin Park kayak jadi pengingat bahwa rock dan rap masih punya tempat penting dalam dunia musik modern.

Linkin Park bukan cuma band rock biasa. Dalam perjalanannya, mereka udah banyak bereksperimen, mulai dari album rock, elektronik, sampai kolaborasi lintas genre. Dan meski kehilangan Chester Bennington jadi luka besar buat band ini, mereka tetap bertahan dan terus bergerak maju.

“Up From the Bottom” adalah manifestasi bahwa Linkin Park masih punya banyak hal untuk disuarakan. Musik mereka tetap keras, tapi kali ini ada kedewasaan dalam cara mereka menyampaikan pesan. Mereka tahu bahwa dunia berubah, penggemar tumbuh dewasa, tapi rasa sakit dan perjuangan tetap sama.

Linkin Park sudah kembali dengan segala energi dan ambisi baru. Apakah mereka akan tetap relevan? Dari cara mereka menggarap single ini, kayaknya jawabannya adalah: YA!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Lumon Terminal Pro dari 'Severance' Muncul di Apple Store: Apa Artinya

Next Post

Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian Gandeng Menteri Kehutanan: Upaya Tuntas Kemiskinan