Dark Mode Light Mode
EA SPORTS WRC DLC "Hard Chargers" Meluncur 18 Maret, Mobil Baru Terungkap
Lebih dari 90% Warga Amerika Menuntut Undang-Undang “Hak untuk Memutuskan” untuk Lindungi dari Komunikasi Kerja di Luar Jam Kerja
Radiohead Bersiap untuk Kejutan Besar 2025? Nama Bisnis Baru Beri Petunjuk Kuat

Lebih dari 90% Warga Amerika Menuntut Undang-Undang “Hak untuk Memutuskan” untuk Lindungi dari Komunikasi Kerja di Luar Jam Kerja

Gimana, sih, rasanya buka e-mail kantor di hari Minggu? Atau bahkan, tengah malam saat lagi asik-asikan nonton drakor? Kalau sering, mungkin kamu salah satu dari sekian banyak orang yang terjebak dalam pusaran email anxiety!

Kita hidup di era di mana teknologi seperti pedang bermata dua. Di satu sisi, memudahkan komunikasi. Di sisi lain, bikin kita susah lepas dari pekerjaan, bahkan di luar jam kerja. Bayangin, notifikasi email bunyi terus, seolah-olah kita harus selalu online.

Dulu, email itu cuman buat urusan penting. Sekarang? Ada email dari bos, rekan kerja, klien, bahkan promosi barang yang nggak penting-penting amat. Alhasil, inbox kita penuh, waktu istirahat terganggu, dan kesehatan mental pun jadi korbannya.

Survei dari Emailtooltester mengungkapkan fakta yang cukup miris, nih. Mayoritas pekerja Amerika Serikat merasa tertekan untuk membalas email di luar jam kerja. Gak heran kalau banyak yang setuju dengan adanya hak untuk ‘putus sambungan' dari pekerjaan.

Hampir separuh email yang masuk (tepatnya 41,7%) ternyata nggak relevan dengan pekerjaan kita. Which is bikin kesel dong, ya? Di tengah tumpukan email yang nggak penting, email penting malah kelewat atau nyasar ke spam.

Rata-rata, kita dapat 32 email setiap hari. Ada yang lebih parah lagi, sampai lebih dari 50 email, cuy! Tapi, yang bikin kaget, tiga dari empat pekerja masih sering balas email kerja pas lagi liburan. Parah sih!

Banyak layanan email menawarkan fitur "snooze" atau "do not disturb". Tapi, tekanan dari atasan dan ekspektasi untuk selalu responsif bikin kita mikir dua kali buat pake fitur-fitur itu. Nggak heran kalau stres.

Bahagia Itu Nggak Mesti Online Terus

Tekanan untuk selalu online ini berdampak buruk pada kesehatan mental. Survei menunjukkan, 80,8% orang merasa cemas karena email kerja. Bahkan, 78,7% merasa malas membuka inbox kantor. Duh!

Kita jadi susah membedakan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Dua pertiga pekerja mengaku susah tidur karena mikirin email. Lebih parahnya lagi, 73,6% pekerja jadi kurang komunikasi dengan orang terdekat karena kelelahan. Efeknya bisa jadi burnout.

Masalahnya, sekarang email client udah gampang banget diakses. Ditambah lagi, platform email hosting juga udah support di semua device. Jadi, mau nggak mau, kita selalu connected. Mau disconnect kok, ya, susah!

Karena terburu-buru, kesalahan dalam membalas email jadi lebih sering terjadi. Sekitar 65,1% pekerja pernah kena masalah gara-gara salah kirim email atau salah paham. Malu nggak sih? Belum lagi kalau ada email penting yang kelewat karena inbox penuh.

Hak untuk Mematikan Email di Luar Jam Kerja

Untungnya, kesadaran akan pentingnya batasan antara kerja dan kehidupan pribadi semakin meningkat. Nggak heran, kalau ide tentang "right-to-disconnect" makin populer. Konsepnya, pekerja punya hak untuk nggak membalas email di luar jam kerja tanpa takut kena sanksi.

Hampir semua responden dari survei (90,4%) setuju dengan aturan ini. Menurut mereka, aturan ini akan sangat bermanfaat. Ya iyalah, siapa sih yang nggak mau punya waktu buat diri sendiri?

Beberapa negara, seperti Prancis dan Australia, sudah mulai menerapkan aturan ini. Pekerja di sana punya payung hukum untuk "mematikan" email setelah jam kerja selesai. Semoga Indonesia segera menyusul, ya!

Meski dukungan terhadap aturan ini sangat besar, 70,6% responden merasa khawatir atasan mereka akan menentang aturan tersebut. Duh! Semoga aja, semakin banyak perusahaan yang mulai peduli dengan kesehatan mental karyawannya. Jangan sampai kerjaan bikin kita sakit hati.

Tips Ampuh Menjaga Kesehatan Mentalmu

  • Setel batasan waktu: Tentukan jam kerja yang jelas. Jangan buka email kantor di luar jam tersebut. Kalau perlu, manfaatkan fitur "schedule send" atau "out of office".
  • Prioritaskan: Nggak semua email harus langsung dibalas. Baca dulu, mana yang penting. Balas email secara batch, biar fokus.
  • Matikan notifikasi: Biar email nggak terus-terusan ganggu. Atur notification email sesuai kebutuhan.
  • Cari waktu berkualitas: Luangkan waktu buat hobi, keluarga, atau teman. Jangan biarkan pekerjaan menyita semua waktumu.
  • Komunikasi: Kalau ada masalah, bicarakan dengan atasanmu. Sampaikan batasanmu dengan jelas.

Saatnya Kita Merangkul Keseimbangan

Jadi, gimana, guys? Jangan biarkan email mengendalikan hidupmu. Ingat, kerja itu penting, tapi kesehatan mental dan kehidupan pribadi juga nggak kalah penting. Mari kita ciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, seimbang, dan bikin bahagia. Ciao!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

EA SPORTS WRC DLC "Hard Chargers" Meluncur 18 Maret, Mobil Baru Terungkap

Next Post

Radiohead Bersiap untuk Kejutan Besar 2025? Nama Bisnis Baru Beri Petunjuk Kuat