Dark Mode Light Mode

Latihan Perang Komodo 2025: Pergeseran Besar dalam Dinamika Militer Global, AS, Rusia, China, dan QUAD Bersatu

Kapal Perang Rusia dan Amerika Ketemu di Bali: Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Entah kenapa, dunia ini selalu punya cara untuk bikin kita geleng-geleng kepala. Di tengah ketegangan yang kayaknya nggak ada habisnya, tiba-tiba aja kapal perang dari berbagai negara, termasuk Rusia dan Amerika Serikat, nongol bareng di perairan Indonesia buat latihan bareng. Kok bisa, sih?

Tepatnya di sekitaran Bali, Indonesia jadi tuan rumah untuk latihan gabungan bertajuk Komodo 2025. Latihan ini dimulai sejak 16 Februari dan akan berlangsung sampai 22 Februari. Kabarnya, ada lebih dari 30 negara yang ikut serta dalam acara ini. Hmm, lumayan rame juga, ya?

Admiral Muhammad Ali, Kepala Staf Angkatan Laut Indonesia, mengonfirmasi bahwa ada 38 negara dan 19 kapal perang asing yang ikut serta dalam 5th Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK). Latihan ini fokus pada tema “Kemitraan Maritim untuk Perdamaian dan Stabilitas.” Keren, sih, tapi kok rasanya kayak ada yang ganjil?

Selain kapal perang, ada juga tujuh helikopter dan tiga pesawat patroli maritim yang ikut meramaikan latihan ini. Negara-negara yang mengirimkan kapalnya antara lain Amerika Serikat, Rusia, India, Australia, China, dan Singapura. Tapi, ada satu negara yang selalu diundang tapi nggak pernah datang, yaitu Korea Utara. Mungkin lagi sibuk, ya?

Rusia dan Amerika Serikat Akur?

Kalau biasanya kita cuma bisa lihat mereka perang dingin di berita, kali ini kapal perang Rusia dan Amerika Serikat malah latihan bareng di Bali. Dari Rusia, ada korvet “Rezky” dan “Hero of the Russian Federation Aldar Tsydenzhapov”, serta kapal tanker “Pechenga.” Sementara itu, Amerika Serikat mengirimkan USS Dewey (DDG-105), sebuah kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke.

Australia juga nggak mau ketinggalan. Mereka mengirimkan HMAS Hobart, kapal utama dari kapal perusak perang udara kelas Hobart. Wakil Laksamana Justin Jones dari Australia bilang kalau ini adalah partisipasi kelima Australia dalam latihan Komodo.

Yang bikin penasaran, sebuah foto yang diambil bulan lalu saat Konferensi Perencanaan Akhir MNEK 2025 di atas KRI I Gusti Ngurah Rai-332, menunjukkan bendera Ukraina di latar belakang. Wah, gimana nih? Kabarnya, delegasi Ukraina juga terlibat dalam fase perencanaan. Tapi, belum jelas apakah Ukraina mengirim delegasi ke latihan yang sedang berlangsung.

Kenapa Kok Bisa Akur?

MNEK 2025, yang diprakarsai oleh Angkatan Laut Indonesia, adalah latihan gabungan internasional yang diadakan setiap dua tahun sekali sejak 2014 (kecuali pada tahun 2020 dan 2022). Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan interoperabilitas antar angkatan laut dalam operasi bantuan bencana dan kemanusiaan.

Selain latihan perang, ada juga forum untuk bertukar pengalaman dan ide, serta pertemuan bilateral antar perwakilan angkatan laut dari berbagai negara. Semua ini akan diakhiri dengan Simposium Internasional tentang Keamanan Maritim.

Laksamana Muhammad Ali menjelaskan alasannya menggelar latihan ini: “Kami selamat dari bencana tsunami dan mendapat bantuan dari negara lain. Oleh karena itu, kami harus berlatih untuk meningkatkan kinerja kami dan memberikan bantuan lebih efektif.” Ternyata alasannya mulia juga, ya?

Pergeseran Politik atau Cuma Gimik?

Kehadiran kapal perang Amerika Serikat dan Rusia di perairan Indonesia punya makna simbolis yang besar. Ini adalah contoh kerja sama yang nggak biasa antara dua kekuatan yang biasanya bermusuhan. Amerika Serikat melihat ini sebagai langkah untuk keterlibatan yang lebih dalam di Indo-Pasifik dan komitmen untuk menjaga stabilitas dan keamanan maritim.

Sementara itu, Rusia ingin meningkatkan pengaruhnya dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan negara-negara di kawasan ini. Media Rusia bahkan menyebut partisipasi kapal perang Rusia bersama kapal NATO sebagai “perubahan besar.”

Mantan komandan Armada Pasifik Rusia, Laksamana Sergei Avakyants, menyoroti pentingnya negara-negara yang terlibat dan kesepakatan mereka untuk berkolaborasi dalam latihan ini. Ia melihat ini sebagai perubahan signifikan yang terkait dengan pergeseran kebijakan luar negeri dan arah baru Amerika Serikat.

Avakyants juga menekankan pentingnya Rusia memperkuat kerja sama angkatan laut dan memperdalam hubungan dengan negara-negara di kawasan. Tapi, dia mengecualikan sekutu Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru, dari pendekatan ini. Hmm, ada apa, nih?

Jadi, apa yang sebenarnya terjadi? Apakah ini cuma gimik politik, atau memang ada pergeseran besar dalam peta kekuatan dunia? Kita lihat saja nanti. Yang jelas, dunia ini memang penuh kejutan.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Potensi Kekayaan, Karier, Keluarga, dan Kehidupan Pribadi 2025

Next Post

<p>Pilihan yang Menekankan Implikasi:</p> <p><strong>Game 10:10 PHK Karyawan Usai Gagalnya Funko Fusion</strong></p>