Dark Mode Light Mode

La Torture des Ténèbres – Episode VII – Balas Dendam Keberanian Abadi: Ulasan

Oke, mari bedah habis-habisan tentang album terbaru ini!

Bayangkan kota-kota megah berkilauan di angkasa, dibangun di atas penderitaan rakyat jelata. Kisah-kisah wanita pemberani yang melawan kerasnya bintang-bintang, suara statis yang menusuk komando diktator melalui radio, serta kemewahan pesta para elit – semua dibalut dengan kesendirian yang mendalam. Itulah dunia yang dibangun oleh La Torture des Ténèbres. Album terbaru mereka, Episode VII – Revenge of Unfailing Valor, datang hanya lima bulan setelah rilisan sebelumnya, dan menjanjikan perpaduan tema yang lebih kuat.

Album ini, yang digarap oleh satu orang saja bernama JK, adalah bukti nyata betapa uniknya musik black metal. Gaya khasnya menggabungkan nuansa dystopian urban yang berkilauan dengan sci-fi klasik dan era antariksa. Jangan kaget kalau telingamu terasa berdengung, karena musik ini memang terkenal noisy dan jarring. Namun, itulah yang membuat La Torture des Ténèbres begitu menonjol.

Sebelum lebih jauh, mari kita sedikit bernostalgia dengan perjalanan musik mereka. Dimulai pada tahun 2016 dengan Choirs of Emptiness dan Acadian Nights yang sangat ambient dan menampilkan tema luar angkasa. Kemudian, arah musiknya bergeser dengan hadirnya Civilization is the Tomb of Our Noble Gods, yang mengambil tema dystopian. Album ini menginspirasi rilisan-rilisan selanjutnya sampai pada V dan The Lost Colony of Altar Vista tahun lalu.

Kekuatan Musik yang Tak Terbantahkan

Episode VII – Revenge of Unfailing Valor melanjutkan gaya khas La Torture des Ténèbres dengan menggabungkan kekasaran yang kejam dan melodi tremolo yang kesepian. JK berhasil meracik musik yang lebih penuh, meningkatkan intensitas sekaligus mengisyaratkan hati yang tragis di balik kegilaan seperti mesin. Penggemar musik black metal raw akan langsung merasa di rumah. Tetap saja, musik ini sangat raw, melodi sekalipun terasa tajam!

Album ini memiliki beberapa motif melodi yang mengikat keseluruhan menjadi satu kesatuan yang kohesif. Ada motif synth jazzy yang naik (terdengar di lagu "Vast Black Claws Drag Her Back to Space," "Metropolitan Warfare," dan "Out of All the Years We’ve Come…") dan melodi synth yang syahdu (terdengar di "The Second Piscean Abyss" dan "Angels").

Musik ini tetap menggunakan "senjata" utama mereka: gabungan blasting second-wave/tremolo/shriek yang tajam, tremolo yang kesepian, serta sampel-sampel vintage yang terdistorsi. Kombinasi ini menghasilkan kesan futuristik dan decopunk, memberikan warna yang unik dalam musik mereka.

Kekuatan utama La Torture des Ténèbres terletak pada dinamika mereka. Mereka pandai memadukan antara kekejaman yang mentah dan sampel yang berlebihan. Album ini bahkan bisa dibilang lebih megah daripada album V. Efeknya? Tinnitus dijamin! Tapi tenang, keindahan tetap ada untuk dinikmati.

Menggali Lebih Dalam, Mencari Makna

Bagian kedua dari Episode VII menunjukkan La Torture des Ténèbres berani mengambil risiko. Sampel mulai berkurang, melodi terasa lebih tragis dan kosong, bahkan ada momen istirahat. Puncaknya, mereka menyajikan klimaks brutal di tengah album: "The Second Piscean Abyss".

Dengan mengurangi penggunaan sampel dan pergerakan musik yang tiba-tiba, JK justru memaksa dirinya untuk lebih kuat dalam menciptakan komposisi. Ia juga memanfaatkan melodi dengan tepat, yang memberikan kesempatan bagi para pendengar untuk benar-benar menghayati emosi lagu. Album ini juga dihiasi dengan "Angels" – lagu yang sangat minimalis dan memberikan istirahat bagi telinga yang lelah. Ini adalah pencapaian baru dalam karier La Torture des Ténèbres.

Sebuah Perjalanan yang Worth It

Episode VII – Revenge of Unfailing Valor tidak akan meyakinkan mereka yang tidak suka dengan raw black metal. Bagi sebagian orang, album ini mungkin terlalu noisy hingga membuat telinga berdengung. Namun, bagi mereka yang mau bersabar dan menyelami lebih dalam, akan menemukan harta karun.

Musik ini terasa begitu atmosferik, noise-nya berlebihan dan melodinya tragis. Episode VII akan membawa pendengarnya ke alam semesta yang belum pernah dijelajahi, namun di sanalah kita menemukan esensi paling dalam dari kemanusiaan.

Album ini berhasil menciptakan dunia yang gelap namun indah, dunia yang penuh kesedihan namun juga harapan. Ini adalah pengalaman yang tak terlupakan bagi pecinta musik ekstrim.

Kesimpulan: Penilaian dan Rekomendasi

Secara keseluruhan, Episode VII – Revenge of Unfailing Valor adalah pencapaian luar biasa dari La Torture des Ténèbres. Dari 5 bintang diberikan 4. Musik ini layak didengarkan oleh mereka yang mencari tantangan baru dalam musik, sekaligus penggemar berat mereka. Dengan raw yang khas, tremolo yang kesepian, dan nuansa yang futuristik, album ini akan membawamu ke dunia lain. Jadi, tunggu apa lagi? Dengarkan sekarang dan rasakan sendiri pengalaman musik yang unik ini.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

<p>Berikut adalah tiga variasi judul dalam Bahasa Indonesia dan satu pilihan yang menekankan implikasi:</p> <p><strong>Variasi Judul:</strong></p> <ol> <li>Microsoft Gagal Membangun Ulang PC Gaming: Tiga Upaya</li> <li>Tiga Kegagalan Microsoft: Menghidupkan Kembali PC Gaming</li> <li>PC Gaming: Kisah Kegagalan Microsoft dalam Reinvensi</li> </ol> <p><strong>Pilihan yang Menekankan Implikasi:</strong></p> <p>Microsoft Gagal, PC Gaming Tetap Berjaya?</p>

Next Post

Harga Pangan Terjangkau Jelang Idul Fitri: Pemerintah Gelar Program Makanan Murah