Kilswitch Engage: Antara Amarah Pandemi dan Teriakan Harapan
Ada kalanya, dunia terasa seperti panggung drama tanpa akhir. Tahun demi tahun, kita menyaksikan gelombang perubahan yang kadang membuat kita bertanya, "Ini beneran nyata, kan?" Pembatasan sosial, berita yang tak henti-hentinya menguras emosi, dan rasa kehilangan yang menusuk, semua itu membentuk lanskap pengalaman kolektif kita. Di tengah kekacauan ini, musik, seperti biasa, datang sebagai oase. Terutama ketika band metalcore legendaris, Killswitch Engage, merilis album baru setelah enam tahun penantian. Apakah ini pertanda kebangkitan atau sekadar nostalgia?
Kabar baiknya, album kesembilan Killswitch Engage berjudul This Consequence, bukan sekadar comeback, tapi juga pernyataan sikap. Album ini seperti cermin yang memantulkan gejolak batin kita selama pandemi. Vokalis Jesse Leach membawa kita dalam perjalanan emosional yang jujur, dari kemarahan yang membara hingga harapan yang membuncah. Dari kekacauan dunia saat ini.
Kemarahan yang Membara
Album dibuka dengan Abandon Us, anthem yang khas Killswitch. Riff-riff metalcore yang menggemparkan, ritme seperti detak jantung yang memacu adrenalin, dan vokal yang membara. Kita bisa merasakan amarah dalam lirik Jesse, seperti ledakan energi yang dilepaskan setelah sekian lama terpendam. "Enraged, impassioned referencing of all he had being ‘turned to dust' and being ‘left to bleed' elevates the song and steals the show," seperti kata mereka yang memberikan review.
Vokal Jesse di album ini benar-benar di luar kendali. Rasanya seperti otaknya akan meledak di setiap suku kata yang dia lontarkan. Dan itu sangat menakjubkan. Bahkan jika kamu bukan penggemar metal, rasanya sulit untuk tidak terpukau.
Metalcore yang Tak Kenal Ampun?
Ketika Killswitch Engage meningkatkan trademark metalcore mereka, seperti pada bagian awal The Fall Of Us, beratnya tak tertandingi. Jika ada yang mengatakan Discordant Nation adalah kolaborasi Cannibal Corpse dengan Jesse sebagai bintang tamu, kamu mungkin tidak akan terkejut. Ada pula mash-up ala NOLA sludge dan Alice in Chains di lagu Broken Glass, yang begitu berat dan melodi, seperti perpaduan sempurna antara keputusasaan dan keindahan. Album ini menawarkan spektrum emosi yang luas.
Album ini bukan hanya tentang amarah, tapi juga tentang perjuangan. Seperti yang diketahui, Killswitch Engage selalu dikenal konsisten dalam menyampaikan pesan harapan dan persatuan.
Bukan Sekadar Musik, tapi Sebuah Perjuangan
Di balik semua distorsi dan breakdown, Killswitch Engage tetap setia pada inti pesan mereka. Jesse Leach, sebagai tokoh sentral, terus menyuarakan kekuatan melalui persatuan. Teriakan "Saya percaya, ada harapan untuk hari yang lebih baik" dalam lagu "I Believe" menunjukkan bahwa inti positif dan keinginan untuk solidaritas tetap menjadi bagian kunci dari identitas mereka.
Setelah jeda panjang, banyak yang khawatir Killswitch Engage akan kehilangan kualitas. Tapi, This Consequence membuktikan sebaliknya. Mereka kembali dengan kekuatan penuh. Lebih berat, lebih mentah secara emosional, dan tetap menjadi pemimpin di kancah metalcore.
Semoga saja, di tengah hiruk pikuk dunia yang semakin absurd ini, musik tetap menjadi jangkar yang mengikat kita. Sampai jumpa di arena mosh pit!