Dark Mode Light Mode

Kerusakan Rumah Akibat Angin Kencang di Bali dan Jawa Timur

Angin Kencang dan Hujan Deras: Ketika Alam Menampar Lebih Keras dari Realita.

Siapa sangka, Minggu kemarin bukan cuma bad mood yang bikin rumah ambruk, tapi juga angin kencang dan hujan deras yang menerjang Bali dan Jawa Timur? Bukan cuma drama percintaan yang bikin hati berantakan, tapi juga atap rumah dan pohon tumbang yang bikin jalanan macet total. Mirisnya, di saat kita sibuk mikirin goals hidup, alam malah bikin goals baru: survive.

Bayangkan, lagi asik menikmati liburan di Bali, tiba-tiba angin kayak lagi ngebut di sirkuit, merusak puluhan rumah. Di Gilimanuk, kerusakan terjadi di mana-mana, mulai dari atap yang beterbangan sampai rumah yang roboh tak bersisa. Untungnya, warga masih punya semangat gotong royong untuk saling membantu. Seenggaknya, masih ada yang bisa diandalkan selain Wi-Fi, ya kan?

Bali: Ketika Surga Duniawi Kena Semprot.

Di Gilimanuk, bukan cuma rumah yang jadi korban. Jalanan yang menghubungkan Denpasar dan Gilimanuk juga ikut kena imbasnya. Pohon-pohon tumbang menghalangi jalan, bikin macet panjang. Para turis yang lagi pengen menikmati keindahan Bali, terpaksa harus bersabar di tengah kemacetan. Mungkin mereka mikir, "Ini baru namanya petualangan sesungguhnya."

Di Desa Tegalbadeng Barat, ada lagi 16 rumah yang tak luput dari amukan angin. Padahal, di media sosial, banyak yang pamer liburan mewah di Bali. Tapi, kok, nasibnya malah kayak gini?

Mojokerto: Ketika Ritual Desa Gagal Total.

Beralih ke Mojokerto, Jawa Timur, ceritanya nggak kalah sedih. Puluhan rumah rusak, bahkan ada satu yang hancur karena ditimpa pohon. Sebuah panggung yang sudah dibuat untuk ritual desa, juga ikut ambruk. Padahal, acara itu udah direncanakan matang-matang, lho.

"Kami terpaksa menunda ritual desa," kata seorang warga bernama Hendra. Kerugiannya mencapai Rp 70 juta, uang yang sudah terlanjur dikeluarkan untuk panggung dan konsumsi. Irfan Mahmud, warga lainnya, juga merasakan dampak buruknya. Atap rumahnya terlepas, dan kanopi warung kopinya hancur. Mungkin dia berpikir, "Ini ujian buat ngopi lebih banyak lagi."

Kerugian Materi: Cuma Masalah Sepele?

Kerugian materi memang nggak bisa dianggap enteng. Rumah rusak, panggung ambruk, warung kopi hancur. Bayangin berapa banyak mimpi yang harus ditunda karena bencana ini? Tapi, yang paling penting adalah bersyukur karena nggak ada korban jiwa. Mungkin inilah saatnya kita belajar menghargai apa yang kita punya.

Belajar dari Bencana: Jangan Cuma Mikirin Konten.

Bencana ini seharusnya jadi pengingat buat kita semua. Alam itu kuat, tapi juga rapuh. Kita seringkali terlalu fokus sama hal-hal duniawi, sampai lupa kalau bumi ini juga butuh perhatian. Jangan cuma mikirin konten buat Instagram, tapi juga pikirin apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga lingkungan.

Jadi, apa yang bisa kita tarik dari semua ini? Mungkin, jangan terlalu bergantung sama cuaca, siapkan payung sebelum hujan, dan yang paling penting, jangan lupa bersyukur. Kita harus lebih peduli sama alam, bukan cuma saat upload foto pemandangan indah di media sosial, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

Kita semua punya peran. Saatnya bergerak, sebelum alam benar-benar marah. Jangan sampai, angin kencang dan hujan deras ini jadi reminder terakhir sebelum terlambat.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Birds of a Feather Billie Eilish, Lagu Favorit Gitaris & Pianis Indonesia Meski Tak Raih Grammy

Next Post

Cara Menyelesaikan Misi Valentine Bab 2 di Dress to Impress