Wih, Siapa Nih yang Bikin Album Death Metal Simfoni dalam 30 Menit?!
Kerberos, band asal Swiss yang namanya udah kayak nama anjing penjaga neraka, baru aja nge-lempar album kedua mereka, “Apostle to the Malevolent.” Genre yang mereka mainkan ini adalah symphonic death metal, yang nyampur antara musik metal yang keras dengan sentuhan orkestra yang megah. Jadi, bisa kebayang kan gimana ramainya lagu-lagunya? Intinya, album ini nge-janjiin sound bombastis yang kayaknya bakal cocok buat kamu yang suka musik yang “lebih.” Siapa sangka, band ini nekat menggabungkan ide-ide canggih dengan paduan suara dan orkestra, tapi semuanya dikemas dalam durasi yang super singkat, kurang dari setengah jam!
Secara singkat, album ini terdiri dari lima lagu. Dua lagu pertama kayaknya bakal jadi penentu, nih, buat para pendengar. Lagu instrumental pembuka, “Praeludium in H Moli,” langsung nunjukin sisi dramatis orkestrasi ala Kerberos, hasilnya sih… lumayan. Nah, lagu kedua, “Near-Violence Experience,” langsung nge-geber dengan riff-riff yang gahar, aransemen yang padat, dan instrumentasi berlapis-lapis. Plus, ada vokal pria-wanita yang saling adu skill. Ada vokal operatik dari si cewek, dan campuran vokal pria yang… agak aneh sih, antara nyanyi bersih yang dalem banget sama growl yang kasar. Semuanya ambitious, tapi agak berantakan.
Soal vokal, suara bersih dari vokalis cowoknya kadang kedengeran dramatis, malah cenderung cheesy. Tapi untungnya, vokal Ai-lan Metzger yang menggelegar dan paduan suaranya ngasih warna yang hidup banget, seolah ngimbangin sentuhan orkestra yang megah. Perpaduan vokal yang lebih keras juga bikin lagu jadi lebih nendang. Sayangnya, vokal bersih dari Félicien Burkard (yang juga main gitar dan bass tanpa fret) malah jadi pengganggu. Secara keseluruhan, Kerberos semakin mendalami drama simfonik bernuansa goth lewat “Alpine Sea.” Meski begitu, lagi-lagi, keahlian dan semangat band ini agak terganggu dengan durasi yang kepanjangan.
Ketemu juga nih, lagu yang paling sukses di album ini, judulnya “Liar Within.” Lagu ini gak jauh beda sama lagu-lagu lain di album, tapi semua bahannya kayak lebih lancar mengalir. Agresi yang meningkat, tempo yang lebih cepat, dan dorongan thrashy bikin lagu ini jadi lebih kuat, apalagi ditambah hook vokal yang melambung tinggi dan sentuhan simfoni yang mewah. Kalau didengerin, lagu ini beneran nunjukin potensi Kerberos, yang kalau lebih fokus lagi, bisa jadi lebih dahsyat!
## Panjang Lagu: Sahabat atau Musuh?
Ada satu hal yang jadi masalah berulang di album ini, yaitu panjang lagu. Walaupun albumnya singkat, beberapa lagu individual malah berjuang buat bikin pendengar tetap tertarik sepanjang durasinya yang lumayan panjang (termasuk lagu penutup yang berdurasi sembilan menit, “Apostle to the Malevolent”). Tapi, di sisi positifnya, ada beberapa bagian yang enak banget, yang nunjukin potensi Kerberos buat ngasih karya yang lebih substansial dan matang di masa depan. Yang paling penting, elemen orkestra di sini gak kayak tempelan, tapi didukung sama produksi yang cerah dan dinamis.
Tapi, kadang instrumennya kayak berantem dan saling dorong buat dapetin ruang, malah bikin beberapa bagian jadi terasa aneh dan berlebihan. Nah, ini nih yang mungkin jadi PR buat Kerberos. Mereka perlu memoles dan membersihkan sound mereka biar bisa menghasilkan efek yang lebih kuat. Variasi vokalnya juga perlu diperbaiki, usaha mereka buat growl yang lebih dalam dan vokal bersih Burkard yang sedikit diragukan, perlu di-tuning lagi.
## Kekacauan yang Penuh Potensi
Musik symphonic metal ini emang bisa bikin penasaran, dan kita yang dengerin seringkali milih-milih banget mana yang cocok di telinga. Kerberos ngasih album yang menarik, dengan banyak hal positif yang bisa bikin penggemar genre grandiosity dan drama goth ini suka. Sayangnya, “Apostle to the Malevolent” ini agak berantakan, terasa terlalu berlebihan dan rumit meskipun durasinya singkat.
Jika mereka bisa fokus ke penulisan lagu yang lebih agresif dan nge-gampangin riff-nya buat kerja keras, potensi band ini bakal bersinar terang. Masih ada materi yang solid dan elemen yang berkelas, dengan banyak ruang buat tumbuh dan terus mematangkan kemampuan Kerberos buat ngepasin visi ambisius mereka dengan kemampuan menulis lagu yang lebih rapi lagi.
## Kesimpulan Singkat: Tetap Semangat, Kerberos!
Secara keseluruhan, meskipun album ini punya kekurangan, Kerberos nunjukin potensi yang besar. Mereka perlu lebih fokus dalam penulisan lagu, merapikan aransemen, dan memoles vokal biar bisa lebih maksimal lagi. Tapi, semangat terus, Kerberos! Kita tunggu karya-karya kalian selanjutnya yang lebih mengguncang dunia!