Pandemi yang Mengubah Mata: Penurunan Kasus Keratitis Mikroba dan Kebersihan Tangan
Pandemi COVID-19, yang melanda dunia pada tahun 2020, membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang kesehatan mata. Di Rumah Sakit Mata Rotterdam (REH), kami melihat adanya penurunan signifikan dalam jumlah pasien yang datang dengan keratitis mikroba (MK). Hal ini memicu rasa ingin tahu, apa sebenarnya penyebabnya dan apakah ada pelajaran berharga yang bisa kita petik dari situasi ini?
Penerapan "intelligent lockdown" di Belanda, dengan anjuran bekerja dan tinggal di rumah, serta penekanan pada kebersihan tangan, menjadi kunci. Berbagai tindakan non-farmasi (NPI) seperti mencuci tangan secara menyeluruh, menutup batuk dan bersin, serta menghindari jabat tangan, turut berkontribusi. Pertanyaannya, apakah perubahan perilaku ini berdampak signifikan pada kasus MK?
Penelitian kami mengungkap penurunan kasus MK yang cukup mencolok selama masa "intelligent lockdown". Jumlah kasus MK pada tahun 2020 hanya setengah dari rata-rata kasus pada periode yang sama di tahun 2018 dan 2019. Temuan ini menimbulkan pertanyaan, apakah penurunan ini mencerminkan penurunan nyata dalam kejadian MK atau hanya perubahan dalam cara pasien mencari perawatan medis?
Lebih Sedikit Konten, Lebih Banyak Cuci Tangan?
Hipotesis kami berfokus pada dua faktor utama: penurunan penggunaan lensa kontak (CL) dan peningkatan kebersihan tangan, khususnya penggunaan cairan pembersih tangan berbasis alkohol. Kebersihan tangan yang baik, seperti yang sering kita dengar, adalah benteng pertahanan pertama terhadap berbagai infeksi, termasuk yang menyerang mata.
Survey online yang kami lakukan menunjukkan hal yang menarik. Meskipun banyak orang tetap menggunakan CL selama pandemi, frekuensi penggunaan CL per minggu memang sedikit menurun. Ini menunjukkan bahwa meskipun CL berpotensi menjadi faktor risiko, perubahan perilaku lain kemungkinan memiliki dampak yang lebih besar.
Peningkatan drastis dalam kebersihan tangan, terutama penggunaan cairan pembersih tangan berbasis alkohol, menjadi sorotan. Pasar untuk produk ini meningkat pesat, menunjukkan bahwa masyarakat mulai lebih peduli dengan kebersihan, yang berdampak positif pada kesehatan mata.
Penurunan kasus infeksi yang disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus menjadi bukti nyata. Kedua bakteri ini sering kali terkait dengan infeksi mata yang disebabkan oleh tangan yang tidak bersih. Penurunan kasus ini menegaskan pentingnya menjaga kebersihan tangan.
Membedah Data: Apa yang Kita Pelajari?
Analisis kami menunjukkan bahwa meskipun penggunaan CL tidak menurun secara drastis, perubahan perilaku yang terkait dengan kebersihan tangan memainkan peran penting dalam penurunan kasus MK. Data kami menunjukkan bahwa pasien tidak mengalami penundaan dalam mencari perawatan, dan tingkat keparahan kasus MK tidak meningkat selama pandemi.
Perbandingan data sebelum, selama, dan setelah pandemi memberikan gambaran yang lebih jelas. Kami membagi periode penelitian menjadi tiga: sebelum COVID (2018-2019), selama COVID (2020), dan setelah COVID (2022-2023). Data dari periode ini membantu kami memahami dampak jangka pendek dan jangka panjang dari pandemi.
Kami juga mempertimbangkan faktor lain, seperti perubahan rujukan dari dokter mata lain dan jarak pasien ke rumah sakit. Namun, tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan, sehingga memperkuat argumen bahwa perubahan perilaku masyarakat, terutama dalam hal kebersihan tangan lah yang berperan penting.
Pelajaran Penting untuk Masa Depan
Meskipun ada beberapa keterbatasan dalam penelitian kami, seperti sifat retrospektif dan potensi bias ingatan dalam survey, temuan kami tetap memberikan wawasan berharga. Penurunan kasus MK selama pandemi menyoroti pentingnya kebersihan tangan, bukan hanya selama krisis kesehatan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Pelajaran yang bisa kita ambil sangat jelas: kebersihan tangan yang baik adalah kunci. Penggunaan cairan pembersih tangan secara teratur dan mencuci tangan secara menyeluruh dapat membantu mencegah berbagai infeksi mata, termasuk MK, khususnya bagi pengguna CL.
Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hasil ini. Penelitian prospektif tentang dampak penggunaan cairan pembersih tangan sebelum dan sesudah penggunaan CL sangatlah penting. Kita perlu menggali lebih dalam untuk memahami bagaimana kebiasaan sederhana ini dapat berdampak besar pada kesehatan mata kita.
Penelitian kami juga mengajak kita untuk mempertimbangkan kembali praktik pencegahan infeksi secara umum. Apakah ada pelajaran dari pandemi yang dapat kita terapkan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di masa depan? Jawabannya mungkin terletak pada peningkatan kesadaran dan perubahan perilaku yang berkelanjutan.
Kesimpulan: Kebersihan Adalah Kunci Penglihatan yang Lebih Baik
Singkatnya, studi kami mengindikasikan bahwa penurunan kasus keratitis mikroba selama pandemi COVID-19 kemungkinan disebabkan oleh, sebagian besar, peningkatan kebersihan tangan, termasuk penggunaan cairan pembersih tangan berbasis alkohol. Perubahan sederhana ini bisa berdampak besar bagi kesehatan mata. Jadi, jangan remehkan kekuatan sabun dan air, atau cairan pembersih tangan!