Dark Mode Light Mode

Kerangka Kerja Keuangan Berkelanjutan BTN Raih Peringkat Excellent dari Sustainable Fitch

BTN dan "Excellent" Rating: Antara Janji Manis dan Realita Hijau

Ada yang menarik nih, PT Bank Tabungan Negara (BTN) baru saja mendapat rating "Excellent" dari Sustainable Fitch untuk kerangka keuangan berkelanjutan mereka. Keren, ya? Tapi tunggu dulu, mari kita bedah lebih dalam, kira-kira apa sih sebenarnya yang sedang terjadi? Jangan-jangan cuma pencitraan doang, kan? Apalagi kalau kita bicara soal keuangan, semua pasti ada maunya.

BTN mengklaim akan menyalurkan dana ke proyek-proyek yang "berdampak positif" pada masyarakat dan lingkungan. Oke, terdengar mulia. Tapi, mari kita lihat lebih detail lagi. Apa saja proyek-proyeknya? Apakah benar-benar berkelanjutan atau hanya sekadar greenwashing belaka? Jangan sampai, kan?

Bisakah BTN Benar-benar Bersih?

Menurut Sustainable Fitch, SFF (Sustainable Finance Framework) BTN punya potensi besar untuk meningkatkan lingkungan dan masyarakat. Mereka optimis dampak positifnya akan terukur. Energi, transportasi, dan real estat adalah beberapa sektor yang disebut-sebut akan terkena dampak positifnya. Tapi, bagaimana dengan realisasinya di lapangan? Apakah janji manis ini akan benar-benar terwujud? Atau, ini cuma strategi pemasaran untuk menarik perhatian investor yang ngebet dengan isu lingkungan?

Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, bilang rating ini jadi pengingat bagi mereka buat terus meningkatkan upaya mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Ia juga menyinggung peran BTN sebagai pemimpin pasar dalam pembiayaan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), mendukung Program Tiga Juta Rumah. Tapi, apakah ini cuma lip service?

Ketika "Hijau" Jadi Tren

BTN juga berupaya mewujudkan Prinsip Perbankan Bertanggung Jawab. Hal ini selaras dengan keanggotaan BTN di United Nations Environment Program Financial Initiative (UNEP FI). Ini adalah salah satu badan PBB yang mendorong peran industri keuangan dalam konservasi lingkungan. BTN adalah bank BUMN pertama yang menandatangani prinsip-prinsip tersebut. Tapi, lagi-lagi, apa buktinya? Omong doang atau ada aksi nyata?

Sustainable Fitch memberikan Second Party Opinion (SPO) dengan rating “Excellent” karena SFF BTN dinilai selaras dengan Green Bond Principles, Social Bond Principles, dan Sustainability Bond Guidelines yang dikeluarkan oleh International Capital Market Association. Mereka bahkan katanya juga sesuai dengan Green Loan Principles dan Social Loan Principles. Tapi, kok sepertinya semua terlalu sempurna, ya?

Membongkar "Rahasia" di Balik Layar

BTN katanya menggandeng Standard Chartered Bank sebagai Sole Sustainability Structuring Bank. Bank ini memberikan saran dan masukan dalam merancang kerangka pembiayaan berkelanjutan. Jadi, semua terlihat sangat terstruktur dan terencana. Tapi, apakah ini berarti segalanya benar-benar transparan? Atau, ada "bumbu-bumbu" yang disembunyikan di balik layar? Kita, sebagai masyarakat, berhak tahu, kan?

Penting untuk dicatat, predikat "Excellent" dari rating agency bukan jaminan bahwa semua berjalan sempurna. Itu hanya penilaian atas dokumen dan rencana. Pelaksanaannya di lapangan, dampak nyatanya, dan track record-nya adalah cerita lain. Jangan sampai, kita cuma disuguhi angka-angka bagus, sementara kenyataan di lapangan jauh panggang dari api.

Jangan Terlena dengan Kata-kata Manis

Bank, bagaimanapun, adalah entitas bisnis. Tujuan utamanya tetap mencari keuntungan. Jadi, ketika mereka bicara soal keberlanjutan, jangan langsung percaya begitu saja. Selalu ada kepentingan bisnis di baliknya. Ini bukan berarti kita harus sinis, tapi kita harus melek dan kritis. Cari tahu lebih banyak tentang bagaimana dana itu digunakan, bagaimana dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat.

Kita perlu memastikan bahwa proyek-proyek yang didanai benar-benar memberikan manfaat nyata, bukan hanya sekadar memenuhi standar dan persyaratan. Keberlanjutan itu bukan cuma gimmick atau tren. Ini adalah tanggung jawab. Dan, kita, sebagai konsumen dan warga negara, berhak menuntut pertanggungjawaban.

Menanti Aksi Nyata, Bukan Janji Surga

Kita harus terus memantau perkembangan BTN dan proyek-proyeknya. Jangan ragu untuk bertanya, mengkritik, dan meminta penjelasan. Keberlanjutan itu adalah proses, bukan tujuan akhir. Dan, kita semua punya peran dalam memastikan bahwa proses itu berjalan dengan benar. Jangan sampai, kita cuma jadi penonton yang terpesona oleh kata-kata manis.

Intinya, mari tetap skeptis tapi tetap supportive. Berikan apresiasi atas upaya positif, tapi jangan ragu untuk mengoreksi jika ada yang salah. Ingat, kita semua punya peran dalam menciptakan masa depan yang lebih baik. Sudah saatnya kita berhenti dibodohi.

Paling penting, awasi terus bagaimana dana dialokasikan, dan apakah itu benar-benar memberikan dampak positif yang nyata. Jika tidak, jangan ragu untuk bersuara. Karena, pada akhirnya, keberlanjutan itu bukan hanya tentang rating, tapi tentang tindakan nyata.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Dengarkan Noah Weiland Menyanyikan Ulang 'Sex Type Thing' Ayahnya, Lagu Stone Temple Pilots Scott, dengan Sarat Emosi

Next Post

Cara Mendapatkan Lentera Angler Fisch: Panduan Lengkap