Dark Mode Light Mode

Kerabat Prabowo Duduki Posisi Kunci di Kadin, Munculkan Sorotan

Rupanya, berita tentang keluarga Djojohadikusumo kembali menghiasi halaman depan. Kadin Indonesia, organisasi yang kelihatannya serius mengurus bisnis, baru saja mengumumkan kepengurusan baru untuk periode 2024-2029, dan ada beberapa nama yang sudah tidak asing lagi di telinga kita – khususnya bagi mereka yang mengikuti perkembangan politik dan dunia usaha tanah air. Siapa lagi kalau bukan keluarga dari Pak Hashim Djojohadikusumo?

Menariknya, berita ini bukan hanya tentang Pak Hashim sendiri, tapi juga tentang kedua buah hatinya. Mungkin, setelah membaca berita ini, kita semua akan berpikir, "Wah, keluarga ini memang kompak banget, ya?". Atau, mungkin ada juga yang bergumam, "Ini sih, family affair yang levelnya sudah global class!" Tapi tenang saja, kita akan coba bahas dengan santai, tanpa perlu terlalu tegang kayak lagi ikut ujian.

Sebagai gambaran, Pak Hashim sendiri menjabat sebagai Ketua Dewan Penasihat Kadin Indonesia. Jabatan ini, kalau di dunia sekolah, mungkin mirip seperti kepala sekolah yang sudah pensiun tapi masih sering memberi wejangan. Sementara itu, Ketua Umum Kadin tetap dijabat oleh Bapak Anindya Bakrie. Jadi, Pak Hashim ini posisinya lebih ke advisor alias penasihat yang pengalamannya sudah segudang.

Dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia, Pak Hashim punya kekayaan yang ditaksir mencapai Rp12,3 triliun pada tahun 2018. Kekayaan ini berasal dari Arsari Group, perusahaan yang bergerak di berbagai sektor, mulai dari perkebunan kelapa sawit sampai layanan kargo. Jadi, jangan heran kalau mobilnya sering ganti model terbaru dan makan malamnya selalu pakai silverware.

Tentu saja, berita ini akan menjadi lebih menarik dengan kehadiran anak-anak beliau di jajaran Kadin. Bukan hanya ikut-ikutan, posisi mereka juga cukup strategis. Kita bahas satu per satu, biar jelas dan tidak ada salah paham. Sudah siap untuk gossip ala anak zaman sekarang? Mari kita mulai!

Sebelum kita lanjut, mari kita tarik napas dalam-dalam. Jangan sampai saking penasarannya, kita jadi lupa makan siang. Ingat, perut kenyang, pikiran tenang. Oke, kita mulai lagi pembahasan soal anak-anak Pak Hashim di Kadin. Jangan sampai ketinggalan informasi, ya!

Aryo Djojohadikusumo: Dari DPR ke Kadin, Ada Apa Saja?

Anak pertama Pak Hashim, Aryo Djojohadikusumo, ditunjuk sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Kadin. Kalau dulu kita mengenalnya sebagai anggota DPR periode 2014-2019, sekarang dia punya panggung baru di dunia bisnis. Mungkin, ini adalah evolusi karier yang tidak terduga, tapi tetap menarik.

Aryo juga dikenal aktif di Partai Gerindra sejak tahun 2010. Dia bahkan mendirikan organisasi sayap partai bernama Tunas Indonesia Raya (TIDAR). Ingat, dulu TIDAR sempat ramai karena mendukung Jokowi-Basuki di Pilkada DKI Jakarta tahun 2012. Unexpected plot twist, ya?

Selain aktif di dunia politik, Aryo juga terlibat dalam bisnis keluarga. Dia menjabat sebagai komisaris di beberapa anak perusahaan Arsari Group. Jadi, selain mengurus bisnis, dia juga punya pengalaman di dunia politik. Ini double combo yang lumayan, sih.

Tentunya, penunjukan di Kadin ini bisa jadi langkah yang strategis. Apalagi, sektor energi dan sumber daya mineral sedang menjadi perhatian utama pemerintah. Kita tunggu saja gebrakan apa yang akan dibuat oleh Mas Aryo di posisi barunya.

Rahayu Saraswati: Aktris, Aktivis, dan Sekarang… Kadin!

Nah, kalau yang ini lebih menarik lagi. Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, putri kedua Pak Hashim, menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Kebudayaan Kadin. Dari film-film nasionalis seperti "Merah Putih" sampai sekarang di Kadin, perjalanannya memang roller coaster banget, ya?

Setelah menyelesaikan pendidikan di luar negeri, Mbak Sara aktif di dunia akting dan juga mulai ikut mengelola bisnis keluarga. Di tahun 2012, dia mulai bergabung di politik melalui TIDAR, organisasi yang didirikan oleh kakaknya. Ia menjabat sebagai Kepala Bidang Pengembangan.

Selain itu, juga fokus pada isu-isu sosial. Mbak Sara juga mendirikan Yayasan Parinama Astha yang fokus pada pemberantasan human trafficking. Di tahun 2013, ia dicalonkan oleh Gerindra dari Dapil Jawa Tengah IV dan terpilih sebagai anggota DPR periode 2014-2019. Pengalaman politiknya memang tidak perlu diragukan lagi.

Dinasti Djojohadikusumo: Membangun Jaringan, Mengamankan Posisi?

Melihat komposisi kepengurusan Kadin, memang menarik banyak perhatian. Keluarga Djojohadikusumo punya peran penting. Hal ini menimbulkan pertanyaan: apakah ini sekadar strategi bisnis, atau ada tujuan lain yang lebih besar? Kita hanya bisa menebak-nebak, sih.

Perlu diingat bahwa Kadin adalah organisasi yang punya peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Jadi, kehadiran tokoh-tokoh penting di dalamnya, termasuk keluarga Djojohadikusumo, pastinya akan mempengaruhi arah kebijakan dan keputusan bisnis.

Tentu saja, keputusan ini mengundang berbagai respons, mulai dari pujian hingga kritik. Namun, terlepas dari itu semua, kita tetap harus menghargai keputusan yang telah diambil. Yang jelas, kita sebagai netizen hanya bisa pantau dan menunggu gebrakan dari mereka.

Dan tentu, kita berharap Kadin bisa terus berkontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan hadirnya tokoh-tokoh muda seperti Aryo dan Sara, semoga Kadin bisa lebih adaptif terhadap perubahan zaman dan kebutuhan dunia usaha. Semoga saja, mereka bisa membawa angin segar untuk dunia bisnis Indonesia.

Kesimpulan: Era Baru, Tantangan Baru, dan Harapan yang Sama

Dengan masuknya keluarga Djojohadikusumo di jajaran kepengurusan Kadin, kita menghadapi era baru dengan tantangan baru. Tentu saja, harapan kita tetap sama: kemajuan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Semoga saja, mereka bisa menjalankan tugas dengan baik dan membawa dampak positif bagi dunia usaha dan perekonomian nasional. Mari kita tunggu dan lihat bagaimana kiprah mereka selanjutnya.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Anders Nyström Umumkan Hengkang dari Katatonia: Perpisahan Jalan yang Melebar dan Berjauhan

Next Post

Akankah Assassin's Creed Siap Menyongsong Era Berikutnya?