Dark Mode Light Mode

Keluarga Fondasi Utama Pembentukan Karakter, Tegas Wakil Menteri

Rencananya, mau bikin rumah impian, tapi kok malah keburu kena quarter-life crisis? Tenang, bukan cuma kamu kok yang mengalami. Tapi, ngomongin soal rumah, keluarga, dan masa depan, ada nih yang lagi hangat dibicarakan, khususnya dari Ibu Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, Wakil Menteri Bidang Pembangunan Keluarga.

Keluarga: Fondasi Awal Perkembangan Karakter

Ibu Isyana menekankan pentingnya keluarga sebagai unit terkecil, sebagai titik tolak pembentukan karakter. Dalam sebuah acara di Cijantung, Jakarta Timur, beliau membagikan takjil sekaligus berbagi pandangan tentang nilai-nilai yang perlu ditanamkan dalam keluarga. Bayangin, bukan cuma bagi-bagi makanan, tapi juga bagi-bagi inspirasi buat keluarga Indonesia yang lebih baik. Keren, kan?

Beliau menggarisbawahi, keluarga adalah tempat pertama anak-anak belajar nilai-nilai kehidupan. Di sanalah karakter seseorang mulai terbentuk, dimulai dari hal-hal sederhana seperti cara menghormati orang tua, belajar berbagi, dan bagaimana menghadapi tantangan. Inilah yang kemudian membentuk pribadi yang kuat dan berakhlak mulia.

Keluarga yang harmonis dan suportif menjadi lingkungan yang ideal bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang. Support system dari keluarga sangat penting dalam membantu anak melewati berbagai fase kehidupan, baik suka maupun duka. Jadi, investasi terbaik itu sebenarnya bukan cuma investasi saham, tapi juga investasi waktu dan perhatian untuk keluarga, setuju?

Tri Hita Karana: Pedoman Hidup Harmonis yang Keren

Ibu Isyana juga menyinggung tentang konsep Tri Hita Karana yang berasal dari ajaran Hindu. Konsep ini menekankan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan. Konsep ini bukan cuma buat orang Bali, lho. Semangat Tri Hita Karana ini bisa banget diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan di tengah hiruk pikuk kota besar.

Menerapkan Tri Hita Karana dalam keluarga berarti menciptakan lingkungan yang saling menghargai, penuh kasih sayang, dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Gak cuma mikirin diri sendiri, tapi juga memikirkan orang lain dan alam sekitar. Ini yang pada akhirnya akan memperkuat kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Prinsip Tri Hita Karana ini, kan, selaras banget sama salah satu tujuan pembangunan nasional, khususnya yang ditekankan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita. Jadi, memperkuat keluarga sama dengan berkontribusi pada visi Indonesia Emas 2045. Keren, kan, dampaknya?

Wujudkan Keluarga Sehat Melalui Program-Program Pemerintah

Pemerintah, melalui Kementerian terkait, terus berupaya meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui berbagai program pembangunan keluarga dan kependudukan. Fokus utama pemerintah sebenarnya adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, dengan keluarga sebagai unit yang terpenting.

Salah satunya adalah dukungan terhadap Badan Gizi Nasional (BGN) dalam pelaksanaan program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Program ini menyasar kelompok rentan, seperti ibu hamil, ibu menyusui, serta anak-anak prasekolah dan balita yang belum masuk sekolah. Program ini krusial banget untuk mencegah stunting dan memastikan pertumbuhan anak-anak yang optimal.

Ada juga lima program “quick-win” atau program kilat yang fokus pada pencegahan stunting, penyediaan layanan penitipan anak, pelibatan ayah dalam pengasuhan anak, konsultasi keluarga, dan pemberdayaan lansia. Program-program ini dirancang untuk memberikan dampak langsung dan signifikan bagi kesejahteraan keluarga. Kerja cepat, hasil mantap, kira-kira begitu.

Membumikan Dharma: Gotong Royong untuk Masyarakat

Dalam semangat Tri Hita Karana, kontribusi sosial juga menjadi poin penting. Kontribusi ini adalah wujud nyata dari gotong royong dan kepedulian sosial, sesuai dengan ajaran dharma atau perilaku yang benar. Bayangin, bukan cuma mikirin diri sendiri, tapi juga peduli sama orang lain dan lingkungan sekitar.

Dharma ini bukan cuma teori, tapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata yang bermanfaat bagi orang lain. Misalnya, ikut kegiatan sosial di lingkungan sekitar. Ada beberapa contoh, seperti kegiatan bersih-bersih lingkungan, membantu tetangga yang kesulitan, atau mendonasikan barang-barang yang tidak terpakai. Kecil, sih, kelihatannya, tapi dampaknya besar, lho!

Melalui kegiatan-kegiatan ini, kita bisa membangun rasa kebersamaan dan saling peduli antar sesama. Ini juga akan menciptakan lingkungan yang lebih aman, nyaman, dan harmonis. Kesejahteraan bersama, bukan cuma kesejahteraan pribadi.

Menguatkan Kualitas SDM: Investasi Masa Depan Indonesia

Semua upaya ini bertujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Mengingat, investasi terbaik sebenarnya adalah investasi pada sumber daya manusia. Jadi, investasi di keluarga, pendidikan, dan kesehatan anak-anak, bukan hanya investasi jangka pendek, tetapi juga investasi jangka panjang untuk masa depan Indonesia.

Menguatkan keluarga berarti menguatkan fondasi bangsa. Dengan keluarga yang kuat, generasi penerus akan tumbuh menjadi individu yang cerdas, berakhlak mulia, dan mampu berkontribusi positif bagi bangsa dan negara. Kita semua berperan dalam menciptakan masa depan Indonesia yang gemilang.

Pada akhirnya, keluarga adalah investasi terbaik yang bisa kita lakukan. Bukan hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi masa depan Indonesia. Jadi, mari kita mulai dari hal yang paling dasar: membangun keluarga yang harmonis, saling mendukung, dan penuh kasih sayang. Mari jadikan keluarga sebagai fondasi kuat untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Kesimpulan: Keluarga, Kunci Masa Depan Gemilang

Jadi, inti dari semua ini adalah: keluarga memang penting. Bukan cuma tempat untuk pulang, tapi juga tempat kita belajar, tumbuh, dan berkembang. Mari kita jadikan keluarga sebagai pusat pembentukan karakter, semangat Tri Hita Karana sebagai pedoman, dan program-program pemerintah sebagai dukungan. Dengan begitu, kita bisa membangun masa depan Indonesia yang lebih gemilang, mulai dari unit terkecil, yaitu keluarga.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Dave Lombardo Ungkap Pengalaman Menggebuk Drum untuk Metallica

Next Post

Artis 3D Pamerkan Proyek Pixelated dengan Shader Graph Unity: Efisiensi Visual