Knotfest Australia: Ketika "Clown" Absen, Apakah Pesta Tetap Berlanjut Tanpa Badut?
Kemarin, Knotfest Australia di Melbourne dimulai tanpa kehadiran salah satu anggota pendiri Slipknot, Shawn ‘Clown' Crahan, karena urusan keluarga. Kabar ini tentu saja menjadi pembuka yang cukup anti-klimaks bagi sebagian penggemar yang sudah tak sabar.
Frontman Slipknot, Corey Taylor, mengumumkan berita ini di awal penampilan band di Flemington Racecourse. Ia menyampaikan bahwa Clown akan kembali secepatnya, meminta para penggemar turut mendoakan Clown dan keluarganya. Absennya Clown sepertinya menyisakan sedikit kekosongan, meski pertunjukan tetap berlangsung.
Ketidakhadiran Clown kemungkinan besar akan terus berlanjut hingga akhir tur, terutama pada leg kedua di Brisbane hari Minggu. Kita semua tahu, pengalaman menonton konser Slipknot itu seperti naik roller coaster–penuh kejutan dan selalu bikin jantung berdebar. Tapi, tanpa “Clown”, apakah roller coaster ini masih seru?
Sepertinya, absennya Clown sedikit mengurangi atraksi panggung khas Slipknot. Meski ada pertunjukan cahaya yang sinkron, set utama mereka kurang maksimal tanpa meriam asap atau api yang biasa digunakan oleh band lain di awal acara. Sempat ada beberapa segmen pendek musik DJ, pengisi yang menarik mengingat Slipknot dijadwalkan tampil lebih lama dari biasanya. Mungkin mereka sedang menghemat energi untuk tur yang padat?
Apakah Tanpa Badut, Pertunjukan Slipknot Tetap Memukau?
Namun, Slipknot tetap tampil prima dan menyajikan lagu-lagu terbaik sepanjang karier mereka. Mereka membuka dengan "(sic)" dan "People = Shit", serta membawakan "Gematria (The Killing Name)" dari album 2008 mereka, All Hope Is Gone, untuk pertama kalinya secara langsung. Sebelum encore, mereka menutup set utama dengan salah satu hits terbesar mereka, "Duality", lalu kembali dengan "Spit It Out", "Surfacing", dan "Scissors". Lagu-lagu hebat lainnya termasuk "Wait And Bleed", "The Devil In I", dan "Psychosocial".
Day To Remember berhasil memanaskan suasana dengan penampilan mereka yang enerjik, termasuk tiga kali hujan konfeti. Lagu kedua terakhir mereka adalah "If It Means A Lot To You", yang menurut frontman Jeremy McKinnon, kemungkinan adalah "lagu paling lembut yang pernah dimainkan sebelum konser Slipknot". Siapa bilang konser metal tidak bisa romantis?
Ketika Metal Bertemu Kericuhan: Kisah Nyata di Konser
Sebelum Slipknot, Slaughter To Prevail menjadi favorit penonton dengan penampilan mereka yang brutal. Sayangnya, ada jeda sekitar 10 menit karena insiden di kerumunan yang mengharuskan paramedis turun tangan untuk mengevakuasi seorang penggemar yang cedera.
Hatebreed juga disambut meriah di sore hari dengan “bola kematian” raksasa yang bergerak di tengah kerumunan. Sementara itu, Vended, alias Slipknot junior yang dipimpin oleh putra Corey Taylor, Griffin, menghadirkan nu-metal yang dahsyat, lengkap dengan headbanging dan kibasan rambut yang sinkron. Sepertinya, gen metal memang mengalir deras dalam keluarga Taylor!
Aroma Lokal di Knotfest: Antara Energi dan Kolaborasi
Dua band asal Australia juga tampil memukau. In Hearts Wake dari Byron Bay membawa energi luar biasa, termasuk penari interpretasi di atas panggung. Polaris’ Jamie Hails juga ikut tampil sebagai vocalist tamu di lagu "Goldringer", sebelum bandnya memberikan penampilan yang mengesankan di sore hari. Dimulai dengan semburan pita hitam saat lagu pembuka "Nightmare", yang juga menampilkan singalong dengan lirik yang terpampang di layar untuk mega-hit "The Remedy".
Knotfest Australia akan berlanjut di Brisbane di Brisbane Showgrounds pada hari Minggu, sebelum leg terakhir di Sydney di Centennial Park pada Sabtu, 8 Maret mendatang. Sejumlah side show juga akan diadakan di sepanjang pantai timur dan di Adelaide sepanjang minggu depan. Jadi, jangan sampai ketinggalan keseruannya!
Kita tentu berharap Clown bisa segera kembali dan tur Australia ini semakin membara. Namun, terlepas dari semua itu, Knotfest Australia tetap menjadi perayaan musik metal yang patut untuk dinanti.