Dark Mode Light Mode

Kebangkitan RPG Berbahasa Indonesia: Indie dan Homebrewers Memanfaatkan King’s Field Toolkit Lawas

Mungkin kalian pernah membayangkan, game-game keren favorit kalian dibuat dengan software yang usianya lebih tua dari kalian? Nah, mari kita telusuri kisah menarik tentang game-game retro yang lahir dari "dapur" software kuno.

Lahirnya Kembali Gaya Dungeon Crawler Jadul: Kisah dari FromSoftware

Bayangkan, di tahun 2000, FromSoftware merilis satu kit bernama Sword of Moonlight. Awalnya hanya untuk pasar Jepang, kit ini dibundel dengan game King's Field, memberikan lisensi tak terbatas kepada pemain untuk membuat game sendiri dengan aset King's Field. Bahkan, game buatan sendiri ini bisa dijual untuk mendapatkan keuntungan. Keren, kan?

Sword of Moonlight ini adalah sang "kakek" dari software modern untuk membuat game. Nah, beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 2023, muncullah Lunacid, sebuah game dungeon crawler retro yang unik. Game ini dibuat oleh pengembang indie, Kira LLC, dan terinspirasi oleh game-game klasik FromSoftware seperti King's Field dan Shadow Tower, yang merupakan cikal bakal seri Elden Ring.

Kira LLC kembali dengan kabar gembira. Mereka baru saja mengumumkan sekuel Lunacid, yang diberi nama Lunacid: Tears of the Moon. Bayangin, game keren dengan nuansa retro dibuat dengan software yang usianya udah seperempat abad! Ini seperti menemukan diamond di tumpukan sampah digital.

Sword of Moonlight: The OG Game Maker yang Masih Hidup

Sword of Moonlight sebenarnya sudah lama "membangkang." Software ini sekarang tersedia secara open-source di internet. Unduhan dan dokumentasinya gampang banget dicari, dan komunitas penggemarnya juga cukup besar. Ini membuktikan bahwa software jadul pun bisa terus hidup dan berkontribusi.

Meskipun demikian, pertanyaan besar muncul: Apakah FromSoftware, sang pemilik asli software, benar-benar "merestui" semua ini? Lunacid pertama tampaknya lolos dari perhatian, tetapi sekuelnya, Tears of the Moon, dengan perhatian media yang meningkat, bisa jadi memicu reaksi dari FromSoftware.

Kita tunggu saja, apakah FromSoftware akan mengambil tindakan. Mungkin mereka sudah maklum dengan penggunaan luas tools kuno mereka ini, toh sudah ada banyak penggemar yang menggunakannya. Bisa jadi FromSoftware justru merasa bangga dengan warisan digital mereka.

Lunacid: Game yang Membawa Nostalgia & Review Gila

Bagi pencinta dungeon crawler 3D gaya old-school, Lunacid (dan sekuelnya) adalah permata yang wajib dicoba. Lunacid tersedia di Steam dengan harga yang bersahabat (sekitar Rp170 ribu). Jangan terkejut dengan review yang mendalam dari para pemain dan kritikus. Lebih dari 7.500 review di Steam memberikan nilai "Very Positive" untuk game ini.

Salah satu review pemain bahkan mengatakan, "Lunacid bukan hanya game. Ini sebuah revelation. Sebuah berkat bagi mereka yang terhubung dengan frekuensi terlarang dari dungeon crawler jadul dan horor analog. Jika ada yang bilang ini artefak yang hilang dari tahun 1998, dilarang karena anak-anak yang memainkannya hilang, saya akan percaya begitu saja. Dan saya tetap akan memainkannya." Gila kan?

Para kritikus memuji suasana suram, nuansa nostalgia yang kuat, dan soundtrack yang menghantui (tersedia juga secara terpisah di Steam). Rock Paper Shotgun menyebutnya sebagai "lo-fi first-person dungeon skulking done right." PC Gamer juga tak mau ketinggalan, menyebut Lunacid adalah "contoh sempurna bagaimana melakukan nostalgia PS1 dengan benar… Lunacid dengan cepat mengkalibrasi ulang ide-ide saya tentang apa artinya sesuatu terlihat mengesankan atau indah."

Tear of the Moon: Apa yang Kita Harapkan? & Mengapa Ini Penting

Lunacid: Tears of the Moon dijadwalkan rilis pada 12 April, membawa harapan baru bagi penggemar genre ini. Dengan pengalaman Lunacid yang sudah teruji, sekuel ini diyakini akan menyajikan pengalaman yang lebih mendalam dan lebih seru. Gameplay yang menantang dan visual retro akan tetap menjadi daya tarik utama. Beberapa berita menggembirakan juga menyebutkan peningkatan gameplay dan kualitas visual.

Pertanyaannya, apakah Tears of the Moon akan mampu melampaui ekspektasi? Apakah game ini akan mampu menghadirkan pengalaman retro yang lebih kaya dan memuaskan dibandingkan pendahulunya? Kita tunggu saja tanggal mainnya.

Yang paling menarik, semua ini adalah bukti bahwa software tua sekalipun bisa menjadi platform bagi kreativitas. Ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang semangat para gamer yang ingin menghidupkan kembali kenangan indah.

Keberadaan Sword of Moonlight dan game-game seperti Lunacid adalah bukti bahwa game development tidak selalu harus mahal dan canggih. Kreativitas, ide, dan semangat adalah kunci utama.

Bagi Gen Z dan Millennials, game-game ini menawarkan kesempatan untuk menjelajahi sejarah game, menemukan kembali pengalaman bermain yang mungkin belum mereka rasakan sebelumnya.

Kesimpulan: Panjang Umur Game Retro!

Jadi, apa yang bisa kita ambil dari semua ini? Well, bahwa game retro itu bukan cuma sekadar nostalgia, tapi juga bukti bahwa kreativitas tidak mengenal batas usia. Lunacid dan sekuelnya, Tears of the Moon, adalah bukti nyata bahwa ide-ide brilian bisa lahir dari software yang usianya lebih tua dari beberapa dari kita. Jadi, jangan ragu untuk menjelajahi dunia game retro, karena siapa tahu, kamu akan menemukan hidden gem yang akan membuatmu betah berlama-lama di depan layar. Semangat terus berkarya dan selamat bermain!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Indonesia Bersiap Cabut Larangan Pekerja Migran ke Arab Saudi: Peluang dan Tantangan

Next Post

Google Hapus Aplikasi di Play Store: Dampaknya untuk Pengguna