Di tengah kesibukan transisi pemerintahan yang kian dekat, Jokowi masih sempat-sempatnya mampir ke Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta. Dengan semua janji yang belum selesai, tentunya kunjungan ini terasa seperti sekadar salam perpisahan yang manis. Apalagi, gapura ponpes itu memajang dua wajah: Jokowi yang disandingkan dengan Gus Miftah, dan Prabowo Subianto dengan pesan “Selamat Bekerja”. Sebuah isyarat halus bahwa tongkat estafet sudah dioper, meskipun, yah, masalah-masalah lama masih numpuk.
Setelah tiba sekitar jam 09.30 WIB, Jokowi langsung masuk ke dalam pondok dan ngadain pertemuan tertutup sama Gus Miftah selama setengah jam. Mungkin lagi ngomongin kapan bisa main lagi ke sini setelah pensiun, kali ya? Selepas pertemuan, Jokowi keluar sambil senyum lebar dan, tentu aja, nggak lupa bagi-bagi kaus ke warga. Ah, kaus khas Jokowi yang bakal jadi kenang-kenangan berharga suatu saat nanti.
Menurut Gus Miftah, kunjungan ini sebenarnya udah direncanain sejak Ramadan kemarin. Waktu itu, Jokowi bilang pengen mampir ke pesantren, tapi baru sempet sekarang pas ada perayaan Harlah ke-12 Ponpes Ora Aji. Timing yang pas banget, kan? Selain itu, Jokowi juga ketemu sama 50 kiai muda pilihan dari berbagai daerah di Jawa. Gus Miftah sempat ngasih sambutan dan nyelipin pujian soal kebijakan-kebijakan Jokowi yang banyak membantu pesantren. Tapi ya, kayak pepatah bilang, nggak ada gading yang nggak retak, ya, Pak Jokowi!
Yang nggak kalah menarik, mereka juga ngobrol soal transisi pemerintahan ke Prabowo. Kayaknya, Jokowi juga mau ninggalin pesan terakhir biar Prabowo nggak kelupaan kerjaan rumah yang numpuk. Selain soal politik, mungkin mereka juga bahas pentingnya peran pesantren ke depannya. Siapa tahu, peran pesantren bakal makin krusial di pemerintahan yang baru?
Nah, soal kebijakan pesantren, Gus Miftah sempat menyampaikan apresiasi. Meski begitu, ada aja beberapa kebijakan yang mungkin belum sepenuhnya sempurna. Tapi ya wajar, nggak ada yang sempurna, sob. Yang penting, pesantren-pesantren di Indonesia tetap bisa bertumbuh dan berperan penting di masa depan.
Setelah keluar dari ponpes, Jokowi melanjutkan agendanya, tapi jelas, kunjungan ini meninggalkan pesan kuat. Antara apresiasi terhadap masa lalu dan harapan besar pada masa depan, pesantren dan kiai muda di Indonesia bisa jadi kekuatan besar dalam perjalanan politik bangsa. Jadi, meskipun ada perpisahan, rasa optimisme masih mengiringi langkah ke depan.