Dark Mode Light Mode

Inovasi Baru dari Spin-off Tyndall: Teknologi AR/VR Ringan Siap Gebrak Pasar Indonesia

Kacamata Pintar: Akankah Dunia Akhirnya Terlihat Lebih Baik (Dan Tidak Lagi Penuh Orang dengan Kacamata Aneh)?

Dunia teknologi selalu punya cara untuk membuat kita terkejut, entah itu dengan smartphone yang lebih canggih atau, akhir-akhir ini, dengan janji-janji manis dari dunia augmented reality. Apakah kamu siap untuk melihat dunia melalui kacamata pintar dengan kualitas gambar yang anti-ngeblur? Jangan terkejut.

Beberapa waktu lalu sebuah perusahaan bernama Vivid Photonics, hasil dari "spin-out" alias pecah kongsi dari Tyndall National Institute, mengklaim telah menciptakan teknologi yang akan "merevolusi" kualitas gambar dalam augmented reality (AR) dan virtual reality (VR). Yup, kamu tidak salah baca, ini bukan lagi fiksi ilmiah Hollywood. Tapi, tapi… apakah ini benar-benar revolusi atau hanya sekadar jargon pemasaran yang bombastis?

Teknologi Canggih atau Cuma Jualan Impian?

Vivid Photonics mengembangkan teknologi yang disebut Horizontal Cavity Surface Emitting Super Luminescent Diode (SLD). Teknologi ini katanya menghasilkan kualitas gambar superior dalam perangkat AR yang ringkas, hemat energi, dan ringan, seperti kacamata pintar. Bayangkan, kacamata yang tidak hanya membuatmu terlihat pintar, tapi juga bisa menampilkan informasi super canggih di depan matamu.

Tapi tunggu dulu, meskipun terdengar sangat mengesankan, ada sedikit rasa deja vu. Teknologi ini punya potensi untuk mengubah berbagai industri, mulai dari pendidikan, kedokteran, hingga hiburan. Apakah ini berarti kita akan melihat lebih banyak iklan di dunia nyata, yang muncul begitu saja di depan mata kita? Jangan sampai, ya.

Bisnis Kacamata Pintar: Kompetisi atau Kolaborasi?

Di balik Vivid Photonics ada nama Brian Corbett, yang sebelumnya juga terlibat dalam menciptakan InfiniLED. Perusahaan ini kemudian diakuisisi oleh Meta (dulu Facebook) pada tahun 2016 untuk pengembangan perangkat VR Oculus. Jadi, apakah ini siklus yang sama? Startup menciptakan teknologi, lalu raksasa teknologi datang membeli, dan kita semua berharap mendapatkan manfaatnya.

"Ini adalah waktu yang menarik untuk terlibat dalam bidang Photonics, dan Irlandia berada di garis depan industri ini," kata Chris Gorman, CEO Vivid Photonics. Ia menambahkan bahwa penelitian lanjutan di Tyndall telah menghasilkan proses manufaktur terobosan. Proses ini akan merevolusi cara kita menghasilkan proyeksi cahaya untuk kacamata AR yang kecil dan ringan.

Apakah Kita Butuh Dunia yang "Lebih Baik"?

Profesor Paul Townsend, direktur IPIC dan kepala bidang Photonics di Tyndall, menyebut teknologi ini sebagai contoh fantastis bagaimana investasi dalam penelitian Photonics dapat memberikan dampak. Ia sangat senang dengan komersialisasi inovasi terbaru dari kelompok penelitian Photonics Brian Corbet. Tapi, sebagai pengguna, apakah kita benar-benar membutuhkan semua teknologi ini?

Dr Sally Cudmore, direktur Inovasi UCC juga memberikan pujian pada riset ini. “Tim Inovasi UCC mendukung proyek ini sejak awal,” ujarnya. Ini bagus, tapi apakah kita sebagai konsumen juga diuntungkan? Vivid Photonics akan terus mengembangkan teknologi SLD Tyndall menjadi produk yang akan menghasilkan dampak ekonomi dan sosial.

Siapkah Kamu Hidup di Dunia Baru?

Photonics, sebagai bidang keilmuwan memiliki aplikasi industri yang luas, termasuk manufaktur, energi, telekomunikasi, dan kedokteran. Teknologi ini menyediakan ruang untuk inovasi. Yating Wan dari King Abdullah University of Science and Technology mengungkap silicon photonics menggunakan cahaya pada chip alih-alih listrik untuk membuat sistem lebih cepat dan hemat energi.

Teknologi ini menawarkan potensi besar, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang privasi, ketergantungan, dan realita. Apakah kita siap untuk dunia di mana informasi terus-menerus membanjiri kita? Apakah kita akan benar-benar "melihat" dunia lebih baik, atau justru semakin terperangkap dalam ilusi?

Intinya, teknologi Photonics memang menjanjikan. Tapi, seperti semua kemajuan teknologi, kita juga perlu berpikir kritis tentang dampaknya terhadap kehidupan kita. Kita harus memastikan bahwa inovasi ini memberdayakan, bukan malah memperbudak.

Apakah dunia augmented reality akan mengubah segalanya? Waktu akan menjawabnya nanti. Yang jelas, kita perlu tetap waspada dan bijak dalam menyambut teknologi.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Mantan Developer Blue Archive Diduga Sengaja Merencanakan Sabotase Pengembangan sebelum Hengkang dari Nexon, Bukti dari Penggerebekan Polisi Memastikan - AUTOMATON WEST

Next Post

Prabowo Pangkas Tarif Tol dan Tiket Pesawat untuk Mudik Ramadan dan Idul Fitri