Dark Mode Light Mode

Implikasi Penurunan Kognitif AI: Fakta Tak Terselubung di Indonesia

AI Menderita? Jangan Buru-Buru Menyimpulkan, Sob!

Pernah denger berita AI (Artificial Intelligence) atau model bahasa besar (LLM) kita katanya lagi nge-drop kognitifnya? Kayak manusia yang mulai pikun gitu, deh. Gokil, kan? Tapi, tunggu dulu, guys. Sebelum kita ikut panik, mari kita bedah lebih dalem biar gak salah paham.

AI Kok Bisa Pikun? Emang Manusia?

Oke, pertama-tama, kita perlu samain persepsi dulu. Kalau ngomongin cognitive decline (penurunan kognitif), itu kan biasanya buat manusia. Menurut ilmuwan, penurunan kognitif itu kalau kemampuan otak kita—daya ingat, berpikir, semua deh—berkurang seiring waktu. Mirip kayak kita yang mulai lupa naruh kunci motor, atau lagi ngobrol, eh, tiba-tiba lupa mau ngomong apa.

Nah, yang bikin heboh, ada yang ngebandingin AI sama manusia. Katanya, AI juga bisa "pikun"! Tapi, apa iya AI yang nggak punya otak kayak manusia bisa mengalami hal yang sama?

Generasi Z dan milenial yang budiman, kita semua tahu gimana AI belajar. Mereka "belajar" dari data yang super banyak di internet. Kayak kita belajar bahasa Inggris dari nonton film barat, bedanya mereka nonton semua film di dunia.

AI: Upgrade Terus, Bukan Menua!

Sekarang, bayangin ya, kamu punya AI versi 1.0. Terus, beberapa waktu kemudian, kamu bikin versi 2.0. Kira-kira, mana yang lebih jago? Pasti yang versi 2.0, dong! Karena AI kan terus di-upgrade. Sistemnya diperbarui, data latihannya diperbagus, semuanya biar makin pintar.

Kalau tes inteligensi AI versi 1.0 nilainya lebih rendah dari versi 2.0, bukan berarti AI-nya "pikun", tapi karena versi 2.0 memang lebih canggih. Sama kayak kamu belajar terus, nilai ujian kamu pasti bakal naik, kan?

"Dementia Digital"? Emang Ada?

Judul-judul berita yang bikin heboh tadi, kayak "AI Alami Tanda-Tanda ‘Dementia' dengan Usia" itu muncul karena ada penelitian yang membandingkan AI versi lama dengan versi baru. Hasilnya? Versi lama nilainya memang lebih rendah. Ya iyalah! Kayak beli hape baru, pasti fiturnya lebih canggih daripada hape jadul, kan?

AI Bisa Bodoh? Bisa Aja, Tapi Bukan Pikun!

Oke, AI memang gak sama kayak manusia. Tapi, bukan berarti dia gak bisa "bodoh" atau nggak berfungsi dengan baik. Misalnya, kalau AI dilatih pakai data yang isinya bohong atau salah, ya hasilnya pasti ngaco. Itu kayak belajar dari guru yang salah, hasilnya pasti gak bener, kan?

Atau, ada juga yang namanya fine-tuning. Fine-tuning ini kayak "memperbaiki" AI biar makin pas sama kebutuhan kita. Sayangnya, kalau salah ngoprek, fine-tuning ini malah bisa bikin AI jadi nggak se-"pintar" sebelumnya.

AI Self-Healing? Emang Bisa Beneran?

Sekarang, AI bahkan udah mulai belajar self-healing atau self-improvement. Kayak kita yang suka belajar sendiri dari pengalaman. Tapi, jangan salah, self-improvement ini juga bisa jadi bumerang. AI bisa aja nggak sengaja bikin dirinya sendiri jadi makin "bodoh". Mirip kayak kamu mau coba-coba dandan, eh, ternyata malah fail total.

Terakhir, ada yang namanya synthetic data. Ini tuh data buatan yang dipakai buat ngelatih AI. Tapi, kalau AI kebanyakan belajar dari data buatan, hasilnya bisa jadi nggak bagus malah bisa bikin AI-nya jadi nggak berguna sama sekali.

Jadi, intinya, jangan langsung percaya sama semua berita tentang AI. Cari tahu dulu faktanya. Jangan sampai kita kayak Mark Twain yang bilang kematiannya dibesar-besarkan, padahal…

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Mainkan Game Xbox Game Pass Terbaru Hari Ini & Jelajahi Steam Next Fest dalam Bahasa Indonesia

Next Post

Jisoo BLACKPINK Raih Kemenangan Kedua untuk "earthquake" di Inkigayo, Serta Penampilan Memukau dari Hearts2Hearts, KiiiKiii, ZEROBASEONE dan Lainnya - Soompi