Dark Mode Light Mode

Igor Cavalera Mantap UK Tour Solo 2025: Konser London Akan Jadi Sorotan

Dari Gebukan Drum Metal ke Dentuman Elektronik: Sebuah Revolusi?

Pernahkah kamu membayangkan gebukan drum metal yang membara tiba-tiba berubah menjadi dentuman elektronik yang abstrak? Mungkin terdengar seperti transformasi yang aneh, tetapi itulah yang sedang dilakukan oleh Igor "Iggor" Cavalera, mantan drummer dari band legendaris SEPULTURA. Ia baru saja memulai tur solo di Inggris, mempertunjukkan musik elektronik dari repertoar solonya. Ini termasuk subgenre avant-garde, drone, industrial, dan harsh noise.

Tentu, hal ini mungkin terasa sedikit membingungkan bagi sebagian penggemar metal. Dulu, kita mengenalnya sebagai penggebuk drum yang enerjik, kini ia mengubah arah musiknya secara drastis. Tapi, bukankah hidup memang tentang perubahan? Video penampilan Cavalera di No90 Live, London, pada 7 Februari lalu sudah beredar, menunjukkan seperti apa evolusi musiknya.

Igor Cavalera, bersama saudaranya Max Cavalera, adalah pendiri SEPULTURA. Sekarang, selain masih menjadi drummer untuk berbagai proyek musik seperti CAVALERA, CAVALERA CONSPIRACY, dan SOULWAX, ia juga memiliki proyek DJ bernama MIXHELL bersama istrinya, Laima Leyton. Sudah sejak 2006 ia berkeliling dunia, tampil di festival-festival besar seperti Glastonbury, Bestival, dan Reading. Ini menunjukkan bahwa ia bukan hanya seorang drummer, tetapi juga seorang seniman yang terus berkembang.

Pada tahun 2013, Igor pindah ke London bersama keluarganya. Ia kemudian bergabung dengan band Belgia SOULWAX, berkontribusi dalam album "From Deewee". Setelah itu, ia membentuk PETBRICK bersama Wayne Adams, proyek yang menggabungkan noise, dan elektronik. Jelas, pria ini tidak takut mencoba hal-hal baru.

Sejak saat itu, Igor telah tampil secara langsung dengan peralatan modular analog, drum pad, dan visual, dalam festival eksperimental seperti Dio Drone di Florence. Ia juga bermain di klub seperti Cafe Oto dan Iklectik di London. Banyak rilisan terbaru musiknya, termasuk "Aural Manifestations" dan "Alucinações Sônicas", menunjukkan bahwa ia semakin serius dengan jalur musik elektroniknya. Ini bukan hanya hobi sampingan, ini adalah bagian penting dari ekspresi artistiknya.

Apakah Ini Sebuah Pengkhianatan Terhadap Metal?

Pertanyaan ini mungkin muncul di benak banyak penggemar metal. Apakah perpindahan genre ini dianggap sebagai pengkhianatan? Apakah ini berarti ia telah meninggalkan akar musiknya? Tentu saja, ini adalah pertanyaan yang subjektif. Beberapa orang mungkin merasa kecewa, sementara yang lain mungkin melihatnya sebagai langkah berani.

Namun, mari kita berpikir sejenak. Bukankah seniman sejati selalu mencari cara baru untuk mengekspresikan diri? Bukankah mencoba hal baru, bahkan jika itu berbeda dari apa yang telah kita lakukan sebelumnya, adalah bagian dari evolusi artistik? Mungkin, bagi Igor, musik elektronik adalah cara baru untuk menyampaikan emosi dan kreativitasnya.

Perlu diingat, Igor meninggalkan SEPULTURA pada Juni 2006 karena "perbedaan artistik." Perbedaan ini penting untuk dilihat, karena sering kali apa yang dianggap sebagai pengkhianatan, sebenarnya adalah kebutuhan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Kita tidak bisa selamanya terjebak dalam satu kotak.

Pada tahun 1996, Max Cavalera, saudara Igor, juga meninggalkan SEPULTURA karena ada masalah internal dengan manajemen band. Peristiwa ini tentu saja memperlihatkan betapa kompleksnya dinamika dalam sebuah band.

Apakah Ini Hanya Sekadar Uji Coba?

Tentu saja, kita tidak bisa memastikan apa yang ada di pikiran Igor Cavalera. Apakah ini hanya sekadar fase, atau ia benar-benar ingin menjelajahi dunia musik elektronik? Mungkin ia akan kembali ke akar metalnya suatu saat nanti, atau mungkin ia akan menetap di jalur yang baru ini.

Yang pasti, ia adalah musisi yang produktif. Selain tur solo, ia masih aktif di proyek-proyek lain. Ia juga terus merilis musik baru. Ini menunjukkan bahwa ia memiliki semangat yang besar dalam bermusik, dan ia tidak takut untuk bereksperimen.

Keputusannya tentu saja untuk dirinya sendiri. Ia berhak memilih jalan yang ia inginkan. Sebagai penggemar musik, kita hanya bisa menyaksikan dan menikmati apa yang ia sajikan.

Mengapa Kita Harus Peduli?

Mungkin kamu bertanya-tanya, mengapa kita harus peduli dengan perubahan ini? Apa untungnya bagi kita? Tentu saja, tidak ada kewajiban untuk peduli. Tetapi, perubahan ini bisa menjadi inspirasi.

Ini menunjukkan bahwa tidak ada batasan dalam seni. Bahwa kita bisa berubah, bereksperimen, dan menemukan hal-hal baru. Ini juga mengingatkan kita untuk tidak terlalu terpaku pada ekspektasi. Terkadang, hal yang paling menarik adalah kejutan. Mendengarkan musik baru, bahkan dari musisi yang dulunya kita kenal dengan genre lain, bisa membuka wawasan dan perspektif baru.

Masa Depan Musik: Apakah Ini Gelombang Baru?

Sulit untuk memprediksi masa depan musik. Akan tetapi, jelas bahwa musik terus berkembang dan berubah. Kolaborasi antara berbagai genre semakin sering terjadi. Batasan-batasan semakin kabur.

Perpindahan Igor Cavalera dari metal ke elektronik bisa menjadi pertanda dari tren ini. Mungkin, kita akan melihat lebih banyak musisi yang mencoba genre baru, menggabungkan berbagai elemen musik, dan menciptakan sesuatu yang unik.

Jadi, Apa yang Harus Dilakukan?

Dengarkan. Buka pikiranmu. Jangan takut untuk mencoba hal-hal baru. Jika kamu adalah penggemar metal, cobalah untuk mendengarkan musik elektroniknya. Jika kamu adalah penggemar musik elektronik, cobalah untuk mendengarkan karya-karyanya di proyek metal sebelumnya. Mungkin kamu akan menemukan sesuatu yang baru, sesuatu yang mengejutkan, atau bahkan sesuatu yang sangat kamu sukai.

Akhirnya, kita harus menghargai keberanian musisi untuk keluar dari zona nyaman mereka. Karena, di situlah letak keindahan sejati musik.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

DEDON Luncurkan Koleksi Terbaru: Gaya Hidup "Barefoot Living" Terinspirasi Alam untuk Pasar Indonesia

Next Post

HGBT Kunci Daya Saing Kawasan Industri di Indonesia