Bisnis Musik: BTS Datang, Saham Bertebaran?
Minggu lalu, dunia bisnis musik—khususnya K-Pop—seperti roller coaster yang bikin jantung berdebar. Di tengah pasar yang lagi nggak jelas arahnya, berita kembalinya BTS di tahun 2025 berhasil menjadi booster bagi saham HYBE, yang langsung naik 4.9%. Tapi, jangan senang dulu, karena cerita ini jauh lebih kompleks dari sekadar kemenangan BTS.
Saham K-Pop Meroket, Tapi Kenapa?
HYBE, sebagai agensi di balik BTS, memang lagi jadi pusat perhatian. Beberapa member BTS harus menjalankan wajib militer, jadi wajar kalau ada penurunan pendapatan operasional sebesar 38% di tahun 2024. Tapi, pengumuman comeback BTS di 2025 seakan jadi magic word yang bikin investor optimis. Selain itu, investasi HYBE di platform media sosial Weverse juga diharapkan bisa mendongkrak keuntungan.
Pendapatan HYBE secara keseluruhan naik 4% menjadi $1.58 miliar. Walaupun pendapatan dari musik rekaman turun 11.3%, pendapatan dari konser justru melonjak 25.6% karena jumlah pertunjukan meningkat. Label-label HYBE di Korea Selatan juga berhasil meningkatkan pendapatan streaming internasional sebesar 15%, meskipun streaming di Korea sendiri turun. Ya, begitulah dunia K-Pop, selalu ada saja kejutan dan perubahan.
Pasar Musik Global: Antara Huru-Hara dan Harapan
Kalau kamu perhatiin, indeks Billboard Global Music (BGMI) minggu lalu lagi nggak oke, turun 2.3%. Mayoritas saham yang ada di indeks ini malah pada rontok. Jadi, kenaikan saham K-Pop ini ibarat oase di tengah gurun. Di sisi lain, pasar secara umum juga lagi nggak stabil karena isu inflasi dan resesi. Duh, pusing nggak sih mikirinnya?
Urusan ekonomi Amerika juga lagi nggak bagus-bagus amat. GDP Amerika diperkirakan bakal turun 1.5% di kuartal pertama. Nasdaq yang isinya saham-saham teknologi juga ikutan ambles, terutama karena performa Nvidia yang kurang memuaskan.
Konser Masih Jadi Primadona
Saham Live Nation, promotor konser yang udah kesohor, juga turun, tapi anjloknya cuma 4.1%. Meskipun begitu, saham mereka masih naik 10.6% year-to-date, dan 47.5% dalam 52 minggu terakhir. Ini nunjukkin kalau konser masih jadi primadona banget buat para penggemar musik.
Digital Music dan Radio: Nggak Semuanya Berkilau
Universal Music Group (UMG) dan Warner Music Group (WMG) juga mengalami penurunan saham. Tencent Music Entertainment (TME), platform streaming musik terbesar di China, juga turut merosot tajam setelah ada perubahan di jajaran direksi. Mungkin lagi pada mikir strategi baru, nih.
iHeartMedia, perusahaan radio raksasa, juga nggak lepas dari nasib buruk ini, sahamnya anjlok 16.1% setelah rilis pendapatan kuartal keempat. Sementara itu, Cumulus Media mengalami penurunan paling parah, sampai 19.1%. Sepertinya, dunia radio memang lagi berjuang keras buat bersaing di era digital.
Siapa yang Untung?
Dari semua cerita ini, ada beberapa catatan penting. Pertama, comeback BTS punya dampak yang luar biasa besar di pasar saham. Kedua, konser tetap jadi sumber pendapatan penting bagi industri musik. Ketiga, streaming musik dan radio lagi menghadapi tantangan berat. Well, dunia bisnis, ya begitu, keras dan penuh kejutan.
Akhirnya, semua ini ngasih gambaran kalau industri musik itu dinamis banget. Ada pasang surut, ada pemain baru, dan ada tren yang terus berubah. Jadi, buat kamu yang tertarik sama dunia musik, jangan pernah berhenti buat keep up sama perkembangan terbaru.