Hari Kesaktian Pancasila: Masih Relevan atau Sekadar Seremoni?

Pancasila itu sakti, tapi kalau nggak dijalankan, apa artinya? Hari Kesaktian Pancasila harus lebih dari sekadar seremoni; ini ajakan untuk menerapkan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari.

Setiap tanggal 1 Oktober, kita pasti memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Tapi pernah nggak kamu berpikir, “Kenapa harus ada Hari Kesaktian Pancasila?” Atau, “Apa pentingnya memperingati hari ini, selain sekadar ikut upacara?” Yuk, kita bahas dengan santai tapi tetap mendalam, biar kamu nggak asal ikut-ikutan seremoni tanpa tahu maknanya.

Hari Kesaktian Pancasila ini sebenarnya adalah pengingat dari sebuah tragedi kelam: Gerakan 30 September 1965 (G30S). Pada saat itu, ada upaya menggantikan Pancasila dengan ideologi lain yang sama sekali nggak sesuai dengan nilai-nilai dasar bangsa kita. Enam jenderal dan satu perwira tewas dalam kejadian ini, dan sejak itu, peringatan ini diadakan untuk menghormati perjuangan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara.

Pancasila: Fondasi yang Mulai Rapuh?

Kalau Pancasila itu pondasi rumah, tanpa pondasi yang kokoh, bangunan ini bakal roboh. Tapi sekarang, pondasi Pancasila ini mulai terasa retak, ya? Esensi dari Hari Kesaktian Pancasila adalah untuk mengingatkan kita bahwa Pancasila pernah diterjang badai, namun tetap berdiri tegak. Tapi apa cuma cukup “berdiri”? Apa benar nilai-nilainya masih dipertahankan di tengah berbagai konflik bangsa ini?

Kesaktian di sini bukan berarti mistis atau sakral seperti yang sering dibayangkan. Kesaktian Pancasila lebih kepada ketahanannya sebagai ideologi yang nggak bisa digoyahkan oleh kekuatan apapun. Tapi, apakah benar Pancasila ini masih sakti? Nyatanya, kita sering lihat berbagai perpecahan, ujaran kebencian, sampai korupsi yang bikin kita bertanya, di mana peran Pancasila dalam kehidupan kita?

Peringatan atau Sekadar Seremoni?

Sering kali, peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini cuma jadi ajang seremoni tanpa esensi. Kritiknya: kita terlalu sibuk upacara, tapi lupa menjalankan nilai-nilainya. Percuma hafal sila-sila Pancasila kalau di jalanan masih ada konflik ideologi, ketidakadilan, dan korupsi. Jadi, momen ini seharusnya jadi refleksi diri. Apakah kita sudah benar-benar menjalankan Pancasila? Atau cuma sekadar hafal, tapi nggak paham?

Untuk Apa Pancasila, Kalau Nggak Diterapkan?

Kalau direnungi, Pancasila ini lebih dari sekadar kata-kata. Setiap sila adalah cerminan cara hidup kita. Dari Ketuhanan Yang Maha Esa sampai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, ini semua adalah pegangan hidup bagi masyarakat Indonesia. Tapi, buat apa punya dasar negara kalau cuma dijadikan simbol?

Peringatan ini seharusnya jadi ajakan buat kita untuk benar-benar mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Momen ini adalah saat yang tepat untuk melihat ke dalam diri sendiri dan mengevaluasi, apakah kita sudah mempraktekkan Pancasila dalam tindakan nyata? Atau, kita masih terlalu asyik dengan seremoni tanpa makna?

Generasi Muda, Jangan Sampai Lupa!

Generasi muda sekarang mungkin merasa Hari Kesaktian Pancasila kurang relevan. Jarak waktu dengan kejadian sejarah aslinya memang sudah cukup jauh. Tapi justru, tugas kita adalah menjaga warisan ini. Jangan sampai generasi sekarang terombang-ambing oleh ideologi lain yang memecah belah.

Peringatan ini nggak harus melulu upacara. Bisa juga lewat diskusi, media sosial, atau karya kreatif yang menggambarkan semangat persatuan dan nilai-nilai Pancasila. Tugas kita adalah membuat Pancasila tetap relevan dan diterima oleh semua kalangan, terutama generasi muda.

Kesaktian Pancasila: Benteng yang Harus Dijaga

Kesaktian Pancasila yang kita peringati bukan soal kekuatan magis. Ini adalah tentang kekuatan moral dan ideologis yang perlu kita jaga dan rawat terus-menerus. Jangan sampai Pancasila hanya jadi slogan tanpa makna. Esensinya adalah memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan persatuan di tengah era modern yang penuh tantangan.

Jadi, kesimpulannya, Hari Kesaktian Pancasila bukan hanya tentang mengenang sejarah. Ini momen penting buat kita semua untuk mengingat bahwa Pancasila adalah benteng kokoh yang harus terus kita jaga. Di tengah arus perubahan zaman, nilai-nilai Pancasila harus tetap hidup dan menjadi pedoman dalam kehidupan kita sehari-hari.

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *