Dark Mode Light Mode

Harada Ungkap Reaksi Negatif Tekken 4: Mundur Setahun dari Namco

Wah, kabar terbaru dari dunia gaming nih, khususnya bagi para penggemar Tekken! Produser legendaris seri ini, Katsuhiro Harada, baru saja membagikan cerita menarik seputar pengalaman pahitnya pasca perilisan Tekken 4 di tahun 2001 silam. Siap-siap, ya, karena kisah ini cukup bikin ngilu, tapi juga penuh pembelajaran.

Tekken 4: Antara Pujian dan Hujatan yang Mengguncang

Bagi yang belum tahu, Tekken 4 dirilis di arcade pada Agustus 2001, kemudian menyusul ke PlayStation 2 (PS2) setahun setelahnya. Meskipun review tidak sepenuhnya negatif, reaksi yang muncul cukup campur aduk. Ada yang bilang hebat, ada pula yang mengkritik. Salah satunya, IGN memberi nilai 9/10, sementara Edge Magazine hanya memberi skor 6. Mungkin saat itu, game ini dianggap terlalu "berbeda" dari pendahulunya.

Sebuah post dari penggemar di X (sebelumnya Twitter) baru-baru ini memuji Tekken 4, menyebutnya paling "otentik dan dewasa" serta memuji adanya interactive stages. Tentu saja, ini membuat Harada-san menoleh. Namun, reaksi Harada tidak seperti yang diharapkan. Ternyata, di balik popularitas saat ini, ada sebuah cerita yang belum banyak diketahui.

Harada mengakui bahwa pujian yang datang sekarang sangat menyenangkan. Tapi, momen perilisannya dulu, ia justru "dibombardir" kritik. Bahkan, ia mengaku tidak memiliki satupun sekutu. Mungkin, hal ini sudah menjadi rahasia umum di dalam perusahaan. Tapi tetap saja, efeknya luar biasa, sampai membuat beliau mengalami stres berat.

Saking stresnya, Harada bahkan mengalami kondisi medis yang cukup unik. Rambut di sisi kanan tubuhnya rontok semua! Tidak hanya di kepala, bahkan rambut di lengan, alis, dan bulu mata juga ikut berguguran. Bayangkan betapa stressnya! Untungnya, kini ia sudah melewati masa-masa sulit tersebut.

Kini, para kritikus seolah lupa dengan keluhan mereka. Yang tersisa hanyalah mereka yang memuji Tekken 4. Menurut Harada, terlepas dari penilaian baik atau buruk, game ini menjadi pengingat dan pelajaran berharga bagi dirinya. Well, setiap game memang punya cerita di baliknya, bukan?

Data penjualan Tekken 4 sendiri sebenarnya cukup baik. Tapi, Harada menyebut bahwa game ini mendapatkan skor Metacritic dan user review terburuk di antara semua seri Tekken yang memiliki nomor. Jadi, bisa dibayangkan betapa beratnya tekanan yang ia rasakan saat itu.

H2: Satu Tahun "Meninggalkan" Namco: Rahasia di Balik Tekken 4

Ternyata, ada masa di mana Harada "meninggalkan" Namco selama setahun sebelum pengembangan Tekken 5 dimulai. Penyebabnya sangat sederhana: stres dan guncangan akibat respons terhadap Tekken 4. Untungnya, ia kembali bangkit, dan kita semua bisa merasakan kualitas Tekken hingga saat ini.

Kita bayangkan, betapa besar tekanan yang ia rasakan saat itu. Seorang kreator yang karya-nya mendapat banyak kritikan, padahal sudah berusaha memberikan yang terbaik. Hal ini juga menjadi pembelajaran bagi kita semua, untuk selalu berusaha menghargai karya orang lain.

H2: Katsuhiro Harada: Dari Tekken 4 ke Anna Williams, Membela Kreativitas

Baru-baru ini, Harada juga menjadi sorotan karena "menyerang balik" seorang penggemar Tekken yang mengkritik penampilan karakter Anna Williams di Tekken 8. Ia mengkritik fans yang tidak pernah puas, menuntut ini itu, padahal sudah direalisasikan.

Harada menekankan bahwa metode dan isi kritik yang disampaikan penggemar itu sangat tidak konstruktif, tidak berguna, dan tidak menghargai pemain lain yang menantikan kembalinya Anna. Well, memang susah ya, kalau sudah berurusan dengan selera masing-masing penggemar.

H2: Hadirnya Anna Williams di Tekken 8: Sebuah Pelajaran Berharga

Sebagai tambahan informasi, Season 2 Tekken 8 akan dimulai pada 3 April, dengan Anna Williams sebagai karakter DLC pertama. Pemain dengan Early Access dapat bermain mulai 31 Maret. Pastinya, ini adalah kabar gembira bagi para penggemar Anna Williams.

Episode ini juga menjadi pelajaran bahwa di dunia gaming, tak semua hal bisa langsung diterima dengan baik. Terkadang, butuh waktu untuk sebuah karya diapresiasi. Bahkan, seorang kreator sekaliber Harada pun pernah merasakan pahitnya kritikan.

Kisah Harada ini juga menunjukkan betapa pentingnya dukungan dan apresiasi bagi para kreator game. Dukungan dari penggemar dapat menjadi sumber motivasi dan semangat untuk terus berkarya. Tanpa dukungan, seorang kreator bisa burnout, seperti yang dialami Harada dulu.

Mungkin, kita sebagai pemain juga harus lebih bijak dalam memberikan kritik. Kritik yang membangun, tentu saja, lebih baik daripada hanya sekadar menghujat. Mari kita dukung para kreator game dengan cara yang positif.

H2: Kesimpulan Akhir: Belajar dari Pengalaman Harada

Jadi, apa yang bisa kita petik dari cerita Harada? Bahwa kesuksesan itu tidak datang dengan mudah. Bahkan seorang produser sekelas Katsuhiro Harada pun pernah mengalami masa-masa sulit. Setiap karya memiliki cerita di baliknya, termasuk Tekken 4 yang kini mulai diapresiasi dengan baik. Mari kita hargai setiap usaha, dan dukung para kreator game dengan cara yang bijak.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Indonesia: 10,000 Micro-Businesses Empowered Through Language Training

Next Post

Commonwealth Fusion Systems Didukung Bill Gates Capai Tonggak Penting Pembangunan Reaktor di Indonesia