Kalau ada yang bilang pindah gedung sekolah itu seru, tunggu sampai kamu denger cerita anak-anak SMPN 16 Semarang. Ya, gedung baru mereka yang berlokasi di tanjakan Silayur, Ngaliyan, memang lebih luas, punya fasilitas modern, dan lapangan besar. Tapi seperti kata pepatah, ada harga, ada rupa. Fasilitas canggih ternyata harus diimbangi dengan kerja keras siswa dan pihak sekolah untuk menyulap gedung ini jadi rumah kedua yang nyaman.
Awal Pemindahan: Belajar, Bersih-bersih, dan Panasnya Siang Hari
Pindah ke gedung baru ternyata bukan cuma soal duduk manis di kelas. Anak-anak kelas 9 yang jadi “penghuni pertama” gedung ini juga harus ikutan bersih-bersih. Mulai dari jam 7 pagi sampai setengah 10, mereka kerja bakti sebelum lanjut proyek membuat teknologi dan makanan.
“Seneng sih pindah ke gedung baru,” kata Nadia Ulfah, salah satu siswa kelas 9G. Tapi, rasa senang itu berhadapan dengan kenyataan bahwa suasana di sana masih panas banget. “Pepohonan belum rindang, jadi belum adem. Maunya sih sekolah lebih hijau,” tambahnya, sambil berharap masa depan lebih chill.
Akses Sulit dan Keamanan Minim
Bukan cuma soal panas, lokasi gedung baru ini juga bikin siswa harus siap-siap adu nyali setiap kali mau menyeberang jalan. Jalur di depan sekolah memang dikenal padat kendaraan dengan kecepatan tinggi. Nadia dan teman-temannya berharap ada jembatan penyeberangan orang (JPO) biar mereka nggak perlu deg-degan setiap kali pulang sekolah.
Bintang Liga Mulya, siswa kelas 9F, juga punya uneg-uneg. “Tanjakan dan turunan menuju sekolah ini cukup berbahaya,” katanya. Solusinya? Dia berharap ada petugas lalu lintas yang bantu mengatur, biar jalanan lebih aman untuk siswa yang bolak-balik sekolah.
Lapangan Besar, Tapi Keramik Nggak Ramah Olahraga
Bicara soal gedung baru, nggak afdal kalau nggak nyebut lapangan sekolah yang katanya jadi highlight. “Lapangannya luas dan cocok buat acara besar,” kata Bintang. Tapi jangan bayangkan mereka bisa main bola atau basket dengan nyaman. Keramik di tengah lapangan bikin olahraga terasa nggak nyaman, apalagi kalau olahraga yang melibatkan banyak lari-larian.
Strategi Pemindahan Bertahap
Purnami Subadiyah, Kepala SMPN 16 Semarang, menjelaskan bahwa pemindahan ini dilakukan secara bertahap. Alasan utamanya adalah memastikan siswa merasa nyaman dan pihak sekolah bisa memperbaiki kekurangan fasilitas sebelum semua kelas pindah. “Kami utamakan kelas 9 dulu, karena mereka lebih dewasa dan mandiri,” katanya.
Fasilitas-fasilitas seperti laboratorium IPA, TIK, dan ruang OSIS memang sudah tersedia. Tapi beberapa perlengkapan dari gedung lama masih dalam proses pemindahan. “Kami pastikan fasilitas lengkap tanpa ganggu kenyamanan siswa,” tegasnya.
PR Sekolah dan Harapan Siswa
Tentu saja, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pihak sekolah. Dari penghijauan hingga perbaikan lapangan, semua jadi perhatian serius. Apalagi soal keamanan lalu lintas, sekolah sudah bekerja sama dengan Dishub dan kepolisian. “Traffic cone dan pita kejut sudah ada, petugas kepolisian juga bantu atur lalu lintas,” tambah Purnami.
Siswa seperti Nadia dan Bintang berharap semua masalah ini bisa segera diatasi. Mereka ingin gedung baru ini bukan cuma luas dan modern, tapi juga jadi tempat belajar yang nyaman dan aman.
Masa Depan di Tangan Anak-Anak Semarang
Dengan pemindahan bertahap yang direncanakan rampung akhir Januari 2025, gedung baru SMPN 16 Semarang memang punya potensi besar. Tapi seperti kata siswa, potensi itu baru terasa maksimal kalau pihak sekolah, pemerintah, dan masyarakat sekitar ikut mendukung.
Bagaimanapun, sekolah bukan cuma soal tembok atau fasilitas. Lingkungan aman dan nyaman adalah kunci utama mendukung semangat belajar. Kalau semua pihak bisa saling bahu-membahu, bukan nggak mungkin gedung baru ini bakal jadi tempat lahirnya generasi terbaik Kota Semarang.