Nino Paid: Raja Rap yang Merangkul Realita Pahit (dan Kita Semua Harus Mendengarkannya)
Apa kamu pikir Nino Paid itu bukan rapper terbaik saat ini? Ya, kamu berhak punya pendapat yang salah. Album terbarunya, Love Me As I Am, yang rilis awal Februari kemarin, menempatkan rapper asal DMV ini sebagai "master ambivalen dari pain rap". Sebuah perspektif yang menyegarkan di tengah genre yang seringkali terjebak dalam materialisme dan ego yang membosankan. Pendekatan puitisnya yang sederhana, justru menyembunyikan bobot emosional yang luar biasa dalam liriknya. Setiap kali saya mendengar dia nge-rap, "what if I’m already trying my hardest? Fuck that, what if I’m already done for," rasanya seperti kena telak di ulu hati.
Nino sepertinya nggak mau berpuas diri. Dia terus merekam materi baru bulan ini. Produser asal Maryland, Sparkheem, yang punya track record keren, bahkan nge-tweet cuplikan lagu downtempo berjudul "CAME A LONG WAY". Di lagu itu, Nino meratapi kurangnya dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Di sisi lain, dia juga muncul di EP baru rapper Atlanta, Rich Nanni, dengan microverse tentang wanita cantik berpenampilan mewah yang menyembunyikan senjata api untuknya. Nino juga baru saja merilis video untuk lagu “Tomorrow Will Be Better,” sebuah lagu yang terdengar sangat optimis, jauh dari biasanya. Dan, saya masih terus memutar cuplikan lagu "the old me" yang Nino tweet, di mana dia menghela nafas, "old head told me this shit’ll get better, I wish I could ask him why would he lie?"
Yang paling ngena dari rilisan barunya, menurut saya, adalah "Overcame" oleh Lil Tony. Di lagu ini, wizardpem, produser asal Michigan, mengubah sampel Tenniscoats menjadi latar belakang yang sangat pas untuk cerita kehidupan sehari-hari. Nino bertanya, "When I die, will I go straight to hell or where my father at?" Tapi, Lil Tony nggak mau membiarkan tamunya mencuri perhatian. Dia membagi uang DistroKid dengan ayahnya dan putrinya, mengenang masa lalu saat merampok orang demi sepatu, dan menceritakan ekspresi terkejut pilot pesawat pribadi sebelum mengingat bagaimana tidak ada seorang pun yang mengangkat panggilan penjara keluarganya. Sampel yang menyentuh bisa memberikan kedalaman emosi bahkan pada emosi yang paling hambar sekalipun, tetapi di sini, rap tulus Lil Tony dan Nino Paid terasa bahkan lebih menggugah dari pada instrumental yang indah. Mungkin saja karena kita semua, di lubuk hati paling dalam, punya cerita yang sama.
Bukan Cuma Soal Musik, Tapi Pengalaman Hidup
Gue rasa, yang bikin Nino Paid begitu membekas adalah kemampuannya untuk jujur. Dia nggak ragu menceritakan sisi kelam hidupnya, kegagalan, dan keraguan. Sesuatu yang jarang kita temukan di dunia musik yang seringkali dipenuhi citra palsu. Dia nggak berusaha menjadi pahlawan super atau playboy kaya raya. Nino adalah kita. Dia merasakan sakit, kebingungan, dan harapan yang sama. Dia adalah cerminan dari realita yang seringkali kita sembunyikan di balik senyuman palsu.
Mengapa Kita Butuh "Pain Rap"
Pain rap mungkin terdengar suram, tapi sebenarnya punya peran penting. Di tengah dunia yang semakin gila, genre ini memberikan ruang untuk mengekspresikan emosi yang seringkali kita pendam. Ini adalah terapi gratis, pengingat bahwa kita tidak sendirian. Nino Paid mengingatkan kita bahwa nggak apa-apa untuk merasa down, nggak apa-apa untuk berjuang, dan nggak apa-apa untuk nggak baik-baik saja setiap saat. Jujur guys, hidup memang seringkali berat.
Mengapa Semua Orang Harus Dengerin Nino Paid
Nino Paid bukan cuma musisi. Dia adalah storyteller. Dia adalah voice of a generation. Dia adalah pengingat bahwa bahkan di tengah kegelapan, selalu ada secercah harapan. Dia berhasil meramu pain menjadi sesuatu yang indah dan relatable. Dia adalah bukti bahwa kejujuran, pada akhirnya, selalu memenangkan hati. Jadi, kalau kamu belum dengerin karyanya, buruan deh. Jangan sampai ketinggalan. Nikmati setiap liriknya, rasakan setiap emosinya, dan biarkan dia menemani kamu dalam perjalanan rollercoaster kehidupan ini.
Mungkin saja, setelah kamu dengerin karyanya, kamu akan menemukan kekuatan untuk menghadapi hari esok. Mungkin saja, kamu akan merasa lebih berani untuk menjadi diri sendiri. Mungkin saja, kamu akan menyadari bahwa kamu tidak sendirian.