Dark Mode Light Mode

Duta Besar Spanyol Apresiasi Pengaruh Goenawan Mohamad bagi Jurnalisme Indonesia

Goenawan Mohamad, sosok yang namanya mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita, baru saja mendapatkan penghargaan bergengsi dari Kerajaan Spanyol. Sebuah pengakuan atas dedikasi dan kontribusinya yang luar biasa, yang membuat kita semua, terutama generasi milenial dan Gen Z, layak untuk sedikit "terkejut" dan penasaran. Mungkin banyak yang bertanya, "Siapa sih Goenawan Mohamad ini?" Nah, mari kita bedah lebih lanjut.

Pria kelahiran Batang, Jawa Tengah, pada 1941 ini, bukanlah tokoh sembarangan. Ia adalah seorang jurnalis, sastrawan, dan pemikir yang telah memberikan warna tersendiri bagi perkembangan Indonesia. Goenawan Mohamad dikenal sebagai pendiri majalah Tempo, sebuah media yang konsisten menyuarakan kebenaran dan keadilan. Kiprahnya di dunia jurnalistik, terutama di era Orde Baru, sangatlah berani dan membekas.

Penganugerahan ini, yaitu Official Cross of the Order of Isabel la Católica, diberikan langsung oleh Duta Besar Spanyol untuk Indonesia, Francisco de Ass Aguilera Aranda. Penghargaan ini diberikan oleh Raja Felipe VI sebagai bentuk apresiasi atas jasa-jasa Goenawan dalam memajukan jurnalisme independen, memperjuangkan hak asasi manusia, dan mempererat hubungan antara Indonesia dan Spanyol.

Aranda menyebut Goenawan Mohamad sebagai sosok yang tak kenal lelah dalam membela kebenaran. Ia juga menganggap bahwa tulisan-tulisan Goenawan adalah "mercusuar pemikiran kritis" yang selalu memberikan komentar tajam tentang isu-isu sosial dan politik. Kira-kira sama seperti influencer yang benar-benar memberikan dampak nyata, bukan hanya sekadar endorse produk.

Penghargaan ini juga sebagai pengakuan atas kontribusi Goenawan di bidang sastra, khususnya melalui kolom mingguannya, Catatan Pinggir, yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari Tempo. Kolom ini menjadi wadah bagi Goenawan untuk menyampaikan gagasan-gagasan cerdasnya tentang berbagai isu, mulai dari budaya, politik, hingga filsafat. Bahkan, ia disandingkan dengan tokoh filosof dan sastrawan terkenal Spanyol, José Ortega y Gasset.

Goenawan memang bukan hanya seorang jurnalis atau sastrawan biasa. Ia adalah seorang pemikir yang pengaruhnya meluas jauh melampaui karya tulisnya. Karyanya, seperti Seks, Sastra, dan Kita (1980) dan Kesusastraan dan Kekuasaan (1993), mendorong para penulis untuk merefleksikan peran mereka dalam membentuk masyarakat. Sebuah pengingat bahwa menulis bukanlah sekadar hobi, melainkan sebuah kekuatan.

Goenawan Mohamad: Sang "Don Quixote" dari Indonesia?

Duta Besar Aranda bahkan menyamakan Goenawan dengan tokoh Don Quixote, karakter ikonik dari novel klasik karya Miguel de Cervantes. Bukan tanpa alasan, sebab Goenawan memiliki semangat memperjuangkan idealisme, keadilan, dan selalu mengkritisi ketidakadilan, meskipun harus menghadapi tantangan besar. Sounds familiar, right?

Bahkan, Goenawan juga mengadaptasi kisah Don Quixote ke dalam pertunjukan wayang golek berjudul "Den Kisot". Sebuah persembahan seni yang unik dan sarat makna, sebagai bentuk penghormatan terhadap karya sastra klasik dan upaya memperluas pemahaman akan nilai-nilai universal. Inilah bentuk kreativitas Goenawan yang patut diacungi jempol.

Pengaruhnya Terhadap Jurnalisme dan Pemikiran di Indonesia

Goenawan Mohamad memiliki peran penting dalam membentuk wajah jurnalisme di Indonesia. Sebagai pendiri Tempo, ia memberikan contoh tentang bagaimana menjalankan media yang independen, kritis, dan berpihak pada kebenaran. Tempo menjadi sebuah benchmark bagi media lain dalam hal kualitas dan keberanian.

Ia mendorong lahirnya generasi jurnalis yang berani menyuarakan kebenaran, bahkan di tengah tekanan politik. Pemikiran-pemikirannya membuka dialog kritis tentang berbagai isu, termasuk budaya, politik, dan agama sehingga mendorong masyarakat untuk berpikir lebih kritis dan mendalam tentang berbagai hal.

Tempo juga konsisten mengkritik pemerintahan, tanpa takut terhadap pembredelan. Ini menunjukkan betapa pentingnya kebebasan pers dalam mengawal demokrasi. Goenawan Mohamad memberikan kontribusi yang sangat besar pada peradaban bangsa ini.

Peran Sastra dan Budaya dalam Membentuk Masyarakat

Goenawan menekankan bahwa sastra dan budaya memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk masyarakat. Karya-karyanya, baik berupa puisi, esai, maupun pertunjukan seni, selalu mengajak pembaca dan penonton untuk merenungkan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan identitas bangsa. Sastra punya kekuatan untuk mengajak pembacanya berpikir ulang.

Ia meyakini bahwa budaya dan seni adalah sarana yang ampuh untuk menyampaikan pesan-pesan moral dan sosial. Melalui karyanya, ia berusaha untuk menginspirasi perubahan dan mendorong masyarakat untuk berpikir kritis serta berpartisipasi dalam membangun bangsa.

Pentingnya Keterbukaan dan Pertukaran Ide

Goenawan juga menekankan pentingnya keterbukaan dan pertukaran ide dalam kemajuan bangsa. Ia mengapresiasi keberadaan pusat-pusat kebudayaan asing di Indonesia sebagai forum untuk bertukar pikiran. Sebuah pandangan yang relevan bagi masa kini, di mana batas-batas negara semakin kabur dan pertukaran informasi berjalan begitu cepat.

Ia mengingatkan bahwa Indonesia harus membuka diri terhadap dunia luar, karena keterbukaan adalah kunci untuk kemajuan. Jika pintu tertutup, maka akan terjadi stagnasi. Ini adalah pesan yang sangat penting untuk kita renungkan, terutama di era globalisasi ini.

Sebuah Penghargaan yang Pantas Diterima

Penganugerahan Official Cross of the Order of Isabel la Católica ini merupakan pengakuan yang sangat pantas diberikan kepada Goenawan Mohamad. Penghargaan ini bukan hanya untuk Goenawan pribadi, tetapi juga untuk seluruh masyarakat Indonesia. Sebuah pengakuan bahwa keberanian untuk bersuara, memperjuangkan kebenaran, dan mendorong pemikiran kritis adalah hal yang harus dihargai.

Penghargaan ini adalah bukti bahwa jurnalisme independen, sastra yang kritis, dan pemikiran yang terbuka sangat penting untuk pertumbuhan dan kemajuan masyarakat. Sekarang, giliran kita untuk melanjutkan semangat yang telah beliau wariskan.

Semoga semangat ini bisa kita tularkan juga di kalangan Gen Z dan Milenial, yang punya kekuatan besar untuk mengubah dunia. Kesimpulannya, mari kita belajar dari Goenawan Mohamad, bahwa idealisme itu penting, keberanian itu perlu, dan kritis itu perlu.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Mantan Karyawan Eminem Didakwa Atas Kebocoran Musik Sang Rapper, Implikasinya Serius

Next Post

Kenaikan Ronin: Pengalaman 8K/Maksimal dengan DLSS 4 MFG X4 dalam Bahasa Indonesia